Uncategorized

Kedaulatan Rakyat Vs Kedaulatan Partai Politik

2 Mins read

Kemerdekaan Indonesia merupakan impian yang diperjuangkan dengan darah dan air mata oleh para pahlawan dan masyarakat. Perjuangan yang penuh pengorbanan ini menyimpan kisah-kisah tragis yang tak akan terlupakan.

Namun, dengan tekad yang kuat, mereka mampu melewati berbagai rintangan dan meraih kemerdekaan. Kini, peristiwa-peristiwa tersebut menjadi inspirasi bagi banyak kalangan, mulai dari akademisi, aktivis, hingga elit politik, untuk terus menjaga dan mempertahankan kemerdekaan yang telah diperoleh.

Namun, kemerdekaan yang kita nikmati saat ini patut dipertanyakan. Secara eksistensial, kemerdekaan tentu sudah tercapai, dan tugas kita kini adalah mempertahankannya. Akan tetapi, secara esensial, seberapa besar rasa kemerdekaan itu dirasakan oleh rakyat?

Apakah kedaulatan benar-benar ada di tangan rakyat sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, khususnya dalam alinea kedua yang menyatakan bahwa tujuan negara adalah mengantarkan rakyat Indonesia menuju kemerdekaan yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur?

Sedikit merefleksikan pada tulisan Bintang Mahaputra Utama, yakni Buya Ahmad Syafii Maarif, beliau menegaskan bahwa “kemerdekaan tanpa kedaulatan adalah kemerdekaan palsu.” Hal ini menggambarkan bahwa kemerdekaan yang hanya tampak di permukaan tanpa substansi yang kuat adalah sebuah ilusi. Saat ini, tampaknya kedaulatan rakyat telah tergadaikan oleh elit politik yang bernaung di bawah partai-partai politik.

Pada masa lalu, pembentukan partai politik di Indonesia didasarkan pada cita-cita untuk memperjuangkan kemerdekaan dan menjaga keutuhan Negara Republik Indonesia. Namun, kini keberadaan partai politik sering kali dipandang sebagai benalu bagi kedaulatan rakyat. Ketika rakyat dipaksa untuk mengikuti skenario yang telah ditetapkan oleh elit partai, kedaulatan mereka seolah-olah berpindah ke tangan partai, bukan rakyat itu sendiri.

Sebagai contoh, beberapa minggu lalu terdapat seorang bakal calon Gubernur Jakarta yang gagal mencalonkan diri karena tidak didukung oleh partai mana pun, meskipun elektabilitasnya cukup baik. Ini menunjukkan bahwa kedaulatan saat ini lebih berada di tangan partai politik, di mana kepentingan partai sering kali mengalahkan aspirasi rakyat. Jika menggunakan istilah Buya Ahmad Syafii Maarif, ini menggambarkan kemerdekaan yang tumpul dan tak berdaya.

Fenomena lain yang mencolok dapat kita lihat dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) 2024, khususnya dalam pemilihan Calon Wali Kota Surabaya. Dalam situasi ini, hanya terdapat satu calon yang didukung oleh semua partai politik. Rakyat pun dihadapkan pada dua pilihan yang sangat terbatas: memilih calon yang diusung semua partai atau memilih untuk tidak memberikan suara (golput). Kondisi ini sangat mencemaskan, dan tepat jika kita menyebutnya sebagai tindakan yang kejam dan merugikan kedaulatan rakyat.

Kondisi tersebut menimbulkan pertanyaan mendasar: Di mana letak kedaulatan rakyat dalam praktik politik kita saat ini? Jika rakyat hanya diberikan pilihan yang sangat terbatas, di mana letak hak dan suara mereka sebagai pemilik kedaulatan? Ini menunjukkan adanya pergeseran kekuasaan yang signifikan, di mana partai politik telah mengambil alih hak rakyat untuk menentukan masa depan mereka sendiri.

Untuk itu, penting bagi kita semua untuk menyadari dan memahami makna sejati dari kemerdekaan dan kedaulatan. Kemerdekaan bukan sekadar tentang bebas dari penjajahan, tetapi juga tentang memiliki hak untuk menentukan pilihan dan suara dalam proses politik. Kedaulatan rakyat harus dikembalikan kepada rakyat, agar mereka dapat berpartisipasi secara aktif dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka.

Dalam menghadapi tantangan ini, peran masyarakat sipil, akademisi, dan aktivis sangat penting. Mereka perlu terus mendorong perubahan dan mendukung upaya-upaya yang mempromosikan demokrasi sejati, di mana suara rakyat didengar dan dihargai. Hanya dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa kemerdekaan yang kita nikmati saat ini benar-benar bermakna dan memberikan dampak positif bagi seluruh rakyat Indonesia.

Mari kita semua bersama-sama berjuang untuk menegakkan kedaulatan rakyat dan memastikan bahwa kemerdekaan yang diperjuangkan para pahlawan kita tidak sia-sia. Kita harus terus berupaya mewujudkan visi Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur untuk seluruh rakyat, bukan segelintir partai politik.

 

Samadi S. Ag

Penulis merupakan santri sekaligus mahasiswa yang telah merampungkan pendidikan S-1 dan saat ini sedang melanjutkan jenjang study di Pasca Sarjana UINSA Surabaya
1383 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
FeaturedUncategorized

Peran Gen Z Dalam Bisnis di Tengah Polemik Gen Z Rapuh

2 Mins read
Generasi Z atau lebih di kenal dengan sebutan Gen-Z adalah sebutan untuk orang yang lahir pada tahun 1997-2012. Dilansir dari Badan Pusat…
Uncategorized

Ketika Krisis Iklim Mengancam Warisan Kuliner Dunia

2 Mins read
Perubahan iklim tak hanya mengancam lingkungan, tetapi juga warisan kuliner dunia. Di Korea Selatan, kimchi, hidangan nasional yang telah menemani masyarakat selama…
Uncategorized

Paus, Seruan Kosmopolitan, dan Solidaritas Global

3 Mins read
Teduh, itulah ekspresi psikologis yang dirasakan ketika mendengarkan khutbah dari Paus sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik. Sensasi ini mampu bertumbuh menuju kedalaman…
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.