NKRI

Islam Radikal di Indonesia (1): Memahami Istilah dan Menghindari Stigmatisasi

1 Mins read

Munculnya gerakan keagamaan yang bersifat radikal merupakan fenomena penting yang turut mewarnai citra Islam kontemporer Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan Islam radikal memiliki tempat tersendiri dalam diskursus kehidupan sosial, politik dan keagamaan yang harus dilihat secara proporsional.

Istilah Islam radikal, sebagai sebuah kesatuan dari berbagai fenomena sosial dan keagamaan yang sangat kompleks, barangkali lebih tepat dipergunakan sebagai sebuah titik balik dibandingkan sebuah labelisasi. Alasannya bahwa sebuah definisi yang dibuat harus diakui tidak sepenuhnya mampu mendeskripsikan fenomena yang beragam atas gerakan-gerakan tersebut.

Kendati demikian, posisi mengindefikasi harus diambil mengingat terkadang sebuah definisi yang dibuat seperti istilah Islam radikal, Islam revivalis, atau Islam fundamentalis, seringkali bermasalah dengan stigmatis.

Istilah-istilah seperti itu seringkali bermakna pejoratif yang memberikan gambaran yang buruk dan menyudutkan kelompok-kelompok yang diidentifikasi, terlebih penggambaran yang dilakukan oleh media Barat mengenai fundamentalis Islam.

Diakui atau tidak, sikap seperti ini telah turut memberikan dan menguatkan citra buruk gerakan-gerakan tersebut di mata masyarakat luas.

Namun demikian, untuk memudahkan identifikasi dan perumusan dalam tulisan ini, Islam radikal tetap digunakan. Secara sederhana, dimaknai sebagai sebuah kelompok yang memiliki keyakinan ideologis tinggi dan fanatik yang mereka perjuangkan untuk menggantikan tatanan nilai dan sistem yang tengah berlangsung.

Dalam aktivitasnya, acapkali menggunakan aksi kekerasan terhadap kegiatan kelompok lain yang dinilai bertentangan dengan keyakinan mereka. Secara sosio-kultural dan sosio-religious, kelompok radikal mempunyai ikatan kelompok yang kuat dan menampilkan ciri-ciri penampilan diri dan ritual mereka yang khas. Selain itu, kelompok Islam radikal seringkali bergerak secara bergerilya, walaupun banyak juga yang bergerak secara terang-terangan.

Harus dicatat pula bahwa terkadang sebuah kelompok memiliki perbedaan karakteristik dengan kelompok yang lain walaupun keduanya memiliki tujuan yang sama. Sebagai contohnya, karakteristik ideologis dan derajat puritanitas yang diadopsi FPI tentu berbeda dengan Darul Arqam, tapi keduanya bertemu dalam tujuan yang sama, yakni menegakkan syariat Islam di Indonesia.

Oleh karena itu, perlu dipertegas sejak awal bahwa keragaman dan kompleksitas gerakan-gerakan seperti itu tetap diakui sesuai dengan kenyataan sosialnya masing-masing. Dengan kata lain, suatu kelompok dapat dianggap sebagai Islam radikal jika kelompok itu memiliki semua, atau paling tidak, tiga karakteristik yang tertuang dalam bagian selanjutnya (2).

Muhammad Hasan Izzurrahman

1383 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
NKRI

Lingkaran Setan Judi Online dan Bahayanya untuk Masyarakat NKRI

4 Mins read
Indonesia, adalah sebuah negara yang dikenal dengan keindahan alam dan kebudayaannya yang melimpah. Belakangan ini sedang menghadapi sebuah masalah serius yang dapat…
NKRI

Titimangsa Bahasa Indonesia Dimulai saat Pendudukan Jepang

4 Mins read
Bahasa merupakan identitas suatu bangsa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan bangsa lain, di mana setiap bangsa memiliki bahasa berbeda-beda dengan ciri khas…
NKRI

Martha Christina Tiahahu: Perlawanan Perempuan terhadap Kolonial

3 Mins read
Martha Christina Tiahahu adalah salah satu pahlawan perempuan termuda dalam sejarah perjuangan Indonesia. Lahir pada tahun 1800 di Maluku, ia menjadi simbol…
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.