Religius

Ini Makna Tasamuh, Sikap yang Perlu Dimiliki Muslim

2 Mins read

Toleransi mempunyai makna yang luas, toleransi bukan mencampuradukkan antara aqidah agama satu dengan lainya, namun toleransi menjadi bangunan dalam pergaulan sehari-hari, termasuk dalam berbangsa dan bernegara. Toleransi juga dalam Islam disebut Tasamuh bahkan tasamuh mempunyai makna yang jauh lebih luas sehingga seorang muslim harus mempunyai sikap tasamuh dalam bermuamalah dengan siapapun tanpa memandang agama.

Dilansir dari laman detik.com Tasamuh sama halnya dengan toleransi. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap muslim harus memiliki sikap tasamuh.

Merangkum buku Kontekstualisasi Nilai-nilai Aswaja dalam Berbagai Sendi Kehidupan karya Dr. H. A. Zaki Mubarak dijelaskan kata tasamuh berasal dari bahasa Arab yang artinya murah hati atau lapang hati. Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tasamuh artinya kelapangan dada, keluasan pikiran dan toleransi.

Sementara dalam buku Akidah Akhlak kelas XII yang diterbitkan Kementerian Agama (Kemenag), tasamuh diartikan sebagai sikap akhlak terpuji dalam pergaulan, di mana terdapat rasa saling menghargai antara sesama manusia dalam batas-batas yang digariskan oleh ajaran Islam. Dengan demikian tasamuh memiliki makna bersikap menerima dan damai terhadap keadaan yang dihadapi.

Tasamuh dalam agama bukanlah mencampur adukkan keimanan dan ritual dalam agama, melainkan menghargai eksistensi agama yang dianut orang lain. Tasamuh juga disebut sebagai toleransi.

Dalil Tentang Tasamuh
Terdapat beberapa ayat Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang tasamuh. Berikut diantaranya:

  1. Surat Al Kafirun ayat 1-6
    قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (6) 

    Artinya: “Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”

    2. Surat Al Maidah ayat 8
    يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

    Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

    3. Surat Al Hujurat ayat 10
    إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

    Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.”

    4. Surat Al Kahfi ayat 29
    وَقُلِ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ ۖ فَمَن شَآءَ فَلْيُؤْمِن وَمَن شَآءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ إِنَّآ أَعْتَدْنَا لِلظَّٰلِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا ۚ وَإِن يَسْتَغِيثُوا۟ يُغَاثُوا۟ بِمَآءٍ كَٱلْمُهْلِ يَشْوِى ٱلْوُجُوهَ ۚ بِئْسَ ٱلشَّرَابُ وَسَآءَتْ مُرْتَفَقًا

    Artinya: Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

    5. Hadits Toleransi
    Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata; ditanyakan kepada Rasulullah SAW: “‘Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah? Maka beliau bersabda: ‘Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)’.” (HR Bukhari).

1658 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
Religius

Habib: Polemik yang Tak Kunjung Usai

2 Mins read
Akhir-akhir ini, media sosial sedang dihebohkan dengan adanya polemik Habib yang tak kian selesai. Fenomena seperti polemik nasab, habib Zaidan yang tertawa…
Religius

Memaknai Kembali Tujuan Berpuasa Kita

4 Mins read
Ritual puasa yang dijalankan oleh umat islam saat ini memiliki kontinuitas sejarah yang ada jauh pada abad sebelumnya, ritual puasa sama tuanya…
Religius

Deep Learning dalam Pendidikan Islam: Antara Tradisi dan Inovasi

2 Mins read
Pendidikan Islam selalu menjunjung tinggi ilmu. Namun, apakah cara kita belajar hari ini masih selaras dengan semangat keilmuan yang diwariskan para ulama?…
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.