MendapatkanĀ Lailatul QadarĀ merupakan keinginan besar setiap muslim pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Hal ini membuat mereka bertanya-tanya pada tanggal berapa malam yang lebih mulia daripada 1000 bulan itu turun.
Banyak pertanyaan melingkupi malam Lailatul Qadar karena tidak ada tahu yang dengan pasti kapan turunnya setiap tahun.
Bila melihat fenomena Ramadhan di negara-negara muslim, ada beberapa negara yang mendahului negara lain dalam permulaan Ramadhan menurut perhitungan hisab masing-masing.
Maka tidaklah aneh bila muncul pertanyaan. Mungkinkah Lailatul Qadar turun di satu negara dan turun di negara lain dalam hari yang berbeda? Bisakah ia turun pada malam yang sama bila terjadi perbedaan penetapan awal mula Ramadhan seperti yang terjadi di Indonesia pada tahun ini?
Ulama Mesir Syekh Ali Jum’ah menjelaskan bahwa pada dasarnya malam Lailatul Qadar tidak diketahui oleh siapapun. Bila kita mengasumsikan bahwa ia turun pada malam 25 yang ternyata di Maroko masih malam 24, maka itulah malam Lailatul Qadar terlepas dari terjadinya perbedaan umat Islam terkait tanggal antara 24 atau 25 Ramadhan.
“Yang pasti, aku tidak mengetahuinya dan siapapun juga tidak dapat memastikan,” ujar Syekh Ali Jum’ah di salah satu program televisinya seperti dikutipĀ Masrawy.
Mufti Mesir periode 2003-2013 itu menegaskan bahwa malam Lailatul Qadar tidak paten jatuh pada malam yang sama setiap tahun. Karena itu Nabi memerintahkan agar kaum muslimin mencarinya pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Lebih tepat lagi, beliau menyuruh agar menggapainya pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir.
“Kita tidak mengetahui tepat pada tanggal berapakah ia berada.” tegas beliau.
Malam Lailatul Qadar dirahasiakan oleh Allah sebagaimana Dia menyembunyikan waktu mustajab hari Jumat. Begitu juga dengan dirahasiakannya nama teragung-Nya, Al-Ismul A’zham yang dengannya setiap doa akan terkabulkan.
“Ia disembunyikan. Jika turun di tempatku pada hari ini dan turun di tempat lain pada hari lain, maka demikianlah hakikatnya. Aku dan siapapun tidak ada yang tahu pasti,” tandas beliau.
Syekh Ali Jumah berpesan, “Jika kaum muslimin menunaikan (menghidupkan) sepuluh hari terakhir Ramadhan seluruhnya, niscaya bakal menjumpainya. Karena itu, setiap muslim mesti semampu mungkin menaati perintah Allah.”
Apakah Lailatul Qadar bisa berbeda antara satu orang dengan orang lain?
Syekh Ali Jum’ah menegaskan bahwa Lailatul Qadar bukan seperti karet. Dalam arti dijumpai seseorang pada hari tertentu lalu di jumpai orang lain pada hari yang lain. Beliau mengatakan bahwa ia turun pada satu malam yang sama setiap tahun di seluruh dunia.Ā
Sebagai kesimpulan malam Lailatul Qadar dirahasikan dari semua orang. Ia malam yang hidup dalam arti tidak jatuh pada malam yang sama sehingga berdasarkan catatan ulama turun pada malam yang berbeda antara satu tahun dengan tahun yang lain.
Terkait bagaimana kita mengetahuinya, Syekh Ali Jum’ah menjelaskan bahwa hal itu dapat diketahui dari orang-orang terdahulu yang telah menjumpainya.
“Para ulama telah merekam bahwa Lailatul Qadar jatuh pada malam yang berbeda-beda. Ada 40 pendapat ulama tentang penentuan waktu malam mulia itu. Hal itu justru membuat kita pada akhirnya tidak mengetahu kepastiannya.” ujar Syekh Ali Jum’ah.