Editorial

IKN, Pilar Kebangsaan, dan Cita-cita Menuju Indonesia Maju

4 Mins read

Proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) bukan sekadar langkah geografis untuk memindahkan pusat pemerintahan Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur. IKN adalah manifestasi konkret dari upaya memperkuat wawasan kebangsaan dan penerapan nilai-nilai empat pilar bangsa: NKRI, UUD 1945, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika. Langkah besar ini mengandung banyak makna, terutama dalam mengokohkan keindonesiaan yang inklusif, berdaulat, dan berkelanjutan.

Pemindahan ibu kota ke IKN menunjukkan upaya nyata untuk merealisasikan cita-cita NKRI yang utuh dan merata. Ketika Jakarta menjadi pusat segalanya, kesenjangan pembangunan antara Pulau Jawa dan wilayah lainnya semakin terasa. IKN dirancang untuk menegaskan bahwa Indonesia bukan hanya Jakarta atau Pulau Jawa, tetapi sebuah negara yang luas dengan potensi di setiap jengkal tanahnya. Dengan memindahkan pusat pemerintahan, Indonesia memperkuat konsep NKRI yang menyatukan seluruh wilayah dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Rote.

UUD 1945 mengamanatkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. IKN adalah salah satu cara konkret untuk mewujudkan hal ini. Pemindahan ibu kota bukan sekadar proyek fisik, tetapi sebuah agenda untuk mendistribusikan keadilan dan pemerataan pembangunan. Melalui IKN, pemerintah ingin memastikan bahwa pembangunan tidak lagi terpusat, tetapi tersebar merata di seluruh pelosok tanah air, menciptakan kesempatan yang sama bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian, implementasi dari semangat UUD 1945 dapat dirasakan oleh semua warga negara tanpa kecuali.

Sebagai landasan ideologi bangsa, Pancasila hadir dalam setiap kebijakan pembangunan di IKN. Nilai-nilai Pancasila diimplementasikan melalui konsep pembangunan yang menghormati pluralisme dan keberagaman budaya, agama, dan suku bangsa di Indonesia. IKN akan menjadi “kota bersama,” yang mengedepankan dialog, gotong royong, dan kebersamaan di antara seluruh masyarakat yang tinggal di sana. Semua ini menunjukkan bahwa Pancasila bukan hanya semboyan, tetapi prinsip hidup yang aktif dan dinamis dalam mengatur kehidupan sosial masyarakat.

IKN juga dirancang untuk merefleksikan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam setiap aspek kehidupan warganya. Sebagai kota yang akan menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi, IKN diharapkan menjadi tempat di mana keberagaman suku, agama, dan budaya hidup berdampingan dengan harmonis. Keberagaman ini tidak hanya diterima, tetapi juga dirayakan sebagai kekuatan yang memperkaya kehidupan sosial dan ekonomi di kota ini. IKN adalah cerminan dari Indonesia yang sesungguhnya—beragam namun tetap satu.

Melalui pembangunan IKN, Indonesia ingin menunjukkan kepada dunia bahwa ia mampu menghadirkan ibu kota yang modern, berkelanjutan, dan inklusif, sejalan dengan visi negara-negara maju. Dengan konsep kota cerdas dan hijau, serta pemerintahan yang bersih dan baik, IKN adalah perwujudan nyata dari impian Indonesia untuk sejajar dengan negara-negara maju di dunia. IKN bukan sekadar ibu kota baru, tetapi simbol transformasi nasional menuju Indonesia yang lebih berdaya saing, adil, dan makmur.

Sebagai refleksi terhadap wawasan kebangsaan dan empat pilar negara, IKN menawarkan visi baru untuk Indonesia masa depan—Indonesia yang adil, merata, dan berdaya saing global. Inilah saatnya bagi seluruh komponen bangsa, terutama generasi muda, untuk bersama-sama merangkul semangat perubahan ini. Gotong-royong dalam pembangunan IKN bukan sekadar retorika, melainkan panggilan untuk mewujudkan Indonesia yang sejajar dengan negara-negara maju.

Mari kita jadikan IKN sebagai simbol kebangkitan nasional menuju Indonesia Emas 2045. Menuju tahun 2045, seratus tahun sejak Indonesia merdeka, bangsa ini menghadapi tantangan dan peluang yang menuntut keteguhan dalam memegang pilar-pilar kebangsaan. Empat pilar kebangsaan—NKRI, UUD 1945, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika—menjadi fondasi utama yang harus terus diperteguh dalam menghadapi era globalisasi, digitalisasi, dan perubahan sosial yang semakin kompleks. Keberhasilan Indonesia untuk menjadi negara maju pada 2045 tidak hanya bergantung pada kemampuan ekonomi dan teknologi, tetapi juga pada kekuatan ideologi dan karakter kebangsaannya.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan wujud dari komitmen bangsa untuk menjaga kedaulatan dan kesatuan wilayah dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Rote. Di tengah tantangan global dan geopolitik yang semakin dinamis, komitmen untuk mempertahankan NKRI harus menjadi prioritas utama. Upaya memperkuat kesatuan wilayah ini harus diwujudkan dalam kebijakan pembangunan yang merata, yang mengatasi kesenjangan antar daerah dan memastikan bahwa semua warga negara, di manapun mereka berada, merasakan manfaat pembangunan.

Pemindahan ibu kota negara ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur merupakan langkah strategis untuk memperkuat NKRI. Langkah ini bukan sekadar memindahkan pusat pemerintahan, tetapi juga mempertegas bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang harus dibangun secara menyeluruh dan merata. IKN menjadi simbol penting dari tekad bangsa untuk memastikan bahwa setiap bagian dari NKRI memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan peluang pembangunan.

UUD 1945 adalah konstitusi yang menjadi landasan hukum tertinggi negara. Untuk mencapai visi Indonesia Maju 2045, supremasi hukum dan keadilan sosial yang diamanatkan oleh UUD 1945 harus diwujudkan secara nyata. Ini berarti memperkuat institusi-institusi hukum, memastikan penegakan hukum yang adil dan transparan, serta memerangi korupsi dan ketidakadilan yang masih menggerogoti fondasi negara.

Supremasi hukum harus dijalankan dengan tidak pandang bulu, dan keadilan sosial harus diwujudkan melalui distribusi kesejahteraan yang merata di seluruh lapisan masyarakat. Setiap kebijakan publik, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga pelayanan kesehatan dan pendidikan, harus dirancang untuk mengurangi kesenjangan dan menciptakan kesempatan yang setara bagi semua warga negara. Keadilan sosial harus menjadi napas dari setiap tindakan pemerintah menuju 2045.

Pancasila adalah ideologi yang menjadi identitas dan nilai kebangsaan Indonesia. Di tengah arus globalisasi dan persaingan internasional, Pancasila harus menjadi tameng sekaligus pedoman yang menjaga bangsa dari disintegrasi dan pengaruh ideologi transnasional yang bertentangan dengan nilai-nilai keindonesiaan. Generasi muda, yang akan menjadi pemimpin masa depan, harus dididik untuk memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Revitalisasi pendidikan Pancasila di sekolah dan kampus adalah langkah penting untuk mengokohkan fondasi ideologis generasi muda. Pancasila bukan hanya menjadi materi hafalan, tetapi harus menjadi falsafah hidup yang mendorong semangat gotong-royong, toleransi, dan cinta tanah air. Nilai-nilai Pancasila juga harus diimplementasikan dalam kebijakan publik yang berkeadilan, berwawasan lingkungan, dan berpihak pada kepentingan nasional.

Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” mengingatkan kita bahwa meskipun berbeda-beda, bangsa Indonesia tetap satu. Keberagaman suku, agama, bahasa, dan budaya adalah kekayaan yang harus dirawat dan dirayakan. Menjelang 2045, keberagaman ini harus menjadi kekuatan untuk membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan harmonis.

Membangun dialog antaragama, antarbudaya, dan antargenerasi adalah langkah penting untuk merawat keberagaman. Program-program pendidikan, kebudayaan, dan sosial yang mempromosikan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan solidaritas kebangsaan harus diperluas. Upaya mengikis intoleransi, radikalisme, dan diskriminasi menjadi agenda bersama bagi seluruh elemen bangsa.

Menjadi negara maju pada tahun 2045 berarti Indonesia harus berdiri tegak dengan landasan yang kokoh. Empat pilar kebangsaan adalah fondasi yang tidak bisa ditawar. Gotong-royong antara pemerintah, masyarakat, dan semua pemangku kepentingan menjadi kunci untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Kita harus bersinergi untuk memastikan bahwa nilai-nilai kebangsaan tetap hidup dalam setiap kebijakan, setiap tindakan, dan setiap langkah kita sebagai bangsa.

Indonesia Maju 2045 bukan hanya impian, tetapi tujuan yang harus dicapai bersama. Dengan meneguhkan pilar-pilar kebangsaan, kita membangun fondasi yang kokoh untuk Indonesia yang adil, makmur, dan bermartabat di mata dunia. Mari kita wujudkan cita-cita tersebut dengan semangat gotong-royong dan komitmen yang kuat terhadap empat pilar kebangsaan.

1274 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
Editorial

Transformasi Pemerintahan: Digitalisasi dan Demokrasi

3 Mins read
Kemajuan partisipasi politik di Indonesia pada saat ini cukup dinamis. Partisipasi politik merupakan kegiatan rakyat yang bertindak untuk mempengaruhi keputusan yang dibuat…
Editorial

Pentingnya MSDM dalam Perencanaan Pembangunan Desa

3 Mins read
Pengertian desa menurut undang-undang adalah: Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa Pasal 1, Desa atau yang sering disebut kampung, adalah kesatuan…
Editorial

Menguji Efektivitas Kabinet ‘Montok’ Prabowo-Gibran, Bagaimana?

4 Mins read
Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan kabinet Merah Putih berjumlah 109 anggota. Terdiri dari menteri, wakil menteri, kepala badan, dan kepala lembaga setingkat…
Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.