Telaah

Bibit Liberalisme: Dominasi Budaya Barat Lewat Sosial Media

1 Mins read

Menilik sedikit kilas balik suasana beberapa dekade lalu di Indonesia, dimana masyarakat masih gemar membaca koran untuk mencari informasi aktual atau saling surat menyurat untuk berkomunikasi dan menjalin kasih sesama individu. Waktu yang sangat asing dengan kata “sosial media” dan “internet”. Bahkan di beberapa daerah, informasi hanya didapat dari pembicaraan sederhana mulut ke mulut.

Tentu sangat berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan sekarang. Kemajuan teknologi menawarkan segala sesuatu diraih dengan cepat dan peaktis. Tidak perlu menunggu koran terbit hari ini untuk mengetahui peristiwa yang terjadi kemarin. Seakan sistem kehidupan sosial berbalik 180 derajat, segala sesuatu terlihat bergerak cepat, maju dan efisien.

Kendati demikian, perkembangan ini membawa peradaban masyarakat Indonesia semakin maju dan melek dunia luar. Bukan lagi sebagai manusia primitif yang dipandang sebelah mata. Banyak keuntungan yang diambil dari merebaknya sosial media di tengah masyarakat. Di antaranya adalah dapat berinteraksi dengan banyak orang, memperluas pergaulan, mudah mengekspresikan diri,  jarak dan waktu bukan lagi masalah, biaya lebih murah dan  penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat.

Mirisnya, di era 4.0 ini suasana yang dahulu dipenuhi dengan budaya “ke-timur-an” dan moral yang tinggi telah lenyap karena tergeser dengan kecanggihan teknologi yang masuk ke Indonesia. Masyarakat Indonesia terlalu hanyut dengan euforia teknologi khususnya sosial media yang menjanjikan  segala sesuatu serba instan, mudah dan praktis.  H. Daulay (2012) mengungkapkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga memiliki konsekuensi logis terciptanya kondisi yang mencerminkan kemerosotan akhlak (dekadensi moral).

Lebih jauh lagi, adanya sosial media telah mempengaruhi kehidupan sosial dalam masyarakat. Perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium). Pengaruh yang dibawa budaya barat lewat sosial media menyerang unsur fatal sosial; fashion, language, behavior and paradigm.

1196 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
Telaah

Jika Soeharto Tidak Pernah Jadi Presiden, RI Jadi Negara Apa?

2 Mins read
Benarkah ada upaya menghilangkan jejak korupsi dari Presiden RI Soeharto imbas MPR resmi mencabut dari TAP MPR Nomor 11 Tahun 1998 kemarin?…
Telaah

Hukum Mencium Tangan Menurut Empat Madzhab

2 Mins read
Mencium tangan merupakan tradisi yang sudah biasa orang Indonesia lakukan sebagai bentuk hormat. Sebenarnya di beberapa bagian negara lain bentuk penghormatan tidak…
Telaah

Siapa Sosok Guru Ranggawarsita?

3 Mins read
Mendengar nama Ranggawarsita, kilas ingatan pasti membayang gelar agung yang disandang “Sang Pujangga besar Kraton Surakarta”. Begitu pula dengan nama Masjid Tegalsari,…
Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *