Pariwisata memegang peranan penting dalam menyumbangkan devisa bagi negara. Peningkatan jumlah destinasi wisata dan investasi di sektor ini berpotensi besar dalam menciptakan lapangan kerja baru, mendorong pengembangan usaha lokal, serta mempercepat kemajuan infrastruktur.
TurisĀ domestik dan asing adalah pendorong utama proses ini. Melalui biaya perjalanan mereka, yang termasuk membeli barang dan jasa lokal, turis berkontribusi langsung terhadap pendapatan nasional dan dapat digunakan untuk meningkatkan infrastruktur pariwisata.
Namun, terdapat dampak negatif dari kedatangan turis yang perlu diwaspadai. Budaya dan nilai-nilai Pancasila mungkin terancam akibat tindakan sebagian turis yang tidak menghormati aturan setempat. Perbuatan yang merusak lingkungan, menghina budaya, dan mengganggu ketentraman masyarakat lokal semakin menjadi fenomena yang mengkhawatirkan.
Dalam kasus lain, Masyarakat diminta tidak sembarang membuat viral di media sosial kelakuan nakal turis asing di Bali. Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan bahwa masyarakat Bali dilarang memfasilitasi wisatawan asing yang melakukan aktivitas yang tidak sesuai dengan izin visa atau ketentuan perundang-undangan selama berada di Pulau Dewata. (https://www.liputan6.com/regional/read/5301416/bikin-viral-kelakuan-nakal-turis-asing-di-bali-bisa-kena-uu-ite?page=2)
Para ahli pariwisata menyoroti perlunya peningkatan kapasitas pemandu wisata dan petugas keamanan dalam memantau serta menindak tegas setiap perilaku turis yang menyimpang. Kampanye kesadaran bagi turis juga dianggap penting untuk menumbuhkan rasa hormat terhadap kearifan lokal. Dengan tindakan nyata ini, destinasi wisata Indonesia dapat mempertahankan prinsip-prinsip dasar Pancasila di tengah pertumbuhan industri pariwisata yang cepat.