Generasi muda diajak untuk mengembangkan Islam Wasathiyyah dalam upaya menangkal penyebaran radikalisme dan ekstremisme di tengah masyarakat. Pasalnya, generasi muda adala kelompok rentan yang menjadi sasaran utama ideologi kekerasan tersebut.
Hal itu dikatakan Komisi Pengkajian, Penelitian, dan Pelatihan (KP3) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur Prof. Dr. M. Noor Harisudin, S.Ag., S.H., M.Fil.I., CLA., CWC, seminar nasional bertajuk “Kenali Keislamanmu, Temukan Jati Dirimu” di Kantor MUI Jawa Timur, Rabu (13/11/2024).
Menurutnya, seminar ini digelar sebagai upaya memperkuat pemahaman Islam Wasatiyyah di kalangan generasi muda, mengadakan Acara ini bertujuan untuk membekali pemuda dengan pemahaman Islam yang moderat, yang mampu Ia menjelaskan tentang perlunya pemahaman yang utuh terhadap konsep Islam Kaffah. Ia mengajak para pemuda untuk mendalami tiga pilar utama dalam Islam, yaitu tauhid, syariat, dan akhlak.
“Hanya dengan memahami Islam secara komprehensif, pemuda dapat terhindar dari pengaruh aliran menyimpang dan radikalisme,” jelas Kiai Noor Harisudin dikutip dari NU Online.
Guru Besar UIN KH Achmad Shiddiq Jember itu juga menyoroti ancaman radikalisme yang kian marak di kalangan remaja, terutama melalui propaganda digital.
“Data yang disampaikan dalam seminar menunjukkan ribuan anak Indonesia terpapar paham radikal, baik melalui media sosial maupun lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, MUI Jawa Timur mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam membentengi pemuda dari pengaruh negatif tersebut,” terangnya
Sementara itu, Dr. H. Abu Dzarrin al-Hamidy, M.Ag menekankan pentingnya peran pemuda dalam menyebarkan Islam Wasathiyyah yang mengedepankan keseimbangan antara dunia dan akhirat, serta inklusivitas dan toleransi.
“Pemuda adalah agen perubahan yang harus membangun karakter moderat dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan,” ungkap Dr. Abu Dzarrin.
Sebagai langkah konkret, MUI Jawa Timur akan melibatkan pemuda dalam kegiatan komunitas yang mempromosikan nilai-nilai moderasi dan toleransi, serta memanfaatkan media sosial sebagai sarana dakwah Islam Wasathiyyah.
“Kami berharap generasi muda dapat menjadi penggerak perubahan yang positif dan mendukung Indonesia yang damai, toleran, dan sejahtera,” tutupnya.