Telaah

Menuju Tahun Politik 2024, Mengapa Aktivis Khilafah Mempertentangkan Kehadiran Perempuan?

3 Mins read

Menuju tahun 2024 yang kita sebut tahun politik, banyak sekali perbincangan tentang kehadiran perempuan dalam pemerintahan. Perlu kita ketahui bersama bahwa, kehadiran perempuan dalam ranah pemerintahan sangat diperlukan untuk menghadirkan kebijakan yang menggunakan perspektif gender. Namun, masih menjadi PR bagi kita semua untuk terus mendorong kehadiran perempuan untuk maju di dalam parlemen.

Perdebatan tentang kehadiran perempuan dalam ranah politik ini masih dipertentangkan. Salah satunya dengan keberadaan dalil yang mendiskreditkan perempuan dengan alasan ketidakmampuan seorang perempuan dalam menjadi pemimpin. Upaya untuk menghadirkan narasi yang ramah terhadap perempuan, sangat diperlukan untuk memberikan ruang yang aman bagi perempuan agar mampu bergerak lebih luas. Artinya, stigmatisasi yang selama ini dialami oleh perempuan, harus terus diberantas. Ideologi tentang kesetaraan gender, yang dibawa oleh kalangan ulama perempuan, dengan pendekatan yang ramah terhadap perempuan, menjadi upaya keras untuk memberikan ruang bagi perempuan.

Sementara itu, narasi yang dibawa oleh para aktivis khilafah tentang kehadiran perempuan dalam ranah politik justru ditentang dengan sangat keras. Melalui tulisan yang dimuat di muslimahnews.net, para aktivis khilafah mengklaim bahwa, ideologi kesetaraan gender berupaya memaksa perempuan untuk aktif di ranah publik.

Di satu sisi, perempuan didorong dan diseret untuk bekerja, dengan asumsi bahwa perempuan yang bekerja dan menghasilkan sesuatu secara materi akan menjadikan perempuan diperhitungkan dan dinilai mulia. Malangnya, perempuan dipaksa pula bersaing dengan laki-laki di dunia kerja yang keras. Perempuan dipaksa meninggalkan anak-anaknya di rumah bersama pembantu, baby sitter, atau di tempat penitipan anak. Ketika yang terjadi munculnya anak-anak “bermasalah”, siapa yang akhirnya dipersalahkan? Jelas ibunya lagi, perempuan lagi. Akhirnya, sudah jatuh, tertimpa tangga.” Penggalan kalimat dalam suatu artikel tersebut.

Narasi di atas perlu di-clear-kan bersama, mengingat bahwa ideologi kesetaraan gender tidak pernah memaksa perempuan untuk melakukan peran dengan sifat memaksa. Setidaknya ada beberapa alasan yang perlu dipahami oleh para aktivis khilafah. Pertama, ideologi kesetaraan gender memberikan pemahaman kepada kita bahwa penting untuk memiliki kesadaran bagi perempuan  memilih potret kehidupan yang dijalankan. Pilihan untuk menjadi ibu rumah tangga, berkarir, menyebarkan kebermanfaatan lebih luas, harus secara sadar dimiliki oleh perempuan. Dengan demikian, perempuan akan menyadari potensi yang dimilikinya sebagai manusia untuk menyebarkan kebermanfaatan lebih luas sebagai manusia yang seutuhnya.

Kedua, laki-laki dan perempuan adalah makhluk yang setara dihadapan Allah Swt. Artinya, kesadaran ini akan membuat laki-laki dan perempuan tidak merasa lebih tinggi di antara yang lain karena jenis kelamin yang dimiliki. Sehingga sikap saling menghargai sesama manusia, makhluk Allah terus menjadi dasar dari kehidupan manusia.

Ketiga, ideologi kesetaraan gender akan memberikan pemahaman kepada kita bahwa, melihat perempuan sebagai manusia, bukan sebagai makhluk inferior. Sehingga ketika ada perempuan yang memiliki kemampuan sesuai dengan bidangnya, kita menghargai kemampuannya, bukan melihat jenis kelamin lalu mendiskreditkan karena perempuan.

Aktivis khilafah perlu memahami secara jauh bagaimana ideologi kesetaraan gender yang dibawa oleh para ulama perempuan, untuk menciptakan keadilan bagi perempuan, dan masyarakat umum agar melihat perempuan sebagai manusia, sama sekali tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama yang membawa kedamaian dan keadilan. Penolakan para aktivis khilafah kepada ideologi kesetaraan gender hanya karena fobia kepada ideologi yang berasal dari Barat.

Padahal secara esensi, nilai-nilai Islam selalu memberikan kedamaian dan keadilan serta menganggap perempuan sebagai manusia. Mematahkan argumen para aktivis khilafah yang menyebut bahwa ideologi kesetaraan gender memaksanakan perempuan, adalah upaya bersama yang perlu diluruskan agar tidak salah memahami. Namun, lagi-lagi bukan aktivis khilafah namanya jika tidak bermuara kepada penegakan sistem negara Islam. Sebab penolakan mereka terhadap ideologi Barat, solusi yang ditawarkan adalah penegakan negara Islam.

Islam Memuliakan Perempuan, Mengapa Para Aktivis Khilafah Selalu Mencuri Otoritas Islam?

Aktivis khilafah kerapkali menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap ideologi kesetaraan gender. Lebih dari itu, mereka adalah kelompok paling depan yang menjadi musuh dari hadirnya para ulama perempuan, utamanya ketika kongres ulama perempuan Indonesia (KUPI).

Pasca pelaksanaan KUPI, narasi yang mereka sebarkan justru menyebut bahwa ulama perempuan bertentangan dengan Islam, keluar jalur Islam, dan sebagainya. Padahal, jika mengikuti secara rinci kegiatan yang dilakukan oleh para ulama perempuan. Justru kita menemukan upaya dari akar yang dilakukan oleh para ulama perempuan yang berasal dari berbagai kalangan untuk membumikan ajaran Islam yang rahmah. Sebab selama ini, banyak sekali terjadi diskriminasi, kekerasan berbasis gender yang dialami oleh perempuan.

Oleh sebab itu, melihat para aktivis khilafah yang menyebarkan narasi propaganda atas ketidaksetujuannya dengan ideologi kesetaraan gender yang dibawa oleh para ulama perempuan, perlu kita kritisi. Sebab narasi yang dibawa oleh aktivis khilafah adalah narasi propaganda yang memutarbalikkan fakta, untuk mengkampanyekan khilafah. Wallahu a’lam.

2121 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan kenegaraan
Articles
Related posts
Telaah

Teladan Akhlak Rasulullah dalam Hubungan dengan Allah dan Sesama Manusia

1 Mins read
Senin, 16 September 2024, umat Muslim merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Di momentum Maulid Nabi ini umat Muslim diajak untuk meneladani akhlak…
Telaah

Islam Radikal di Indonesia (2): Memahami ideologi dan Corak Radikalisme

2 Mins read
Berbicara Islam radikal, saya mencoba memulainya dengan pertanyaan apa warna ideologi yang khas dari sebuah Islam radikal? Harus dicermati bahwa dalam beberapa…
Telaah

KH Helmi Ali Yafie: Khilafah Tak Mengacu Alquran!

2 Mins read
Dari waktu ke waktu, seruan yang menggemakan khilafah untuk menggantikan sistem pemerintahan di suatu negara masih saja terdengar, tak terkecuali di Indonesia….
Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *