Telaah

Khutbah Idul Adha: Kurban dan Idul Adha Adalah Ibadah Kemanusiaan

2 Mins read

Khutbah Idul Adha: Kurban dan Idul Adha Adalah Ibadah Kemanusiaan

Khutbah pertama: Idul Adha dan Kurban Ibadah Kemanusiaan

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَعَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.

الْحَمْدُ للهِ مُعِيدِ الجُمُعِ وَالْأَعْيَاد، وَمُبِيْدِ الأُمَمِ وَالأَجْنَاد، وَجَامِعِ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيْهِ إِنَّ اللهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيْعَادِ، وَأْشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَلَا نِدَّ وَلَا مَضَاد، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُوْلُهُ خِيْرَةُ اللهِ مِنَ العِبَاد، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلهِ وَأَزْوَاجِهِ وَأَصْحَابِهِ إِلَى يَوْمِ الْحَشْرِ وَالتَّنَاد، وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كثيرًا. أَمَّا بَعْدُ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِين وَالْمُسْلِمَات، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ التَّقْوَى، وَرَاقِبُوْهُ فِي السِّرِّ وَالنَّجْوَى. وقَال تَعالَى: ﴿ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى ﴾ وقَال اللهُ فِيمَا أَمَرْ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Mari kita bersyukur kepada Allah, bersyukur atas nikmat yang tak terkira, bersyukur atas karunianya, atas rahmatnya, atas keimanan yang diberikan kepada kita, atas rezeki yang kita terima, atas Kesehatan yang ada dalam jiwa dan raga kita, dan juga atas semua hal yang kita miliki semua.

Shalawat dan salam tak lupa selalu tercurah kepada Nabi, Baginda Alam, Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam, pembawa Islam, jalan keimanan dan keselamatan

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Pada hari raya Idul Adha ini, Allah SWT memerintahkan kita untuk datang, berbondong-bendong, memenuhi tempat ibadah dan tanah lapang bersama sekian banyak muslim untuk melakukan shalat Idul Adha berjamaah. Tidak ada shalat sunnah yang dianjurkan berjamaah kecuali beberapa shalat sunnah saja, salah satunya adalah shalat Idul Adha.

Dalam al-Fiqh al-Manhaji ala Madzhab as-Syafii dijelaskan, hampir semua shalat sunnah dilaksanakan sendiri-sendiri (munfarid), namun shalat Idul Adha, termasuk juga Idul Fitri, kita dianjurkan untuk melakukannya secara berjamaah, mengapa? Karena shalat Idul Adha adalah hari raya, sebuah perayaan dan kebahagiaan. Maka, tidak selayaknya sebuah perayaan dilakukan sendiri-sendiri. Sebuah perayaan akan lebih afdhal (lebih utama) jika dilakukan dan dirayakan bersama-sama.

Hal ini juga salah satu simbol, bentuk persatuan dan kebersamaan muslim. Saat berbahagia, seorang muslim dianjurkan untuk menebarkan kebahagiaan itu kepada sesamanya. Hal ini juga berarti bahwa dalam perayaan Idul Adha kita tidak boleh melupakan tetangga kita, saudara kita, teman-teman kita, yang mungkin saat ini dilanda gundah. Dengan bersama-sama, berjamaah, maka kesedihan yang ada dalam hati bisa jadi berubah menjadi kegembiraan, insyaAllah. Melakukan Idul Adha secara berjamaah adalah bentuk dari silaturrahim, mempererat persaudaraan.

Hal ini tertuang dalam surat Ali Imran ayat 103:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

Artinya,

Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai

Bukti lain dari anjuran berbagi kebahagiaan kepada sesama juga tertuang dalam filosofi kurban. Saat berkurban, kita dianjurkan untuk membagikan daging kurban kepada sesama. Allah bahkan mencatat kurban yang dilakukan sebagai ketakwaan. Firman Allah SWT dalam al-Hajj ayat 37 menyebutkan,

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya,

Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demi-kianlah Dia menundukkannya untuk-mu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.

Daging kurban yang telah disembelih memang tidak diberikan langsung kepada Allah SWT, tapi kepada manusia. Meskipun demikian pemberian daging kepada sesama sudah dicataan oleh Allah sebagai ketaatan. Mengapa disebut ketaatan? karena orang yang berkurban sudah mengasihi sesamanya, makhluk yang menjadi ciptaan Allah dan milik-Nya.

Silaturrahim dan memberi kasih sayang kepada sesama ini juga menjadi ajaran Rasulullah SAW. Orang-orang yang mengerjakannya akan mendapatkan surga-Nya. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Ahmad dalam Musnad-nya diceritakan, suatu hari Abu Hurairah mendatangi Nabi SAW. Ia meminta sesuatu yang dapat membuatnya masuk surga. Rasul SAW pun bersabda:

أفْشِ السَّلامَ، وأطْعِمِ الطَّعامَ، وصِلِ الأرْحامَ، وقُمْ بِاللَّيْلِ والنّاسُ نِيامٌ، ثُمَّ ادْخُلِ الجَنَّةَ بِسَلامٍ»

Artinya,

“Sebarkan perdamaian, berikanlah makanan, sambunglah tali persaudaraan, dan shalatlah pada malam hari saat para manusia tidur, maka kamu akan masuk surga dengan selamat.”

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Beberapa hikmah di atas menunjukkan bahwa ibadah Idul Adha dan kurban bukan semata ibadah vertikal, ibadah yang hanya berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah SWT saja. Tapi lebih dari itu, Idul Adha dan ibadah kurban adalah ibadah kemanusiaan. Ibadah yang berlandaskan kasih sayang dan kebersamaan, ibadah yang mengharuskan para pelakunya untuk turun aksi bersosial, berteman, dan bertetangga dengan baik.

Maka dari itu, muslim yang sebenarnya, muslim yang beriman adalah muslim yang menjaga hubungan baik dengan sesamanya. Begitulah kira-kira salah satu pelajaran penting pada hari raya Idul Adha ini.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ. 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Demikian khutbah yang bisa khatib sampaikan. Semoga pembelajaran singkat ini bermanfaat bagi kita semua dan juga khatib pribadi. Semoga kita selalu diberkahi dan diridhai Allah SWT. Amin ya Rabbal Alamin. 

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah Idul Adha II

 

 

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ

اَلْحَمْدُ لِلّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَر، وَأَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه، إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَر، وَاَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ اْلإِنْسِ وَالْبَشَرِ.اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ مَا اتَّصَلَتْ عَيْنٌ بِنَظَرٍ وَاُذُنٌ بِخَبَر.أَمَّا بَعْدُ:فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ، وَذَرُو الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَن

وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِه، وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْــمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِه، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: ((إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيّ، يآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا))

أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَات، بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّات،

اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَن، وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَن، عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بَلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ الله، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَر

Baca juga teks khutbah Idul Adha yang lain di sini.

2121 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan kenegaraan
Articles
Related posts
Telaah

Jika Soeharto Tidak Pernah Jadi Presiden, RI Jadi Negara Apa?

2 Mins read
Benarkah ada upaya menghilangkan jejak korupsi dari Presiden RI Soeharto imbas MPR resmi mencabut dari TAP MPR Nomor 11 Tahun 1998 kemarin?…
Telaah

Hukum Mencium Tangan Menurut Empat Madzhab

2 Mins read
Mencium tangan merupakan tradisi yang sudah biasa orang Indonesia lakukan sebagai bentuk hormat. Sebenarnya di beberapa bagian negara lain bentuk penghormatan tidak…
Telaah

Siapa Sosok Guru Ranggawarsita?

3 Mins read
Mendengar nama Ranggawarsita, kilas ingatan pasti membayang gelar agung yang disandang “Sang Pujangga besar Kraton Surakarta”. Begitu pula dengan nama Masjid Tegalsari,…
Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *