Pancasila

Melacak Jejak HOS Tjokroaminoto di Banjarnegara Jawa Tengah

3 Mins read

Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto adalah seorang Pahlawan Nasional sekaligus tokoh utama organisasi Syarikat IsIam (SI). Organisasi yang didirikan oleh Samanhudi pada 1905 dengan nama awal Sarekat Dagang Islam (SDI) ini menjadi salah satu pelopor pergerakan Nasional sebelum lahirnya Budi Utomo. SI kemudian menjadi organisasi besar yang memiliki banyak tokoh seperti Haji Agus Salim, HOS Tjokroaminoto, Abdul Muis, hingga Mohammad Roem.

Meski begitu, organisasi ini sempat mengalami stagnasi kegiatan relatif lama, yang menjadikan gaungnya di tanah air tak sekuat dua ormas besar lainnya, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Namun di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah SI tetap eksis hingga kini. SI Banjarnegara merupakan yang paling solid di wilayah Jawa Tengah. Sementara di tataran Nasional, yang paling solid adalah SI Jawa Barat, Aceh dan Sulawesi.

Di Banjarnegara, nama Cokroaminoto begitu harum dan membanggakan. Lembaga sekolah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Cokroaminoto tumbuh subur dan berkembang hingga sekarang. Lebih dari 200 sekolah mulai tingkat PAUD/TK hingga SMA sederajat serta Majelis Taklim, telah memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan Banjarnegara. Lembaga pendidikan Cokroaminoto mampu menorehkan prestasi bergengsi sejajar dengan sekolah-sekolah negeri.

Lantas, seperti apakah jejak HOS Cokroaminoto di Bumi Gilar-Gilar ini?

Ketua DPC Syarikat IsIam Kabupaten Banjarnegara KH. Musobihin pada Haul Ke-90 HOS Tjokroaminoto, Rabu, 20 Maret 2024 bertepatan malam 10 Ramadhan 1445 H kemarin, mengatakan bahwa menurut catatan sejarah, HOS Tjokroaminoto pernah menghadiri Kongres Ke-20 di Banjarnegara pada tahun 1934 silam. HOS Tjokroaminoto wafat pada malam Sabtu hari ke-10 bulan Ramadhan.

“Beliau wafat beberapa lama setelah menghadiri Kongres Ke-20 di Banjarnegara. Sehingga, kaum SI di Banjarnegara membiasakan diri setiap 10 Ramadhan berdoa untuk beliau dan tokoh-tokoh lainnya,” terang alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.

KH Musobihin berharap, dengan Haul ini akan memantik kepada umat agar mampu meneladani perjuangan HOS Tjokroaminoto, karena Tjokroaminoto memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Banjarnegara.

“Haul ini merupakan wujud birul walidain atau bakti pada orang tua. Tjokroaminoto kami anggap bukan hanya guru bangsa, tapi juga orang tua bagi bangsa ini. Semoga memuliakan Tjokroaminoto, sebagai bentuk takzim kita pada beliau, akan mendatangkan kemuliaan sebagaimana kemuliaan yang beliau miliki,” harap Kiai Musobihin yang merupakan sahabat budayawan Dr. Ngatawi Al-Zastrow ini.

Tiga pesan penting
Setiap tahun, warga SI Banjarnegara pun rutin menggelar Haul HOS Tjokroaminoto, dengan mengambil tempat secara bergiliran. Tahun ini, merupakan Haul Ke-90, dipusatkan di Desa Sawal Kecamatan Sigaluh di ujung timur Kabupaten Banjarnegara. Pada setiap haul, digemakan kembali sebuah pesan yang dinukil dari putra kedua HOS Tjokroaminoto, Anwar Tjokroaminoto pada 1945 silam. Anwar Tjokroaminoto mengungkapkan pesan ini di depan para ulama yang menemuinya saat itu.

Adapun tiga pesan HOS Tjokroaminoto tersebut merupakan nasihat kepada anak-anaknya, yang juga diamini sebagai pesan untuk umat secara luas.

Bunyi pesan tersebut, pertama, lereno mangan sedurunge wareg. Maknanya tentu tidak sekadar anjuran untuk membatasi makan, namun juga menahan diri dari segala hawa nafsu. Pesan kedua, berfikir lima menit sehari setiap malam, untuk memikirkan apa yang telah dilakukan seharian dan merencanakan hari berikutnya. Dan ketiga, lakukan tazkiyatun nafs, membersihkan jiwa sebelum berwudhu, membersihkan segala penyakit hati sebelum membersihkan fisik kita melalui wudhu.

Dosen Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang Tsabit Azinar Ahmad dalam bukunya Sejarah Syarikat Islam Banjarnegara dan Kontribusinya di Bidang Pendidikan menyebutkan, eksistensi SI di Banjarnegara mengakar kuat. Banjarnegara, menurut dia, dipilih oleh SI sebagai tempat membangun konsolidasi. Tokoh Nasional Haji Agus Salim dan Tjokroaminoto secara langsung turut mengokohkan eksistensi SI Banjarnegara di masa pergerakan nasional.

Singgah di Darul Maarif

Peninggalan Syarikat Islam yang sangat penting bagi masyarakat Banjarnegara adalah Darul Maarif, sebuah lembaga pendidikan Islam yang didirikan oleh ulama dari Singapura bernama Muhammad Fadhlullah Suhaimi. Pada 1918 ia mulai mengembangkan madrasah yang dinamakan Darul Maarif yang berada di bawah naungan SI Banjarnegara. Sampai saat ini, Darul Maarif menempati tanah yang diwakafkan oleh Mochammad Noor. Lokasi sekolah Darul Maarif sudah ditempati oleh SMKdan SMA Cokroaminoto Banjarnegara.

Di sinilah tempat berkumpul tokoh pergerakan Nasional, seperti Agus Salim dan Tjokroaminoto ketika berkunjung di Banjarnegara. Paling tidak, ada dua peristiwa penting SI/PSI/PSII yang terjadi di lembaga Darul Maarif ini, yakni Kongres Pertama Sarekat Islam Avdeeling Pandoe (SIAP) pada 2-5 Februari 1928 dan Kongres ke-20 PSII pada tanggal 20-26 Mei 1934. Kabupaten Banjarnegara mencetak sejarah dengan menjadi tuan rumah pelaksanaan Kongres Nasional XX PSII sekaligus kongres terakhir yang dihadiri HOS Cokroaminoto sebelum wafat pada 17 Desember 1934. Kongres yang disahkan Reglemen Umum Umat Islam bahkan masih menjadi pegangan dan landasan perjuangan SI hingga sekarang.

Sementara itu, tokoh Nasional Dr. Hamdan Zoelva S.H., M.H. hadir di Banjarnegara pada acara Tabligh Akbar Milad Ke-118 Syarikat Islam di Wanadadi. Menurut Hamdan, HOS Tjokroaminoto sejak awal menanamkan nilai-nlai luhur yang menjadi fondasi pergerakan dan motivasi perjuangan Syarikat Islam. Menurutnya, Islam bukan saja berada di masjid, hanya berdoa dan hanya berhubungan dengan Allah semata, namun harus menjadi penggerak untuk kemajuan masyarakat luas.

“HOS Tjokroaminoto bersama Syarikat Islam sudah memberikan dharma baktinya yang luar biasa untuk bangsa dan negara Indonesia dan bagi umat Islam. Kewajiban kita saat ini adalah membangun semangat perbaikan kehidupan ekonomi umat disamping pembangunan pendidikan. Caranya, pertama dengan meminta kepada pengambil kebijakan untuk memberikan kebijakan yang berpihak bagi orang lemah dan miskin. Kedua, melakukan sendiri gerakan untuk membangun ekonomi umat untuk masa depan yang lebih baik di masa yang akan datang,” pungkasnya.

1658 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
Pancasila

Nasionalisme, Patriotisme, dan Demokrasi

3 Mins read
“Nasionalisme adalah penyakit anak-anak. Itu adalah campak umat manusia.” Pernyataan Albert Einstein ini menggelitik pemahaman kita tentang bagaimana rasa cinta terhadap bangsa bisa…
Pancasila

Stop Perampasan Hidup Nelayan! Wujudkan Keadilan Perikanan Indonesia

3 Mins read
Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) bersama Sajogyo Institute meluncurkan buku Pendokumentasian Wilayah Kelola Perempuan Pesisir, Kekerasan Berbasis Gender, dan Krisis Iklim di…
Pancasila

Pertanian Berkelanjutan: Harapan dan Tantangan Brigade Pangan

2 Mins read
Kebijakan serta pembangunan sektor pertanian harus difokuskan pada peningkatan produktivitas sekaligus kesejahteraan petani. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah program Brigade…
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *