Mahasiswa memang masuk kategori usia remaja yang merupakan salah satu paling rentan terpapar radikalisme-terorisme. Oleh karena itu, banyak orang menekankan kalau mahasiswa harus berjiwa kritis, moderat, dan adil dalam berpikir serta bertindak.
Cara utama untuk menjauhkan dari sikap radikal adalah ikut bagian dalam program kontraradikalisme atau deradikalisasi. Selanjutnya menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan memastikan bahwa sikap radikalisme jauh dari lingkungan kita.
Mencegah Radikalisme
Negara telah memberikan strategi taktis untuk mencegah radikalisme di Indonesia. Salah satunya dengan program penguatan moderasi beragama. Moderasi beragama ini bukanlah paham, melainkan tata cara dan ajaran bagaimana seseorang bisa bersikap moderat, adil, dan martabat.
Untuk mahasiswa bisa belajar bisa membaca dalam komik yang dicetak oleh Kemenag. Komik ini telah dicetak berulang-ulang dengan judul ‘ModerArt’. Komik dibagikan secara gratis kepada masyarakat dengan harapan agar pesan moderasi beragama lebih mudah dipahami, khususnya oleh Gen-Z.
Di dalam komik ini berisi ajaran beragama yang lemah lembut, santun, dan tidak keras. Komik ini layak dibaca oleh anak muda agar supaya secara ideologi dan keagamaan terjaga. Berbeda dengan komik-komik yang lain yang selalu berisi dengan perang dan sentimen tentang demokrasi dan pluralisme.
Komik ‘ModerArt’
Komik ‘ModerArt’ ini narasi besarnya adalah penguatan moderasi beragama menyasar ajaran untuk menghilangkan radikalisme. Narasinya adalah penerapan ideologi Islam sejatinya merupakan penataan ulang tentang bangsa dan paham agama karena tidak sesuai dengan karakter keberagaman bangsa dan berpotensi menimbulkan konflik dan perpecahan. Seperti khilafah dan lainnya.
Narasi tersebut sungguh benar dan tidak berbahaya karena telah mengalihkan ajaran Islam ke tempat yang benar dan mulia. Kita tahu Islam adalah din yang mengajarkan seluruh umat manusia untuk berbuat baik dan akan melahirkan kebaikan. Namun sebaliknya, Islam yang baik ini akan menghasilkan kemungkaran apabila dijalankan dengan penuh kekerasan.
Banyak di masyarakat selalu menyebut diri itu adalah paham kaffah dan lainnya. Namun ketika dilihat ke lapangan, mereka sebenarnya melanjutkan jihad keras yang terbalik dari kaffah itu sendiri, yakni tidak rahmat bagi seluruh alam.
Menjaga Keutuhan NKRI
Anehnya, mereka justru mengadopsi paham radikalisme dalam pengaturan kehidupan berbangsa, bernegara, dan beragama. Radikalisme di bidang ekonomi melahirkan sistem ekonomi kapitalis. Di bidang politik, lahir sistem hipokrit. Di bidang sosial-budaya, lahir sistem monarki. Lalu di bidang pendidikan, lahir sistem pendidikan radikal khilafah.
Dengan sistem radikal khilafah inilah lahir individu-individu yang keras, kejam dan penipu. Sehingga yang terjadi nantinya adalah menyengsarakan rakyat, mengancam keutuhan negara, dan menghancurkan Indonesia.
Oleh karena itu, ancaman nyata yang sebenarnya ialah radikalisme dan khilafah. Paham ini menegaskan bahwa manusia sama seperti Tuhan. Tuhan selalu dibawa-bawa hanya “kedok” yang diciptakan untuk mengalihkan generasi bangsa jauh dari paham moderat, demokrasi, Pancasila dan keutuhan NKRI.