Mengapa ada seseorang yang kuat sekali main game Mobile Legends hingga berjam-jam bahkan sepuluh jam dalam sehari? Jawabannya simpel, kecanduan.
Mengapa ada seseorang kuat semalaman suntuk menonton film drakor hingga tak ada yang memisahkannya dari menonton kecuali tidur, makan dan shalat? Kecanduan!
Mengapa ada seseorang yang sehari kuat merokok hingga lima bungkus atau lebih? Anda bisa mengatakan bahwa dia kecanduan.
Kecanduan terjadi karena interaksi terus menerus seseorang dengan suatu hal dan ia merasakan kesenangan di dalamnya.
Habib Muhammad Quraish Shihab al-Azhari seringkali ditanya rahasia produktivitas dalam menulis meski sudah sepuh. Jawaban beliau pun bermacam-macam tapi bermuara pada satu titik, kesenangan. “Mengapa orang kuat menonton bola berjam-jam? Karena ia merasakan kesenangan di dalamnya. Demikian pula saya!” demikian ungkap beliau. Di lain kali, beliau menjawab bahwa dirinya menulis seperti orang yang kecanduan rokok,tidak bisa berhenti! Habib MQS mengabarkan kepada kami ketika saya sowan bahwa beliau mulai nulis sejak umur 16 tahun. Beliau memupuk tirakat menulisnya sejak usia muda.
Syaikh Abdul Wahab Sya’rani menyebutkan beberapa kekasih Allah yang sehari kuat membaca shalawat puluhan ribu kali. Kita barangkali bertanya, kok bisa? Ya karena mereka kecanduan dan menemukan kenyamanan dan ketenangan batin dalam bershalawat kepada Nabi Muhammad saw.
Ibnu Malik, pengarang nazam barakah itu termasuk ulama yang kecanduan sekali dengan ilmu, tak heran beliau alim sekali. Sebelum meninggal pun, beliau masih sempat-sempatnya menghafal 8 bayt keilmuan!
Kita memiliki potensi kecanduan terhadap hal-hal yang bermanfaat maupun yang tidak bermanfaat. Ketika kita sering menyaksikan atau berkumpul orang-orang santun, kemungkinan besar kita akan kecanduan bersikap santun. Sebaliknya, ketika kita sering menyaksikan atau berkumpul dengan orang yang sering melaknat, memaki dan berkata kasar, kemungkinan besar kita akan kecanduan melaknat, memaki dan berkata kasar.
Seseorang dibangun dengan lingkungannya dan kebiasaannya. Al-Mutanabbi mengatakan,
من كان في بطن الأفاعي ناشئا ** غلبت عليه طبائع الثعبان
“Siapa yang terbangun dalam lingkungan ular, tabiat-tabiat ular akan mencengkeram dirinya.”
Dulu ada seorang budak yang dibesarkan oleh seorang alim ilmu logika dari persia, Qutbuddin al-Razi, pensyarah kitab Syamsyiah dan al-Mathaali’ karya Taj al-Armawi. Budak tersebut diajari keilmuan-keilmuan Islam hingga menjadi orang yang alim pada zamannya. Beliau adalah Mubaraksyah, guru dari Sayyid Syarif al-Jurjani, keturunan Rasulullah yang alim dalam ilmu Rasio (Ilmu Ma’qul).