NKRI

Ilham Habibie: ICMI Harus Lahirkan Pemimpin Bangsa

1 Mins read

Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dalam beberapa dekade telah turut berkontribusi membangun bangsa Indonesia, pada era Al Marhum Mantan Presiden BJ. Habibie ratusan mahasiswa yang bersekolah baik dalam dan luar negeri diberikan beasiswa, bukan saja yang mempelajari ilmu tekhnologi namun juga yang mempelajari ilmu agama.

Menuju 100 tahun Indonesia, ICMI tentu harus menyesuaiakan dengan tantangan yang selalu berubah sehingga sumbangsih ICMI bagi bangsa dapat terus berjalan sesuai dengan perkembangan yang ada, sehingga ICMI akan menjadi mitra strategis bagi pemerintah.

Namun, seiring berjalannya waktu, ada perubahan peradaban, seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Hal tersebut membuat ICMI terus berbenah diri dalam membangun bangsa yang mengandalkan teknologi dan inovasi. Wakil Ketua Umum ICMI Ilham Habibiemenekankan, peranan ICMI yang kolaboratif dengan perkembangan zaman dapat memberikan masukan strategis dan kritis bagi pemerintah.

“ICMI dalam kurun waktu tiga dekade mesti melahirkan calon pemimpin bangsa dari berbagai tingkatan, dekat dengan masyarakat dan inspiratif dalam memberikan motivasi bagi kaum muda yang saat ini masuk dalam era informasi teknologi digital,” kata Ilham dalam webinar dari Perpustakaan Habibie Ainun.

Oleh karena itu, Ilham mengajak kader ICMI untuk bahu membahu saling mendukung dalam kiprah membangun bangsa dengan menguasai IPTEK dan Inovasi. Dalam webinar itu, Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Prof Kamaruddin Amin juga memberi penekanan pada kebersamaan anak bangsa, toleransi antar umat beragama dan sesitivitas menghadapai perubahan .

“Tentu saja di era medsos yang tak terbatas, mestinya kita tidak termakan berita hoaks yang dapat meretakkan kesatuan hidup berbangsa,” ujar dia.

Sementara itu, dari perspektif keislaman, Prof Nasaruddin Umar memberikan aksentuasi khusus mengenai dialog antarumat beragama di Indonesia sebagai negara yang multietnis, multiagama dan golongan. Menurut dia, keberagaman pemikiran antara golongan harus dikemas dalam seni kehidupan bersama sebagai umat, baik dalam pemikiran maupun tindakan nyata.

Rektor Unika Atmajaya A Prasetyantko mengatakan, organisasi manapun di Indonesia masih di bawah bayang-bayang kekuatan atau kekuasaan negara sehingga tidak mempunyai pilihan lain selain menjadi bermitra dengan negara. “Tentu saja ini dalam arti positif, yaitu memberikan pemikiran yang solutif bukan saja kritis tetapi ada jalan keluarnya. Apalagi di zaman teknologi dan inovasi yang sudah masuk mendalam ke setiap sendi kehidupan bernegara,” ucap dia.

1202 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
NKRI

Buya Hamka, Urgensi Pendidikan dan Spirit Nasionalisme Islam

2 Mins read
Belakangan ini publik sedang ramai menikmati sajian film biografis Haji Abdul Malik Karim Amrullah yang populer disebut Buya Hamka. Beliau adalah sosok…
NKRI

Kontroversi Soeharto

3 Mins read
Di ujung masa jabatannya, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2019-2024 yang dipimpin Bambang Susatyo dari Partai Golkar membuat keputusan kontroversial: menghapus nama…
NKRI

Ceramah Kiai Saifuddin Zuhri Mengenai Gesekan NU dan PKI di Lingkungan Parlementer

2 Mins read
Sudah umum kita ketahui bersama bahwa dua kubu ini selalu bergesekan baik di akar rumput maupun di parlemen. Tragedi Madiun Affair pada…
Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *