Jaga Pilar

Kisah Cinta Abadi Fatimah dan Sahabat Ali: Jatuh Cinta dalam Diam hingga Rasulullah Menautkan Hati Mereka

2 Mins read

 Ini kisah cinta Sahabat ali bin Abi Thalib dan Putri Nabi, Fatimah az-Zahra, yang akan membuatmu terharu. Keduanya saling jatuh cinta, tapi hanya bisa mencintai dari jauh. Bagaimana keduanya bisa saling jatuh cinta?

Alkisah, Fatimah adalah salah satu putri yang sering membantu Nabi. Ia putri yang gercep dan gemar menolong, khususnya mereka yang sedang terluka akibat perang. Fatimah akan membersihkan lukanya, menyembuhkan dan menabahkan hati keluarga yang gugur.

Ali adalah jenderal perang yang disegani. Ia kerap melihat dari jauh sosok gadis yang menawan itu sedang mengobati luka Rasulullah. Ia dengan sigap membalut luka di sekujur tubuh Nabi akibat perang. Diam-diam, Ali jatuh cinta kepadanya.

Begitupula Fatimah. Sudah sejak lama ia mendengar kebaikan hati Ali, sering melihat dari jauh parasnya yang rupawan dan kepintaran otak yang dimiliki sahabat baik ayahandanya. Tapi, sebagai perempuan di zaman itu, Fatimah hanya bisa berdoa tiap malam.

Ali dan Fatimah saling jatuh cinta dalam diam, tanpa kata-kata. Keduanya hanya bisa mengagumi dari jauh dan saling mendoakan, semoga Allah mengikatkan cinta mereka dengan jalinan suci pernikahan.

Tapi, sayangnya, kisah cinta ini mungkin akan terhambat karena Fatimah juga disukai oleh banyak orang.

Sebelum menginjak 18 tahun, Fatimah sudah dilamar oleh dua orang yang sejatinya lamaran tersebut sulit ditolak Nabi. Namun, semuanya ditolak oleh Fatimah dan Nabi.

Bayangkan saja, Abu Bakar dan Umar bin Khattab pun turut melamar putri Nabi tersebut.

Ketika mendengar kabar itu, hati sahabat Ali pun ciut. Ia sadar, dibandingkan dengan dua tokoh tadi, Ali hanyalah butiran debu. Apalagi Ali begitu miskin. Bahkan untuk sekadar mahar pernikahan pun, ia tidak punya.

Meskipun ia adalah panglima perang terbaik di zaman itu dan harusnya memiliki kekayaan berlebih, Ali ternyata memang tidak punya apa-apa. Yang ia miliki hanyalah baju besi yang menempel di tubuhnya, seekor kuda dan pedang. Selebihnya, segala harta bendanya disumbangkan bagi mereka yang membutuhkan.

Suatu ketika ia bicara dengan Abu Bakar setelah tahu lamarannya ditolak Nabi.

”Tuanku Abu Bakar, sejatinya Anda pernah membuat hatiku ciut. Ketenanganku sempat hilang, tapi cintaku kepada Fatimah tidak. Tapi, aku tidak punya apa-apa untuknya,” tutur Ali.

“Duhai sahabatku. Tenangkan hatimu. Ingatlah, bagi Allah dan Rasul-Nya, dunia dan segala isinya ini hanyalah debu semata,” kata Abu Bakar menenangkan.

Ali pun memantapkan diri untuk menjumpai Rasulullah. Ia telah siap dengan segala risiko. Fatimah, di sisi yang lain terus berdoa dalam diam. Mereka berdua yakin, Allah akan selalu memberikan hal terbaik bagi mereka berdua. Wallahu a’lam.

1658 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
Jaga Pilar

Hilangnya Demokrasi Itu Berarti Hilangnya Kemanusiaan, Benarkah?

4 Mins read
Demo dilakukan oleh sebagian besar Mahasiswa diberbagai wilayah Indonesia didepan gedung DPR. Mereka melakukan Demo atas ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan DPR yang…
Jaga Pilar

Dunia Akademis yang Sakit: Bertahan, Melawan, atau Menyerah?

4 Mins read
“There is a crack, a crack in everything, that’s how the light gets in.” Kutipan dari Leonard Cohen ini menjadi refleksi yang tepat…
Jaga Pilar

Pajak dan Generasi Muda: Mengubah Mindset, Membangun Negeri

3 Mins read
Seperti yang diketahui, pajak merupakan salah stau sumber pendapatan utama bagi Negara Indonesia yang digunakan untuk membiayai pembangunan dan layanan publik. Sudah…
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *