Mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga (UNAIR) Desa Kaotan menggelar kegiatan edukasi bertajuk “Sekolah Damai, Bullying Goodbye” di SDN 2 Kaotan, Banyuwangi, Kamis (23/1/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai bahaya bullying dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman serta nyaman.
Kegiatan ini berlangsung interaktif, dengan diikuti oleh puluhan siswa dari berbagai kelas. Mahasiswa BBK menggunakan media seperti video edukasi, simulasi, serta diskusi kelompok untuk mempermudah siswa memahami konsep bullying dan dampaknya. Selain itu, para siswa juga diajak untuk mengenali bentuk-bentuk bullying, baik verbal maupun fisik, serta cara mencegahnya.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap bisa menanamkan nilai-nilai seperti empati, kerja sama, dan rasa peduli pada siswa, agar mereka dapat menciptakan suasana sekolah yang bebas dari intimidasi,” ungkap Ketua Kelompok BBK 5 UNAIR Desa Kaotan, Afia Putri Nur Malikah, dalam keterangan tertulis yang dikutip dari laman resmi Universitas Airlangga.
Kegiatan ini juga mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif melalui pembuatan poster anti-bullying dan simulasi cara menghentikan bullying. Pendekatan ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman siswa tentang pentingnya menghormati sesama.
Kepala SDN 2 Kaotan, Enny Irianti, S.Pd.SD., M.Pd., menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif mahasiswa UNAIR. “Sosialisasi ini memberikan wawasan penting bagi siswa dan guru tentang bahaya bullying. Perilaku ini tidak hanya merugikan korban, tetapi juga dapat berdampak fatal, seperti memicu frustasi, rendah diri, bahkan hingga tindakan bunuh diri,” ujar Enny.
Beliau menegaskan bahwa pihak sekolah akan terus menghimbau siswa dan guru untuk tidak melakukan bullying, baik dalam interaksi sehari-hari maupun selama proses pembelajaran. Enny berharap kegiatan ini menjadi awal bagi terciptanya lingkungan belajar yang lebih aman dan kondusif.
Mahasiswa BBK 5 UNAIR juga menekankan pentingnya kerja sama antara pihak sekolah, orang tua, dan siswa untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang bebas dari bullying. “Kami berterima kasih atas dukungan dari pihak sekolah. Kami berharap kegiatan ini dapat membawa dampak positif yang berkelanjutan,” tambah Afia.
Program “Sekolah Damai, Bullying Goodbye” ini menjadi salah satu langkah nyata mahasiswa UNAIR dalam mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 4, yakni pendidikan berkualitas untuk semua. Dengan kolaborasi yang baik, diharapkan program ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi siswa, tetapi juga memperkuat hubungan antara pihak sekolah, mahasiswa, dan masyarakat.
Di tengah dinamika dunia pendidikan, perundungan atau bullying masih menjadi momok yang mengancam psikologis dan perkembangan anak-anak.
Fenomena ini bukan hanya sekadar tindakan individu, tetapi cerminan dari lingkungan sosial yang belum sepenuhnya mendukung budaya damai. Oleh karena itu, inisiatif mahasiswa BBK 5 Universitas Airlangga (UNAIR) yang mengkampanyekan “Sekolah Damai, Bullying Goodbye” patut diapresiasi dan didukung oleh seluruh elemen masyarakat.
Kampanye ini bukan sekadar seruan moral, tetapi langkah nyata dalam menanamkan kesadaran akan pentingnya lingkungan sekolah yang harmonis dan inklusif.
Dengan pendekatan edukatif dan sosialisasi, mahasiswa BBK 5 UNAIR berusaha membangun kesadaran kolektif bahwa bullying bukanlah sekadar kenakalan biasa, melainkan perilaku yang dapat meninggalkan luka psikologis jangka panjang. Setiap individu di lingkungan sekolah—guru, siswa, hingga orang tua—memegang peranan penting dalam menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi semua.
Pendidikan karakter menjadi kunci dalam upaya ini. Sekolah bukan hanya tempat transfer ilmu, tetapi juga ruang bagi pembentukan moral dan etika.
Menciptakan sekolah yang damai berarti memastikan bahwa setiap siswa merasa dihargai, diterima, dan didukung dalam pengembangan diri mereka. Kampanye ini juga mengajak semua pihak untuk lebih proaktif dalam mendeteksi, mencegah, dan menangani perundungan sebelum berkembang menjadi masalah yang lebih serius.
Lebih dari sekadar slogan, “Sekolah Damai, Bullying Goodbye” adalah ajakan untuk berani mengubah paradigma. Sebab, di tangan generasi muda yang peduli dan memiliki kesadaran sosial tinggi, harapan akan sekolah yang damai dan bebas bullying dapat benar-benar terwujud.