NKRI

IKN, Ibu Kota yang Steril dari Radikal-Terorisme

2 Mins read

Ibu Kota Nusantara atau disingkat IKN disebut-sebut sebagai wajah dari Indonesia-sentris. Alasan mendasarnya adalah 1) risiko bencana minimal, seperti banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran, gunung berapi dan tanah longsor, 2) berada di tengah-tengah Indonesia, berdekatan dengan wilayah perkotaan yang berkembang yaitu Balikpapan dan Samarinda, memiliki infrastruktur yang relatif lengkap, dan tersedia lahan 180 ribu hektare.

Saya lihat alasan-alasan tersebut baik dan masuk akal untuk dibangunnya IKN di Kalimantan Timur. Namun, ada alasan yang paling penting selain alasan-alasan yang dikemukakan tersebut, yaitu steril dari radikalisme yang membahayakan negeri ini. Jakarta sebagai ibu kota pertama di Indonesia terlanjur dicemari oleh tangan-tangan kelompok radikal, seperti HTI, simpatisan ISIS, dan beberapa kelompok radikal yang lain.

Karena itu, susah untuk me-reset ke pengaturan awal atau mengembalikan Indonesia bersih dari radikalisme, kendati pemerintah sudah berusaha semaksimal mungkin. Buktinya, apakah radikalisme tidak muncul kembali setelah lembaga deradikalisasi dibentuk, seperti BNPT, Densus 88, dan BIN? Saya lihat masih banyak kelompok radikal yang berkeliaran ke sana-sini.

Maka, sterilisasi radikalisme benar-benar akan berhasil jika dilakukan atau dimulai dari IKN. Alasannya sederhana, di IKN sendiri sekarang belum banyak dihuni oleh bangsa Indonesia. Sangat mudah untuk memfilter siapa pun dari bangsa ini yang mau tinggal di sana. Pemerintah bisa memfilter dengan ketat sehingga semua yang tinggal di IKN adalah anti-radikalisme dan pro-NKRI.

Sterilisasi radikalisme penting dimulai dari IKN. Selain lengkap implementasinya lebih mudah, IKN akan menjadi contoh terhadap seluruh kota yang ada di Indonesia jika IKN berhasil memfilter dan mengatasi radikalisme. Lebih dari itu, pengentasan radikalisme atau deradikalisasi adalah program utama di negeri ini. Ini sangatĀ relatedĀ dan menjawab dari program tersebut.

Buktinya, selama pemerintahan Jokowi, kelompok radikal habis diberantas. Meski, ideologi radikal masih tetap eksis. Tapi, keberanian Jokowi dalam memberantas radikalisme adalah lengkap yang cukup baik.

Karena, tidak mudah melawan kelompok radikal yang menguasai negeri ini. SBY saja belum berani melawan radikalisme ketika menjabat sebagai presiden. Banyak kelompok radikal yang masih dipelihara agar tidak mengganggu kebijakan SBY. Meski, kehadiran kelompok radikal mengganggu ideologi negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang artinya ā€œBerbeda-beda tetapi satu jugaā€.

Jokowi prestasinya di situ, melawan radikalisme. Ini prestasi yang saya apresiasi. Sebab, tanpa dilawan, radikalisme akan tetap eksis dan berkembang di negara pluralis ini. Akan banyak bangsa yang berselisih, terjadi perpecahan, dan pengeboman di mana-mana. Jelas dampak semacam ini akan merusak eksistensi negara yang dibangun dengan darah dan perjuangan. Lihat saja bagaimana pahlawan melawan sampai tidak berdaya dan bertekuk lutut. Indonesia kemudian dinyatakan merdeka di hadapan negara-negara lain.

Kemerdekaan yang telah dirayakan tahun ini di IKN secara tidak langsung mengingatkan kepada bangsa Indonesia semua bahwa kemerdekaan negara ini adalah titipan. Jika kita tidak mampu menjaga, maka janganlah merusaknya. Jika mampu berbuat untuk kemerdekaan ini, maka lakukan yang terbaik buat kemerdekaan ini. Apa itu? Lawan siapa pun yang punya niat buruk terhadap negeri ini.

Saya dapat menggarisbawahi bahwa radikalisme termasuk paham yang membahayakan negeri. Radikalisme tak ubahnya penjajah baru yang jika dibiarkan akan memberangus negeri ini. Artinya, kemerdekaan yang dirayakan saban tahun di bulan Agustus hanyalah kemerdekaan dari penjajahan fisik, tetapi penjajahan ideologi masih berlangsung sampai detik ini. Penjajahan ideologis ini berupa paham radikal yang masih eksis sampai sekarang.

Ini menjadi PR bagi kita sebagai rakyat Indonesia untuk menjaga negara ini dari penjajahan radikalisme. Menjaga negara dengan memberantas radikalisme belum berhasil seratus persen. Maka, memberantas radikalisme dari IKN adalah langkah yang jitu dimulai dari pemerintahan Prabowo-Gibran. Tinggal bangun pertahanan yang baik di IKN dan bangun juga sayap deradikalisasi seperti BNPT, BIN, dan Densus 88 di sana.[]Ā Shallallahu ala Muhammad.

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.

Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman, kadang menjadi pembicara di beberapa seminar nasional
1126 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
NKRI

Islam Radikal di Indonesia (1): Memahami Istilah dan Menghindari Stigmatisasi

1 Mins read
Munculnya gerakan keagamaan yang bersifat radikal merupakan fenomena penting yang turut mewarnai citra Islam kontemporer Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan Islam…
NKRI

Di Balik Pembatasan Usia Calon Kepala Daerah

3 Mins read
Rangkaian proses pendaftaran calon kepala daerah yang ikut kontestasi pilkada serentak yang akan digelar 27 November 2024 sudah selesai. Masing-masing calon sekarang…
NKRI

Transisi Pemerintahan: Kemana Arah Demokrasi Indonesia?

3 Mins read
Dalam waktu dekat, Indonesia akan menyaksikan momen bersejarah: peralihan kekuasaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Transisi ini…
Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.