Jaga Pilar

Pangeran Antasari, Pahlawan yang Pantang Menyerah Melawan Penjajah

3 Mins read

Pangeran Antasari adalah tokoh penting dalam perlawanan rakyat Kalimantan Selatan dan Tengah melawan Belanda yang dikenal sebagai Perang Banjar (1859). Pada tahun 1862, Antasari mempersiapkan serangan ke benteng Belanda di Montallat, tetapi wabah cacar melanda pasukannya. Ia sendiri wafat akibat wabah tersebut pada 11 Oktober 1862 di Bayan Begak.

Sebelum meninggal, ia berpesan kepada keturunannya untuk terus melawan penjajah dengan semangat “Haram Manyarah” (Pantang Menyerah). Atas jasa-jasanya, pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai pahlawan nasional pada tahun 1968, dan wajahnya pernah diabadikan di uang kertas Rp 2.000 edisi 2009.

Sebagai pemimpin lokal yang karismatik, Antasari menggerakkan rakyat untuk bangkit, menjadikan perang melawan penjajahan sebagai panggilan moral dan spiritual. Pada 1859, ia memimpin serangan ke tambang batu bara Belanda di Pengaron, yang menjadi simbol awal perlawanan besar. Strateginya yang melibatkan aliansi dengan tokoh adat dan kerajaan-kerajaan lokal menunjukkan kecerdasannya dalam merangkul solidaritas rakyat.

Namun, perjuangannya tidak lepas dari tantangan besar, termasuk terbatasnya persenjataan dan logistik. Ketika Antasari mempersiapkan serangan ke benteng Belanda di Montallat pada 1862, wabah cacar melanda pasukannya. Meskipun demikian, semangatnya tidak pernah pudar hingga akhir hayatnya.

Antasari dikenal sebagai pemimpin yang menjunjung tinggi moralitas dan tanggung jawab kepada rakyatnya. Perjuangannya tidak semata-mata untuk kepentingan daerah, tetapi untuk keadilan yang melampaui batas-batas geografis. Ia sering berpesan kepada rakyatnya bahwa perjuangan harus dilakukan dengan hati yang bersih dan tekad yang kuat, sekalipun menghadapi kekuatan penjajah yang jauh lebih besar.

Pesan moral ini tidak hanya mengilhami rakyat Banjar, tetapi juga generasi pejuang lainnya di Nusantara. Semangat “pantang menyerah” yang ia gaungkan menjadi salah satu nilai penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pangeran Antasari wafat pada 11 Oktober 1862 akibat wabah cacar. Meski demikian, perjuangannya tidak berakhir. Ia mewariskan semangat juang kepada generasi penerusnya, yang tetap melawan penjajahan hingga kemerdekaan Indonesia tercapai. Untuk menghormati jasanya, pada tahun 1968, pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai pahlawan nasional. Pesannya, “Haram Manyarah,” terus menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia.

Wajah Pangeran Antasari pernah diabadikan pada uang kertas Rp 2.000 edisi 2009, sebagai penghormatan terhadap jasa-jasanya. Selain itu, namanya kini dikenang dalam berbagai institusi dan tempat di Kalimantan, termasuk Universitas Lambung Mangkurat dan monumen peringatan perjuangannya.

Dalam konteks Indonesia modern, semangat Antasari mengajarkan pentingnya persatuan, keteguhan dalam menghadapi tantangan, dan keberanian untuk melawan ketidakadilan. Kisah hidupnya adalah pelajaran tentang bagaimana pemimpin lokal dengan keberanian dan visi yang besar dapat mengubah jalannya sejarah, meskipun dalam kondisi yang serba terbatas.

Sebagai bangsa, kita diingatkan untuk tidak melupakan warisan perjuangan ini. Semangat Antasari seharusnya menjadi pedoman dalam menghadapi tantangan global dan menjaga kedaulatan bangsa di berbagai bidang.

Meneladani Pangeran Antasari di Era Penjajahan Modern

Pangeran Antasari adalah simbol perlawanan terhadap penindasan dan penjajahan, menjadikan perjuangannya relevan bahkan di era modern. Jika di masa kolonial ia melawan penjajah yang secara fisik menguasai tanah air, kini penjajahan hadir dalam bentuk lebih halus, seperti ketergantungan ekonomi, penjajahan budaya, serta dominasi digital dan informasi. Warisan Antasari mengajarkan pentingnya keberanian, keteguhan, dan semangat pantang menyerah untuk menghadapi penjajahan era kini. Penjajahan era modern meliputi:

  1. Ekonomi dan Ketergantungan Global
    Sistem ekonomi global seringkali menciptakan ketergantungan pada negara-negara maju, sehingga melemahkan kemandirian ekonomi bangsa. Negara berkembang, termasuk Indonesia, seringkali terjebak dalam utang atau ketergantungan impor. Meneladani semangat kemandirian Antasari, kita harus menguatkan ekonomi lokal, memberdayakan usaha kecil dan menengah, serta memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan.
  2. Penjajahan Budaya
    Penjajahan budaya terlihat dalam bagaimana nilai-nilai lokal tergeser oleh budaya asing yang tidak selalu sesuai dengan identitas bangsa. Melalui perjuangannya, Antasari membuktikan pentingnya menjaga kearifan lokal dan tradisi. Generasi saat ini perlu menghidupkan kembali kebanggaan terhadap budaya Nusantara, misalnya melalui seni, sastra, dan bahasa daerah.
  3. Dominasi Digital dan Informasi
    Penjajahan di era modern juga terjadi melalui media digital, di mana propaganda dan informasi palsu (hoaks) sering kali menciptakan polarisasi sosial. Menghadapi ini, semangat Antasari mengajarkan pentingnya literasi media dan keberanian melawan narasi yang merugikan bangsa.

Nilai-Nilai Antasari yang Relevan

  1. Pantang Menyerah
    Dalam situasi apapun, Pangeran Antasari mengajarkan untuk tidak menyerah pada tekanan. Nilai ini relevan bagi generasi muda untuk terus berjuang demi inovasi dan kemajuan, baik dalam pendidikan, teknologi, maupun kewirausahaan.
  2. Persatuan
    Antasari mampu menggerakkan berbagai elemen masyarakat Banjar untuk bersatu melawan penjajah. Di era sekarang, persatuan menjadi kunci menghadapi tantangan besar, seperti isu lingkungan, kesehatan global, dan ketimpangan sosial.
  3. Kemandirian
    Keteguhan Antasari dalam mempertahankan wilayahnya tanpa bergantung pada kekuatan eksternal adalah contoh kemandirian yang harus diteladani. Indonesia modern perlu berinvestasi pada pengembangan teknologi, inovasi, dan pendidikan untuk mengurangi ketergantungan pada negara lain.

Implementasi Semangat Antasari

  1. Pemberdayaan Komunitas Lokal
    Mendukung usaha masyarakat lokal di berbagai bidang, seperti pertanian, kerajinan, dan teknologi hijau, adalah bentuk nyata melanjutkan perjuangan Antasari melawan eksploitasi sumber daya oleh pihak luar.
  2. Membangun Literasi Generasi Muda
    Pendidikan berbasis nilai-nilai kebangsaan, seperti integritas dan tanggung jawab sosial, perlu diperkuat. Dengan semangat Antasari, generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang kritis dan inovatif.
  3. Memperkuat Kedaulatan Digital
    Indonesia harus mengembangkan platform digital dan sistem teknologi sendiri, sehingga data dan informasi tidak mudah didominasi oleh perusahaan asing.

Meneladani Pangeran Antasari bukan sekadar mengenang sejarah, tetapi mengaktualisasikan nilai-nilai perjuangannya untuk melawan bentuk-bentuk penjajahan modern. Dengan semangat “Haram Manyarah,” bangsa Indonesia dapat menghadapi tantangan era kini dengan keberanian, keteguhan, dan solidaritas. Hanya dengan bersatu dan berjuang bersama, kita dapat mempertahankan martabat dan kedaulatan bangsa di tengah arus globalisasi.

Sebagaimana Antasari memimpin perjuangan di Kalimantan, setiap individu Indonesia memiliki tanggung jawab menjadi pemimpin kecil dalam perjuangan melawan ketidakadilan di era modern.

M. Fazil Pamungkas

Peneliti

1493 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
Jaga Pilar

Mencegah Kepala Desa Korupsi: Manfaatkan Program BLT dari Dana Desa!

4 Mins read
BLT DD merupakan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari Dana Desa (DD) termasuk dalam skala prioritas dalam penggunaan Dana Desa…
Jaga Pilar

Sepuluh Ciri Kelompok Aliran Sesat di Indonesia yang Harus Diwaspadai

3 Mins read
Berita tentang adanya aliran sesat selalu bermunculan di media sosial, bahkan meski aliran tersebut tidak masuk diakal namun ada saja masyarakat yang…
Jaga Pilar

Islah Bahrawi: Waspada Kelompok Ekstremis Pura-pura Moderat!

2 Mins read
Konflik berkepanjangan di Suriah kembali menjadi sorotan, terutama peran Abu Muhammad Al-Jaulani, tokoh kontroversial yang dikenal sebagai pemimpin Hai’at Tahrir al-Sham (HTS)….
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.