“Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. At-Taubah : 105)
Sekadar bertanya, apa sih yang kita cari dari hidup ini? Limpahan materi, popularitas atau status sosial yang tinggi di masyarakat? Atau semuanya? Jika jawabannya: Ya, maka pertanyaan selanjutnya adalah: Apakah kesemua itu menjamin hadirnya kebahagiaan dan keberkahan hidup? Jawaban atas pertanyaan ini adalah: Belum tentu.
Hemat penulis, yang kita cari dalam hidup ini adalah kebahagiaan dan keberkahan hidup. Dan kebahagiaan serta keberkahan hidup hanya akan kita dapatkan dengan cara melakukan aktivitas yang diridlai Allah Swt.
Apalah artinya harta berlimpah, popularitas menjulang, status sosial tinggi, tetapi kesemuanya diperoleh dengan cara-cara yang dilarang Allah. Meski kita merasakan kesenangan, tetapi bersifat sementara dan semu. Kesenangan seperti ini hanya akan berujung penderitaan dan kesengsaraan.
Kebahagiaan hakiki dan keberkahan sejati hanya akan didapatkan oleh orang-orang yang melakukan aktivitas positif, yang dalam bahasa agama disebut amal saleh dengan mengindahkan aturan-aturan Allah.
Hidup kita, ketika sudah didasari dengan pondasi iman yang kokoh, dibekali dengan ilmu pengetahuan yang memadai, akan menjadi berkah ketika diwujudkan dengan amal saleh berupa tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Kekayaan yang hanya dinikmati oleh diri sendiri dan keluarga saja, misalnya, tidak akan menghadirkan kebahagiaan apalagi keberkahan. Kekayaan yang akan menghadirkan kebahagiaan dan keberkahan hidup adalah, ketika orang lain di sekitar kita ikut merasakan kebahagiaan dari limpahan materi yang kita miliki.
Popularitas serta status sosial yang akan melahirkan kebahagiaan dan keberkahan hidup adalah, ketika kita mampu membantu orang lain dengan popularitas serta status sosil yang kita miliki.
Intinya, segala yang melingkupi kehidupan kita, baik berupa kelimpahan materi, popularitas maupun status sosial, hanya akan bermakna dan bernilai jika orang-orang di sekeliling kita ikut merasakan manfaatnya. Semakin besar manfaat yang diperoleh orang lain dari apa yang kita miliki, semakin bermakna hidup kita. Semakin banyak umat manusia yang menjadi lebih baik kehidupannya karena kehadiran kita dengan segala fasilitas yang kita miliki, semakin bahagia dan berkah kehidupan kita. Singkatnya, dengan amal nyata hidup kita menjadi berkah.
Didi Junaedi
Pengajar di Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon