Pancasila

Memaknai Kesaktian Pancasila di Masa Pandemi

4 Mins read

Tanggal 1 Oktober setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Pastinya dari kalian semua bertanya-tanya kenapa disebut dengan Hari Kesaktian Pancasila.

Sebab musabab peringatan ini didasari oleh kisah kelam pertumpahan darah dan penumpasan nyawa tujuh perwira tinggi militer Indonesia kala insiden pemberontakan G30S PKI yang menjadi sejarah tragis yang tercatat di Tanah Air.

Peristiwa ini seakan masih menggerayangi dari kekejaman oknum yang disebut-sebut menjadi “otak” dan dalang dari insiden pertumpahan darah dan penumpasan nyawa  yaitu PKI atau Partai Komunis Indonesia.

Dalam satu malam habis lenyap ditumpaskan nyawanya sekelebat. Namun pihak militer dan keagamaan terbesar kala itu menyiarkan sebuah kabar kalau memang peristiwa ini disinyalir merupakan upaya PKI dalam mengubah ideologi pokok Pancasila menjadi Ideologi Komunis.

Tetapi karena perlawanan yang dilancarkan PKI tidak kunjung membuahkan hasil maka disinilah kegercepan peran militer Indonesia bisa meredam gejolak yang timbul akibat percikan G30S PKI.

Hari Kesaktian Pancasila bermula dari keluarnya Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Darat tertanggal 17 September 1966. Ketika Surat Keputusan tersebut keluar, Wakil Panglima Angkatan Darat Letjen Maraden Panggabean menerangkan bahwa Pancasila dinilai sebagai way of life.

Dimana saat itu bangsa Indonesia mendapatkan hantaman yang luar biasa sehingga hampir saja Pancasila lenyap dari Ibu Pertiwi. Namun, Pancasila akhirnya selamat dari jeratan penganut ideologi Marxisme, Leninisme, dan Maoisme.

Saat itu pancasila dinilai ampuh dan sakti, kekuatannya tidak gentar terbantahkan dan tidak dapat digantikan oleh paham apapun. Maka dari itulah, Pancasila merupakan sumber kekuatan moral dan spiritual bangsa.

Hari Kesaktian Pancasila merupakan hari yang diperingati seluruh anggota serta pejabat TNI berkabung atas peristiwa pertumpahan darah yang menyebabkan gugurnya perwira tinggi negara yang akhirnya ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan sidang kabinet Dwikora. Dimana penghormatan sendiri juga termasuk dalam pemaknaan Kesaktian Pancasila.

Karena sebagai warga negara tentunya kita wajib untuk turut serta melakukan penghormatan kepada arwah para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan harkat dan martabat bangsa. Nah, sekarang kita akan kupas satu-persatu mengapa Pancasila itu Sakti?

Dimanakah Letak Kesaktian Pancasila?

Sebelum kita membahas lebih jauh, marilah sejenak kita tilik versi kata “sakti” dari sudut pandang cerita mitologi. Kata kesaktian menggambarkan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang luar biasa. Bukan hanya diatas normal tetapi sudah lebih jauh melampaui diatas normal atau bisa diibaratkan melewati hal umum.

Menurut versi penutur Bahasa Indonesia, “sakti” diartikan sebagai gejala yang diatas biasa. Bukan sekedar tangguh, ampuh dan trengginas tapi malah jauh melewati semuanya, benar-benar sungguh luar biasa.

Selanjutnya kita masuk versi Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, kata sakti ini diinterpretasikan sebagai perbuatan yang melampaui kodrat alam.

Pancasila berhasil “selamat” dari kejam dan bengisnya PKI dalam pemberontakan G 30 S PKI dari paham komunis. Bangsa Indonesia sedang dihantam ujian besar yang hampir saja melenyapkan ideologi pokok negara.

Berkat kegesitan dan kegencaran militer akhirnya berhasil juga diredam dari hawa-hawa panas para kaum komunis ini berkat strategi pertahanan yang sakti yaitu Pancasila.

Pancasila lahir dari gagasan Ir. Soekarno yang merupakan sebuah konsep bernegara. Saat itu, Soekarno menginginkan negara Indonesia yang akan didirikan menuju ke arah yang jelas sesuai idaman kolektif bangsa. Sebagai gagasan yang lahir dari pikiran Soekarno, terdapat tiga kekuatan yang menjadikan Pancasila ini sebagai dasar negara yang”sakti”.

Berdasarkan interpretasi dari Rektor Universitas Negeri Semarang, Fathur Rokhman memaparkan ketiga kekuatan dan kesaktian dari Pancasila. Pertama, ide ini merupakan intisari dari proses perjalanan panjang sejarah yang ditandai mulai dari rentang waktu maupun bentang geografisnya.

Lantaran berangkat dari sejarah, Pancasila seakan tidak terasingkan dari masalah riil tiap individu dan tiap bangsa. Pancasila selalu hadir untuk menjawab masalah dan tantangan bangsa yang nyata didepan.

Selain itu, ide yang terkandung dalam rumusan Pancasila memiliki kekuatan yang  visioner atau menjangkau masa depan. Hal ini menjadi kekuatan kedua dalam saktinya Pancasila. Dimana rumusan ini terdapat berbagai tawaran terkait kondisi ideal yang menantang orang untuk dapat mewujudkannya.

Kekuatan ini yang menjadikan Pancasila layak untuk dijadikan sebagai pedoman hidup bangsa untuk bisa dijadikan sebagai landasan berpikir dan bertindak. Bahkan kekuatan ini sudah terpatri bagi generasi yang lahir jauh setelah pemrakarsanya wafat.

Ketiga, Pancasila dapat mencengkeram beragam permasalahan sehingga dapat diresapi, dihayati dan diamalkan. Pada hakikatnya, Pancasila memang hanya memuat lima sila yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan Sosial.

Kalau dulu kita masih ingat bahwa ada P4 yaitu Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila yang mana tiap silanya dijiwai dan dimaknai dengan sepenuh hati dengan diejawantahkan melalui bentuk butir-butir Pancasila. Tiga kekuatan itulah yang membuat Pancasila terjaga kemurniannya sehingga tegak kokoh berdiri dan sakti sampai hari ini.

Dilansir dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila menjelaskan bahwa parameter Pancasila dapat dikatakan sakti apabila kita sebagai warga negara dapat mengamalkan dan menjalankan sila-sila yang terkandung dan tertuang dalam Pancasila.

Pancasila bagaikan sebuah jimat, yang mana ketika kita meresapi dan mengamalkan isi dari sila-sila tersebut bukan hanya berhenti diucapkan di bibir saja namun juga dilakukan dalam bentuk tindakan.

Ukuran bagaimana Pancasila itu sakti adalah bagaimana indeks negara, rakyat, pemerintah, indeks demokrasi, toleransi beragama, persatuan antar etnis, kebersihan pemerintah, pendidikan rakyat, ekonomi makro dan mikro, politik yang bersih, kesehatan warga menjadi sebuah bukti nyata dan keseriusan pada bidang masing-masing bukan semata-mata hanya ilusi atau omong kosong saja.

Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila

Pancasila memiliki sifat yang sangat dinamis dan terbuka. Pancasila secara yuridis dikukuhkan sebagai ideologi Negara. Meskipun demikian perlu aktualisasi sebagai pijakan atas dasar pemikiran untuk melakukan tindakan. Langkah ini sebenarnya telah dimulai ketika kita ingat saat duduk di bangku Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, pelajaran Pancasila selalu hadir dan diberikan sehingga tidak pernah terlewatkan.

Melalui proses pembelajaran tersebut, diharapkan Pancasila hadir dalam tiap sanubari pribadinya dalam konteks ruang dan waktu serta dalam pengambilan keputusan. Puncaknya, Pancasila dapat menjadi sarana penyelesaian masalah-masalah baik individu maupun kelompok.

Namun, Pancasila bisa jadi mengempis kesaktiannya seperti pepatah “walk the talk, talk the walk”. Menjalankan apa yang dikatakan dan mengatakan apa yang dijalankan.

Seringkali publik gusar ketika figur publik atau pejabat tidak hafal isi sila dalam Pancasila. Tentu ini patut untuk diwaspadai mengingat gejala seperti ini diibaratkan seperti bola saju yang menggelinding jika diteruskan.

Muncul berbagai bibit-bibit tindakan yang bertolak belakang dengan semangat Pancasila mulai dari intoleransi, menyebarkan ujaran kebencian, kerusuhan, kejahatan genosida dan tindakan meresahkan lainnya.

https://www.kompasiana.com/reyvanmaulid/6156a6d506310e4d6826f3b2/memaknai-momentum-kesaktian-pancasila-di-masa-pandemi?page=3&page_images=1

Kreator: Reyvan Maulid

2121 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan kenegaraan
Articles
Related posts
Pancasila

10 Tahun Kebijakan Luar Negeri Indonesia, Isu Gender Belum Jadi Prioritas

3 Mins read
Dalam 10 tahun terakhir ini Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) telah mengimplementasikan prinsip gender di dalam kebijakan luar negerinya, seperti mendorong penambahan…
Pancasila

Imam Besar Masjid Nabawi ke Indonesia Promosikan Nilai-Nilai Islam Toleran dan Moderat

1 Mins read
Imam Besar Masjid Nabawi , melakukan kunjungan ke Indonesia pada 8-11 Oktober 2024. Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudzaifi tiba di Bandara Soekarno-Hatta,…
Pancasila

Peran Generasi Muda dalam Politik Indonesia

3 Mins read
Dalam beberapa tahun terakhir, keterlibatan generasi muda dalam politik Indonesia telah menjadi sorotan utama. Dengan Pemilu 2024 yang semakin dekat, peran generasi…
Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *