Pancasila

Mengkritisi Perilaku Turis yang Mengabaikan Nilai Pancasila

1 Mins read

Pariwisata memegang peranan penting dalam menyumbangkan devisa bagi negara. Peningkatan jumlah destinasi wisata dan investasi di sektor ini berpotensi besar dalam menciptakan lapangan kerja baru, mendorong pengembangan usaha lokal, serta mempercepat kemajuan infrastruktur.

Turis domestik dan asing adalah pendorong utama proses ini. Melalui biaya perjalanan mereka, yang termasuk membeli barang dan jasa lokal, turis berkontribusi langsung terhadap pendapatan nasional dan dapat digunakan untuk meningkatkan infrastruktur pariwisata.

Namun, terdapat dampak negatif dari kedatangan turis yang perlu diwaspadai. Budaya dan nilai-nilai Pancasila mungkin terancam akibat tindakan sebagian turis yang tidak menghormati aturan setempat. Perbuatan yang merusak lingkungan, menghina budaya, dan mengganggu ketentraman masyarakat lokal semakin menjadi fenomena yang mengkhawatirkan.

Pada Minggu (19/3/2023) sore, terjadi perseteruan antara turis asing dan warga lokal Bali di Jalan Labuan Sait, Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Perselisihan tersebut terjadi karena sepasang turis asing merasa tidak terima karena dilarang melintasi jalan lantaran sedang ada iring-iringan upacara Melasti menyambut Hari Raya Nyepi di Bali.

Dalam kasus lain, Masyarakat diminta tidak sembarang membuat viral di media sosial kelakuan nakal turis asing di Bali. Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan bahwa masyarakat Bali dilarang memfasilitasi wisatawan asing yang melakukan aktivitas yang tidak sesuai dengan izin visa atau ketentuan perundang-undangan selama berada di Pulau Dewata. (https://www.liputan6.com/regional/read/5301416/bikin-viral-kelakuan-nakal-turis-asing-di-bali-bisa-kena-uu-ite?page=2)

Para ahli pariwisata menyoroti perlunya peningkatan kapasitas pemandu wisata dan petugas keamanan dalam memantau serta menindak tegas setiap perilaku turis yang menyimpang. Kampanye kesadaran bagi turis juga dianggap penting untuk menumbuhkan rasa hormat terhadap kearifan lokal. Dengan tindakan nyata ini, destinasi wisata Indonesia dapat mempertahankan prinsip-prinsip dasar Pancasila di tengah pertumbuhan industri pariwisata yang cepat.

Lulu Azura

Mahasiswa Fakultas Pendidikan Psikologi, Prodi Psikologi, Universitas Negeri Jakarta
1674 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
Pancasila

BUMDes: Harapan Ekonomi Desa yang Butuh Manajemen Kuat

4 Mins read
Kalau kita bicara soal pembangunan desa, pasti nggak lepas dari yang namanya BUMDes alias Badan Usaha Milik Desa. Lembaga ini sebenarnya punya peran…
Pancasila

Nasionalisme, Patriotisme, dan Demokrasi

3 Mins read
“Nasionalisme adalah penyakit anak-anak. Itu adalah campak umat manusia.” Pernyataan Albert Einstein ini menggelitik pemahaman kita tentang bagaimana rasa cinta terhadap bangsa bisa…
Pancasila

Stop Perampasan Hidup Nelayan! Wujudkan Keadilan Perikanan Indonesia

3 Mins read
Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) bersama Sajogyo Institute meluncurkan buku Pendokumentasian Wilayah Kelola Perempuan Pesisir, Kekerasan Berbasis Gender, dan Krisis Iklim di…
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *