Haji Agus Salim (1884–1954) adalah salah satu tokoh bangsa yang patut dikenang atas dedikasi dan perjuangannya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Beliau dikenal sebagai seorang intelektual, diplomat, wartawan, dan ulama yang memiliki kontribusi besar dalam membangun fondasi negara Indonesia. Dengan kecerdasan luar biasa, kepiawaian berbahasa, dan komitmen terhadap nilai-nilai keislaman, Agus Salim menjadi figur yang dihormati, baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.
Lahir di Kota Gadang, Sumatra Barat, pada 8 Oktober 1884, Haji Agus Salim berasal dari keluarga yang terpelajar. Ayahnya, Sutan Mohammad Salim, adalah seorang jaksa. Pendidikan Agus Salim dimulai di Europeesche Lagere School (ELS) dan kemudian Hogere Burger School (HBS) di Batavia. Kecerdasannya membuatnya dikenal sebagai siswa yang berprestasi. Bahkan, Agus Salim menguasai banyak bahasa asing, seperti Inggris, Belanda, Arab, Jerman, Prancis, dan Jepang. Hal ini menjadi salah satu kelebihan yang ia gunakan dalam perjuangannya kelak.
Haji Agus Salim memulai kariernya sebagai pegawai di Konsulat Belanda di Jeddah. Di sini, ia mendalami Islam secara mendalam dan membangun kesadaran akan pentingnya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sekembalinya ke tanah air, Agus Salim bergabung dengan Sarekat Islam, organisasi besar yang menjadi wadah perjuangan rakyat Indonesia. Bersama tokoh-tokoh lain seperti HOS Tjokroaminoto, ia aktif memperjuangkan hak-hak rakyat dan menyebarkan semangat kebangsaan.
Sebagai seorang wartawan, Agus Salim dikenal tajam dan kritis. Tulisan-tulisannya tidak hanya menginspirasi pembacanya, tetapi juga menantang kebijakan kolonial yang menindas. Pandangannya yang mendalam tentang politik, agama, dan kemerdekaan tercermin dalam karya-karyanya yang berpengaruh.
Setelah Indonesia merdeka, Haji Agus Salim memainkan peran penting sebagai diplomat. Ia menjadi wakil Indonesia dalam berbagai forum internasional, termasuk PBB, untuk memperjuangkan pengakuan kedaulatan Indonesia. Kemampuan Agus Salim dalam berdiplomasi tidak diragukan lagi. Dengan keterampilan bahasa dan pengetahuannya yang luas, ia mampu membangun hubungan internasional yang memperkuat posisi Indonesia di mata dunia.
Haji Agus Salim dikenal sebagai pribadi sederhana dan humoris. Walaupun kehidupannya sering kali diliputi kesulitan ekonomi, ia tetap berdedikasi pada perjuangan bangsa. Prinsip hidupnya yang teguh dan kecintaannya pada tanah air membuatnya dihormati oleh kawan maupun lawan.
Warisan Haji Agus Salim tidak hanya terletak pada perjuangannya untuk kemerdekaan, tetapi juga pada pemikirannya tentang persatuan bangsa, toleransi, dan keadilan sosial. Ia adalah contoh nyata bagaimana seorang pemimpin dapat menginspirasi generasi selanjutnya dengan integritas dan kerja keras.
Bayu Adrian Nafia
Mahasiswa UNTAG Surabaya