Kesenian Sikambang adalah salah satu warisan budaya yang khas Etnis Pesisir Sibolga, Sumatera Utara. Sikambang telah memiliki akar yang kuat dalam tradisi lokal dan merupakan pertunjukan seni yang mencerminkan identitas serta nilai-nilai masyarakat Pesisir. Setiap pertunjukan memiliki perpaduan musik, tarian, dan pantun untuk menyampaikan pesan moral dan kearifan lokal masyarakat. Untuk menunjukkan betapa pentingnya Sikambang dalam kehidupan sosial masyarakat setempat, kesenian ini sering ditampilkan dalam berbagai upacara adat, terutama upacara adat pernikahan.
Sikambang bukan hanya sebuah hiburan, tetapi juga alat untuk memperkuat hubungan komunitas dan melestarikan tradisi yang telah ada sejak lama.Ā Tari Alek Sikambang berasal dari tradisi masyarakat Pasisi Sibolga yang telah ada sejak zaman kerajaan. Berdasarkan legenda masyarakat setempat, mengatakan bahwa kesenian ini berasal dari kisah Putri Runduk di kerajaan Barus dan dari pengalaman nelayan di Pulau Mursala yang mendengar nyanyian saat menangkap ikan. Dengan kedatangan bangsa India pada abad ke-10, alat musik seperti gandang batapik dan singkadau mulai dibuat. Hal ini menandai perkembangan awal seni Sikambang.
Berdasarkan sumber lain, Tari Alek Sikambang berasal dari abad ke-16, ketika budaya dari berbagai suku, termasuk Minangkabau, mulai menyebar ke wilayah pesisir. Tarian ini dibawa oleh para migran dari Minangkabau yang tinggal di Sibolga. Mereka membawa tradisi seni mereka dan beradaptasi, yang akhirnya melakukan asimilasi dengan budaya lokal.Beberapa alat musik tradisional yang merupakan alat musik utama dalam mengiringi tari Sikambang, yaitu;
- Gandang Sikambang, yaitu drum dengan satu membran.
- Gandang Batapik, yaitu drum silindris ganda yang memberikan ritme.
- Biola, yang berfungsi sebagai pembawa melodi.
- Singkadau, yaitu alat musik tiup untuk memperindah suara.
- Carano, sebagai alat musik penentu tempo yang terbuat dari
- tembaga.
Beberapa tarian tradisional yang biasanya dilibatkan dalam pertunjukan Sikambang, seperti;
- Tari Saputangan yang diiringi dengan lagu kapri.
- Tari Payung yang diiringi dengan lagu Kapulo Pinang.
- Tari Salendang yang diiringi dengan lagu duo.
- Tari Randai yang diiringi lagu Dampeng.
Tari Alek Sikambang juga memiliki beberapa ciri khas, yakni;
- Jumlah penari minimal dua orang atau lebih yang terdiri dari laki laki maupun perempuan.
- Diiringi dengan alat musik tradisional.
- Para penari mengenakan pakaian tradisional Etnis Pasisi.
- Pertunjukan mengandung tema yang mencerminkan kehidupan sehari-hari masyarakat, nilai-nilai moral, dan cerita rakyat.
Dalam kajian resepsi budaya Etnis Pasisi Sibolga, melihat seni Sikambang bukan hanya dari sudut pandang artistik, tetapi juga dari cara masyarakat menerima dan menginterpretasikan seni dalam konteks sosial dan budaya mereka. Istilah āSikambangā sendiri memiliki beberapa makna, termasuk sebagai nama alat musik (gendang Sikambang), repertoar lagu, dan jenis pertunjukan. Proses akulturasi yang kaya dalam seni ini ditunjukkan oleh masyarakat Pasisi Sibolga yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Minangkabau dan Melayu.
Resepsi budaya kesenian Sikambang menunjukkan bahwa masyarakat Pesisir Sibolga mendukung keberadaan kesenian tersebut. Meskipun modernisasi dan perubahan sosial mengharuskan pelestariannya, masyarakat tetap menghargai dan mempertahankan tradisi ini. Untuk memastikan kelangsungan seni ini, generasi muda harus lebih terlibat.Ā Dalam masyarakat Etnis Pasisi Sibolga, kesenian Sikambang memiliki beberapa fungsi, yaitu:
- Kesenian Sikambang sering digunakan dalam berbagai upacara adat masyarakat Pasisi Sibolga, terutama saat pernikahan dan perayaan hari besar. Pertunjukan ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga berfungsi sebagai representasi sakral yang menghubungkan masyarakat dengan tradisi mereka.
- Kesenian Sikambang menunjukkan identitas budaya masyarakat Etnis Pasisi Sibolga. Melalui tarian, musik, dan lirik yang digunakan, seni ini menunjukkan prinsip dan kebiasaan masyarakat.
- Kesenian Sikambang membantu generasi muda mempelajari sejarah dan tradisi mereka. Dengan melibatkan anak-anak muda dalam pertunjukan, diharapkan minat mereka terhadap seni tradisional akan meningkat untuk mencegah warisan budaya ini punah.
- Kesenian Sikambang juga berfungsi sebagai hiburan yang meningkatkan hubungan sosial di antara orang-orang di masyarakat. Masyarakat sering berkumpul di pertunjukan ini untuk merayakan peristiwa penting dalam hidup mereka.
Kesenian Sikambang menunjukkan dinamika sosial dan budaya yang kaya di masyarakat Etnis Pasisi Sibolga yang lebih dari sekedar seni. Dalam hal ini diharapkan bahwa di masa depan akan ada upaya lebih lanjut untuk melestarikan dan mengembangkan seni ini karena pemahaman yang mendalam tentang fungsi dan peranannya.Kesenian sikambang mencerminkan perpaduan antara elemen budaya lokal dan pengaruh luar serta menunjukkan keragaman budaya yang ada dalam masyarakat Etnis Pasisi Sibolga.
Kesenian Sikambang juga mengalami banyak pengaruh dari berbagai budaya lain karena interaksi antara etnis Pasisi dan komunitas lain di sekitar Sibolga. Ini termasuk pengaruh dari budaya Melayu, Batak, dan bahkan budaya asing yang masuk melalui perdagangan. Seniman dari berbagai latar belakang etnis sering bekerja sama dalam pertunjukan Sikambang. Hal ini menunjukkan potensi seni untuk membangun hubungan antarbudaya. Masyarakat Pasisi menunjukkan sikap terbuka terhadap elemen-elemen baru dalam kesenian mereka. Ini terlihat dari adaptasi alat musik, kostum, dan tema pertunjukan yang mencerminkan keberagaman.
KesenianĀ Sikambang memperkaya warisan budaya lokal dan memperkuat identitas masyarakat Pasisi dengan mengekspresikan nilai-nilai toleransi dan saling menghormati antarbudaya.