Editorial

Pentingnya TAPERA dalam Mengatasi Krisis Perumahan di Indonesia

2 Mins read

Krisis perumahan di Indonesia telah menjadi isu yang semakin mendesak. Dengan populasi yang terus meningkat dan urbanisasi yang cepat, kebutuhan akan hunian yang layak semakin tinggi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023, Indonesia mengalami defisit perumahan yang mencapai 11,4 juta unit. Dalam konteks ini, program Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA) hadir sebagai solusi yang relevan untuk membantu masyarakat mencari rumah yang terjangkau dan layak huni.

TAPERA diluncurkan sebagai upaya pemerintah untuk memberikan akses rumah bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang berpenghasilan rendah dan menengah. Program ini mengharuskan setiap pekerja untuk menyisihkan sebagian penghasilannya ke dalam tabungan perumahan, yang kemudian dapat digunakan untuk membeli atau membangun rumah. Meskipun konsep ini terlihat sederhana, implementasinya menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi agar TAPERA dapat mencapai tujuannya secara efektif.

Salah satu argumen mendasar yang mendukung keberadaan TAPERA adalah kemampuan program ini untuk menciptakan kesadaran dan disiplin finansial di kalangan masyarakat. Dengan memiliki tabungan yang ditujukan khusus untuk perumahan, individu dan keluarga lebih termotivasi untuk merencanakan dan mengelola keuangan mereka.

Menurut Dr. Rudi Hartono, seorang ekonom dari Universitas Indonesia, “Disiplin dalam menabung merupakan fondasi yang kuat untuk mencapai kepemilikan rumah. TAPERA memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memiliki rumah tanpa harus terjebak dalam utang yang tinggi.”

Namun, tantangan terbesar TAPERA adalah aksesibilitas dan pemahaman masyarakat tentang program ini. Banyak orang, terutama di daerah terpencil, belum sepenuhnya memahami manfaat dari TAPERA dan cara kerjanya. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah perlu melakukan sosialisasi yang lebih intensif dan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal. Dengan pendekatan yang inklusif, diharapkan lebih banyak orang yang dapat memanfaatkan program ini.

Selain itu, data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menunjukkan bahwa hanya sekitar 30% dari total populasi yang berhak mengikuti program TAPERA. Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan tetapi tidak terjangkau oleh program ini.

Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan revisi kriteria yang lebih fleksibel agar lebih banyak orang dapat berpartisipasi. Misalnya, pemerintah bisa mempertimbangkan untuk memperluas cakupan program kepada pekerja sektor informal yang juga memiliki kebutuhan akan perumahan yang layak.

TAPERA juga dapat berfungsi sebagai stimulus bagi sektor konstruksi dan ekonomi secara keseluruhan. Dengan meningkatnya jumlah orang yang memiliki akses untuk membeli rumah, permintaan terhadap bahan bangunan dan jasa konstruksi akan meningkat.

Menurut studi yang dilakukan oleh Asosiasi Pengembang Perumahan Indonesia, setiap unit rumah yang dibangun dapat menyerap hingga 7-10 tenaga kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini menunjukkan bahwa TAPERA tidak hanya memberikan manfaat bagi individu, tetapi juga berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana TAPERA harus dijaga. Masyarakat perlu diyakinkan bahwa dana yang mereka tabung akan dikelola dengan baik dan digunakan untuk kepentingan mereka. Pengawasan dari pihak independen dan keterlibatan masyarakat dalam proses pengawasan dapat menjadi langkah positif untuk memastikan bahwa program ini berjalan sesuai dengan tujuan awalnya.

Di akhir perjalanan ini, kita perlu menyadari bahwa TAPERA tidak bisa menjadi solusi tunggal untuk krisis perumahan di Indonesia. Program ini perlu diimbangi dengan kebijakan lain, seperti pengembangan infrastruktur yang lebih baik, penyediaan lahan yang terjangkau, dan peningkatan kualitas hunian yang ada. Pemerintah juga harus mempertimbangkan untuk menambah skema pembiayaan alternatif, seperti subsidi bunga bagi pemohon kredit rumah.

Sebagai penutup, TAPERA adalah langkah awal yang penting dalam mengatasi masalah perumahan di Indonesia. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada komitmen semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta. Mari kita dukung TAPERA dan berpartisipasi aktif dalam menciptakan masa depan perumahan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan kolaborasi dan kesadaran kolektif, kita dapat memastikan bahwa setiap orang memiliki akses terhadap rumah yang layak dan terjangkau.

 

Deandra Yovansyah

seorang mahasiswa prodi ilmu komuikasi yang bercita-cita menjadi penulis terkenal
1674 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
Editorial

Konflik Maluku dan Ancaman Ekstremisme Lama dalam Wajah Baru

2 Mins read
Baru-baru ini terjadi konflik sosial antara warga Desa Sawai dan Desa Rumah Olat, di Seram Utara, Maluku. Idealnya, konflik tersebut dapat terselesaikan…
Editorial

Teror terhadap Pers: Lonceng Kematian bagi Demokrasi

2 Mins read
“Pers adalah penjaga demokrasi yang tidak pernah tertidur dan tidak dapat diajak kompromi” Pada 19 Maret 2025, sebuah paket berisi kepala babi…
Editorial

Ketika Air Jadi Krisis, Apakah Tentara Solusinya?

2 Mins read
Ketika musim kemarau melanda dan sumur-sumur mulai mengering di pelosok negeri, suara jeriken beradu di antrean air menjadi gambaran nyata dari krisis…
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.