Jaga Pilar

Kisah Abu Nawas Memberi Pelajaran Agar Tidak Menilai Seseorang Hanya dari Pakaian

1 Mins read

Pakaian memiliki beragam fungsi, antara lain untuk menutup aurat, melindungi badan, atau memperindah penampilan. Pakaian juga digunakan untuk menampilkan identitas tertentu, baik agama, adat, maupun budaya. Bahkan, terkadang identitas seseorang dapat dikenali melalui pakaian yang ia kenakan. Yang menjadi masalah adalah ketika seseorang menilai orang lain hanya dari pakaian yang dikenakan. Karena hal itu bisa memunculkan stigma tertentu, baik positif maupun negatif.

Abu Nawas pernah mengalami kejadian yang cukup merepotkannya akibat pakaian yang ia kenakan. Suatu hari, sosok yang dikenal cerdik itu berjalan di sebuah pasar yang berada di pusat kota Baghdad. Ia tampil beda dengan mengenakan jubah hitam serta surban yang melilit di kepalanya. Padahal, biasanya ia mengenakan pakaian compang-camping, namun kali ini ia tampil rapi dan berwibawa. Sontak ia menyita perhatian para pengunjung pasar.

Tiba-tiba, seseorang yang tak dikenal mendekat kepadanya. Tanpa bertele-tele, orang tersebut bertanya perihal beberapa hukum Islam kepada Abu Nawas. Karena tidak memiliki wawasan keislaman yang memumpuni, Abu Nawas tanpa ragu menjawab, “Aku tidak tahu.” Jawaban yang nampaknya membuat si penanya kecewa. Ternyata, kekecewaan tersebut membuatnya kesal, ia sekali lagi bertanya kepada Abu Nawas.

“Lalu, mengapa engkau memakai surban dan jubah hitam itu,” tanya orang tersebut dengan nada tinggi.

Abu Nawas tidak memberi jawaban lisan. Ia melepas jubah hitam beserta surban yang melekat di badannya, lalu memerintahkan si penanya untuk memakainya. Setelah si penanya telah memakainya, Abu Nawas mengembalikan pertanyaan yang sebelumnya dilontarkan kepadanya.

Si penanya pun menjawab, “Aku tidak tahu, karena itulah aku bertanya kepadamu. Karena aku melihatmu memakai pakaian (yang biasa dipakai) ulama, dengan surban dan jubah hitam.”

Abu Nawas langsung menanggapi jawaban itu. “Begitu pula diriku. Aku hanya memakai jubah hitam dan surban ini. Tapi, itu bukan berarti aku seorang ulama yang alim. Karena kealiman dan keulamaan seseorang bukan dilihat dari pakaiannya. Jubah hitam dan surban itu hanyalah simbol yang tak berarti apa-apa.”

Demikianlah pelajaran yang diberikan oleh Abu Nawas kepada si penanya, dan juga kepada kita semua, bahwa jangan sampai menilai seseorang hanya dari pakaian. Karena, orang yang berpakaian “jelek” bisa jadi memiliki kepribadian yang baik. Sebaliknya, orang yang berpakaian “baik” bisa jadi memiliki kepribadian yang buruk. Bahasa kerennya: Don’t judge a book by its cover.

 

(Kisah Abu Nawas di atas disadur dari buku “Islam ‘Madzhab’ Fadhlullah” (2011) karya Habib Husein Ja’far al-Hadar).

M Naufal Hisyam

Mahasiswa Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2121 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan kenegaraan
Articles
Related posts
Jaga Pilar

Modernisasi Pertanian: Bioekonomi, Digitalisasi, dan Pemberdayaan Indonesia

3 Mins read
Sektor pertanian Indonesia sedang berada di persimpangan sejarah. Di tengah ancaman krisis iklim, tekanan populasi yang terus meningkat, serta ketidakpastian ekonomi global,…
Jaga Pilar

Jaga Bangsa: Berlatih Publikasi Academic Book Review di Jurnal Global

3 Mins read
Tuntutan bagi dosen dan mahasiswa magister dan doktor agar mempublikasi hasil risetnya di media jurnal internasional bereputasi global menjadi salah satu capaian…
Jaga Pilar

Refleksi Dies Natalis HMI, Kaderisasi dan Kesadaran Kolektif

3 Mins read
Dua tahun setelah proklamasi kemerdekaan, tepatnya pada tanggal 5 Februari, menjadi tonggak sejarah pergerakan mahasiswa Islam. Lafran Pane beserta belasan temannya di…
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *