Religius

Genosida Warga Palestina dan Matinya Perdamaian di Timur Tengah

2 Mins read

Perang Israel-Palestina masih bertaji. Hingga sampai hari ini lebih dari 2.300 jiwa melayang di pihak Palestina. Bahkan kabarnya, jumlah tersebut tidak seberapa ketimbang perang yang terjadi pada tahun 2024 dan peperangan sebelumnya.

Kondisi Gaza sangat mengenaskan. Gedung, infrastruktur, seperti sekolah dan fasilitas medis di Palestina sangat mencemaskan. Bahkan bahan-bahan seperti bahan bakar dan obat-obatan tidak lagi tersedia karena Palestina dalam posisi blokade total oleh Israel. Relawan rumah sakit menjalani jalan buntu dalam menangani korban perang.

Bersatu Bersama Palestina

Negara-negara tetangga Palestina juga tidak bisa membantu banyak. Mereka hanya bisa melihat dari balik kasur dan meja makan yang enak. Sambil mengutuk peperangan yang terjadi, negara-negara ini merasa takut atas nama kestabilan negara.

Berbeda dengan negara ini, Amerika Serikat (AS) selaku sekutu Israel yang paling loyal kepadanya mengerahkan kapal induk dengan jet-jet tempur berkekuatan penuh ke perairan Mediterania Timur. Ini karena, AS tidak ingin kecolongan, sebab takut ada peperangan Israel-Palestina dimanfaatkan negara lain untuk memicu perang yang lebih besar.

Namun itu hanyalah alibi bagi AS. Sebab dengan adanya penjagaan ketat dari militer AS di perairan perbatasan Israel dan Palestina hanya akan membuat Israel bakal kian gencar untuk menyerang habis Gaza. Ini sebenarnya adalah dari tujuan AS.

Seharusnya AS harus menjadi negara garda terdepan yang memediasi kedua negara tersebut. Bukan pilih kasih. Prioritas utama hari ini adalah mencari solusi dari peperangan ini. Bagimana semua negara membantu mewujudkan situasi damai di wilayah konflik Israel-Palestina.

BACA JUGA  Momentum Maulid, Momentum Kampanye, dan Tantangan Persatuan

Tidak Bertaring

Sayangnya, AS termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang seharusnya proaktif dalam peperangan konflik Israel-Palestina malah tidak terdengar taringnya. Sehingga banyak korban yang berjatuhan dan peperangan tidak selesai-selesai bahkan tidak mendapatkan solusi yang terang.

Oleh karena itu, Indonesia harus menegur negara-negara lain dengan cara proaktif dalam meredam konflik ini. Indonesia sepantasnya terus mendesak penyelesaian konflik Palestina-Israel dalam forum-forum dunia. Indonesia harus meminta kesediaan negara-negara lain untuk mendamaikan dan meminta Palestina sebagai negara yang berdiri sendiri.

Hingga hari ini sepertinya tidak banyak negara-negara lain yang bersedia memperjuangkan perdamaian yang berkeadilan antara Palestina dan Israel. Bahkan negara-negara tetangga Palestina tidak ditemukan protes keras terhadap Isarel.

Bentuk Genosida

Padahal, Palestina hari ini berada dalam kondisi kritis. Palestina berada dalam kondisi yang hancur lebur. Palestina berada dalam kondisi yang tidak nentu. Ditambah lagi dengan gempuran Israel yang terus menerus melancarkan gempuran yang merenggut banyak korban.

Saya malah mengira bahwa serangan kali adalah bentuk genosida. Warga Palestina dipaksa untuk keluar dari negaranya sendiri. Oleh karena itu, kita harus menghentikannya dengan cara meminta negara Indonesia dan negara-negara lain untuk menegakkan kedaulatan Palestina.

1493 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
Religius

Kebakaran di Los Angeles: Hukuman, Peringatan, Atau Ujian Kemanusiaan?

2 Mins read
Kebakaran besar yang melanda Los Angeles, California, Amerika Serikat, menciptakan keprihatinan mendalam. Fenomena firenado (tornado api) yang muncul di tengah kebakaran ini memperlihatkan…
Religius

Ustaz Nuruddin: Ikut Mazhab atau Al-Qur’an dan Sunnah?

2 Mins read
Kalangan Wahabi-Salafi sering mempertentangkan antara Al-Quran dan Sunnah dengan Mazhab atau pendapat para ulama. Dalam pandangan mereka, berislam yang sebenarnya tidak perlu…
Religius

Tak Ada Islamofobia di Indonesia, Waspada Propaganda Kaum Transnasional!

4 Mins read
Mentan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD pernah mengatakan, tidak ada islamofobia atau perasaan ketakutan ataupun kebencian terhadap…
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *