Bhinneka Tunggal Ika

Mengapa UKM Kampus Tidak Lantang Menanggapi Pemanasan Global?

2 Mins read

Pemanasan global menjadi permasalahan yang serius dan mengancam kelangsungan hidup manusia, bumi semakin kritis karena aktivitas manusia yang semakin tidak terkendali. UKM Lingkungan di kampus masih belum menunjukkan suara lantang dalam menyuarakan kepedulian dan aksi nyata. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa UKM Lingkungan di kampus terkesan diam dan tidak aktif dalam menanggapi krisis global ini?

Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi pada fenomena ini antara lain:

1. Kurangnya Kesadaran dan Pemahaman

Masih banyak mahasiswa yang belum sepenuhnya memahami dampak serius pemanasan global dan belum tergerak untuk terlibat dalam upaya penanggulangannya. Kurangnya edukasi dan informasi yang komprehensif tentang isu ini di lingkungan kampus dapat menjadi salah satu penyebabnya.

2. Minimnya Sumber Daya dan Dukungan

UKM Lingkungan di kampus seringkali kekurangan sumber daya finansial dan personel untuk menjalankan program dan kegiatan yang efektif dalam menanggapi pemanasan global. Kurangnya dukungan dari pihak universitas dan organisasi terkait juga dapat menghambat aksi mereka.

3. Fokus pada Isu Lain

UKM Lingkungan mungkin lebih fokus pada isu-isu lingkungan lokal yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari mahasiswa, seperti kebersihan kampus, pengelolaan sampah, dan penghematan energi. Isu pemanasan global, yang lebih bersifat global dan kompleks, mungkin dianggap kurang relevan dengan fokus mereka.

4. Ketidakpercayaan terhadap Sistem

Beberapa anggota UKM Lingkungan mungkin merasa bahwa upaya mereka tidak akan membuat perbedaan signifikan dalam menanggapi pemanasan global. Ketidakpercayaan terhadap sistem dan kebijakan yang ada juga dapat membuat mereka enggan untuk terlibat dalam aksi advokasi dan kampanye.

5. Kurangnya Kepemimpinan dan Koordinasi

Kekurangan pemimpin yang karismatik dan inspiratif di UKM Lingkungan dapat membuat anggotanya kurang termotivasi untuk terlibat dalam aksi nyata. Kurangnya koordinasi antar UKM Lingkungan di berbagai kampus juga dapat menghambat upaya kolektif yang lebih besar.Meskipun berbagai faktor ini menjadi penghambat, penting untuk diingat bahwa UKM Lingkungan memiliki potensi besar untuk memainkan peran penting dalam menanggapi pemanasan global. Dengan meningkatkan kesadaran, memperkuat sumber daya, dan membangun kolaborasi, UKM Lingkungan dapat menjadi kekuatan yang signifikan dalam mendorong perubahan dan aksi nyata untuk menyelamatkan planet kita.

Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan peran UKM Lingkungan dalam menanggapi pemanasan global:

• Meningkatkan edukasi dan pemahaman: Memberikan edukasi dan informasi yang komprehensif tentang isu pemanasan global kepada seluruh mahasiswa melalui seminar, workshop, dan kampanye media sosial.

• Meningkatkan sumber daya dan dukungan: Menggalang dana dari berbagai pihak, menjalin kerjasama dengan organisasi terkait, dan mendapatkan dukungan dari pihak universitas untuk program dan kegiatan UKM Lingkungan.

• Memperkuat fokus pada isu pemanasan global: Mengadakan diskusi, seminar, dan aksi nyata yang fokus pada isu pemanasan global dan dampaknya terhadap kehidupan manusia dan lingkungan.

• Membangun kolaborasi: Bekerjasama dengan UKM Lingkungan di berbagai kampus, organisasi lingkungan lainnya, dan komunitas lokal untuk memperkuat aksi dan kampanye.

• Meningkatkan kepemimpinan dan koordinasi: Mengembangkan program kepemimpinan untuk melatih anggota UKM yang siap menjadi pemimpin dan membangun koordinasi yang efektif antar UKM Lingkungan.

Dengan upaya kolektif dan komitmen yang kuat, UKM Lingkungan dapat menjadi agen perubahan yang signifikan dalam menanggapi pemanasan global dan membangun masa depan yang lebih berkelanjutan untuk generasi mendatang.

Intan Komariah

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta
1383 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
Bhinneka Tunggal Ika

Merancang Lingkungan Pembelajaran untuk Generasi Z

3 Mins read
Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, adalah generasi pertama yang sepenuhnya tumbuh dalam dunia digital. Mereka tidak tahu dunia…
Bhinneka Tunggal Ika

Melihat Kesenian Alek Sikambang ala Etnis Pasisi Sibolga

3 Mins read
Kesenian Sikambang adalah salah satu warisan budaya yang khas Etnis Pesisir Sibolga, Sumatera Utara. Sikambang telah memiliki akar yang kuat dalam tradisi…
Bhinneka Tunggal Ika

Keraton Solo dan Konflik Perebutan Takhta; Pelajaran untuk Generasi Bangsa

4 Mins read
Sejarah Konflik Keraton Solo, Berawal dari Perebutan Tahta 18 Tahun Silam. Konflik yang terjadi di Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo kembali…
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *