Religius

Bukhari Muslim, Tafsir dan Hal-hal yang Tak Selesai

3 Mins read

Cendekiawan Muda Muhammadiyah, Muhamad Bukhari Muslim menyoroti fenomena perdebatan umat Islam yang kerap terjebak dalam dikotomi benar dan salah dalam memahami tafsir agama. โ€œPemahaman agama harus selalu up to date agar tetap sesuai dengan tantangan dan kebutuhan zaman,โ€ ujar Bukhari dalam peluncuran bukunya Tafsir dan Hal-hal yang Tak Selesai yang diadakan oleh DPD IMM DKI Jakarta, Minggu (2/3).

Bukhari menegaskan bahwa memahami agama tidak boleh hanya terpaku pada satu tafsir sebagai kebenaran absolut. โ€œPadahal, tafsir lahir dari interaksi manusia dengan teks suci dan realitas zamannya,โ€ tambahnya. Peluncuran buku Tafsir dan Hal-hal yang Tak Selesai ini menjadi upaya Bukhari untuk mengajak umat Islam lebih terbuka dalam memahami subtansi ajaran agama.

Buku tersebut membahas berbagai perspektif tafsir dan bagaimana pemaknaannya terus berkembang agar tetap relevan dengan perkembangan sosial dan budaya. โ€œBuku ini saya tulis sebagai ajakan bagi umat Islam untuk lebih terbuka dalam memahami ajaran agama. Tafsir itu tidak berhenti di satu masa, tetapi harus terus berkembang dan agar tetap sesuai dengan zaman dan kebutuhan umat,โ€ tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Staf Khusus Menteri Agama RI, Faried F. Saenong menilai bahwa perbedaan tafsir adalah hal yang wajar. Namun, masih banyak umat Islam yang belum terbiasa dengan perbedaan ini dan cenderung menolaknya karena dianggap mengganggu kemapanan yang sudah ada.

โ€œPerbedaan dalam menafsirkan teks suci itu hal yang lumrah. Sayangnya, banyak yang masih menganggapnya sebagai ancaman, padahal justru itu yang memperkaya pemahaman kita,โ€ katanya. Menurutnya, banyak karya yang akhirnya tidak pernah dipublikasikan karena para penulisnya terlalu terpaku pada standar dan idealisme yang tinggi.

โ€œBanyak karya yang akhirnya tidak selesai karena standar dan idealismenya terlalu tinggi. Akhirnya, tidak jadi dipublikasikan,โ€ ujarnya. Faried juga menilai bahwa karya Bukhari merupakan jawaban dari banyak persoalan terkait teks dan penafsiran dalamย Islam.

โ€œKarya Bukhari ini menjadi jawaban atas banyak persoalan tafsir yang selama ini masih menjadi perdebatan,โ€ tandasnya.

Bukhari dan Muslim adalah dua kitab hadis yang paling otoritatif dalam Islam Sunni. Keduanya disusun oleh Imam al-Bukhari (810โ€“870 M) dan Imam Muslim (815โ€“875 M), yang dikenal dengan metodologi ketat dalam menyeleksi hadis. Kedua kitab ini sering menjadi rujukan utama dalam hukum Islam, akidah, dan tafsir al-Qur’an.

Namun, dalam konteks tafsir, hadis-hadis dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim tidak selalu memberikan penjelasan final terhadap makna ayat-ayat al-Qur’an. Ada beberapa hal yang masih terbuka untuk diperdebatkan dan dikaji lebih lanjut. Inilah yang bisa disebut sebagai “hal-hal yang tak selesai” dalam relasi antara hadis dan tafsir.

Beberapa Hal yang Tak Selesai dalam Tafsir Hadis

  1. Hadis sebagai Penjelas Al-Qur’an, tetapi Tidak Selalu Konkret
    Hadis memiliki fungsi sebagai bayan (penjelas) bagi ayat-ayat al-Qur’an, tetapi dalam banyak kasus, hadis tidak memberikan satu tafsiran mutlak. Misalnya, ayat-ayat tentang sifat-sifat Allah memiliki penjelasan dalam hadis, tetapi tetap memunculkan perbedaan tafsir di kalangan ulama, terutama antara teologi Asy’ariyah, Maturidiyah, dan Salafi.

  2. Perbedaan Riwayat dalam Tafsir
    Ada beberapa kasus di mana hadis yang berkaitan dengan tafsir suatu ayat berbeda-beda dalam riwayatnya. Perbedaan ini dapat menyebabkan interpretasi yang beragam di kalangan ulama. Sebagai contoh, dalam tafsir ayat tentang Dajjal dan tanda-tanda kiamat, hadis-hadis di Bukhari dan Muslim memiliki variasi narasi yang memungkinkan adanya perbedaan interpretasi.

  3. Konflik Antara Konteks Hadis dan Konteks Historis Tafsir
    Beberapa hadis yang terdapat dalam Bukhari dan Muslim mengandung unsur konteks historis yang mungkin sudah berubah atau tidak lagi relevan dalam situasi tertentu. Misalnya, hadis tentang pemerintahan Islam dan khilafah sering dikaitkan dengan ayat-ayat tertentu, tetapi dalam praktiknya, tafsir ulama tentang sistem pemerintahan terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

  4. Tafsir Ahkam (Hukum) yang Berbeda-beda
    Hadis dalam Bukhari dan Muslim sering digunakan untuk menetapkan hukum Islam, tetapi dalam banyak kasus, ulama berbeda pendapat dalam memahami hukum tersebut. Contohnya, hadis tentang riba dalam tafsir ayat riba (QS. Al-Baqarah: 275-279) menghasilkan perbedaan pendapat di kalangan ulama fikih terkait apakah bunga bank termasuk riba atau tidak.

  5. Isu Takwil dan Pemaknaan Simbolik
    Beberapa hadis dalam Bukhari dan Muslim berkaitan dengan ayat-ayat mutasyabihat (ayat yang maknanya tidak eksplisit). Ulama berbeda pendapat apakah hadis-hadis ini harus ditafsirkan secara literal atau ditakwilkan dengan pendekatan simbolik. Isu ini tampak jelas dalam tafsir tentang kursi Allah, tangan Allah, atau hadis tentang perjalanan Isra’ Mi’raj.

Hadis dalam Bukhari dan Muslim memang memiliki otoritas tinggi dalam Islam Sunni, tetapi dalam konteks tafsir, hadis-hadis tersebut sering kali masih menyisakan ruang interpretasi yang luas. Oleh karena itu, tafsir al-Qur’an tidak bisa hanya bergantung pada hadis saja, melainkan juga harus mempertimbangkan aspek historis, linguistik, dan kontekstual.

Maka, “hal-hal yang tak selesai” dalam hubungan antara Bukhari Muslim dan tafsir adalah persoalan tafsir yang terus berkembang, mengikuti dinamika pemahaman Islam di berbagai zaman dan tempat.

1672 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
Religius

Khotbah Idulfitri: Inikah Ramadan Terakhir Kita?

5 Mins read
ุงูŽู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ุงูŽู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ุงูŽู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ูˆูŽู„ู„ู‡ู ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ุงูŽู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ูƒูŽุจููŠู’ุฑู‹ุงย ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ูƒูŽุซููŠู’ุฑู‹ุง Ramadan berlalu dan kita masih duduk termangu. Apa saja…
Religius

Habib: Polemik yang Tak Kunjung Usai

2 Mins read
Akhir-akhir ini, media sosial sedang dihebohkan dengan adanya polemik Habib yang tak kian selesai. Fenomena seperti polemik nasab, habib Zaidan yang tertawa…
Religius

Memaknai Kembali Tujuan Berpuasa Kita

4 Mins read
Ritual puasa yang dijalankan oleh umat islam saat ini memiliki kontinuitas sejarah yang ada jauh pada abad sebelumnya, ritual puasa sama tuanya…
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.