Jaga Pilar

Perang Melawan Hoaks di Tengah Isu Politik Praktis

2 Mins read

Kemarin saya mendapatkan pesan WhatsApp dari seorang pegiat politik nasionalis Partai NasDem. Dia mengirim sebuah berita bahwa DPP partai besutan Surya Paloh ini menyatakan dukungannya terhadap Calon Bupati Fauzi dan Hasyim yang akan berlaga di Sumenep. Dan, partai ini menarik dukungannya terhadap lawannya Kyai Ali Fikri.

Mulanya saya kaget mendapatkan berita itu, karena judulnya yang “clickbait” namun ketika dibaca baris demi baris dari berita tersebut belum ditemukan pernyataan sikap DPP Partai NasDem yang menyatakan dukungannya terhadap kubu Fauzi. Apalagi saya temukan berita di sumber yang jauh lebih terpercaya bahwa benar NasDem belum menyatakan sikapnya. Tapi, kenapa media besutan Said Abdullah berani menulis berita demikian?

Saya belum tahu alasan media besutan Said itu menulis berita tersebut. Apalagi saya belum menanyakan langsung kepada reporter yang bekerja di dalamnya. Tapi, untuk sementara saya bisa mengambil kesimpulan bahwa berita itu hoaks. Memang cukup berbahaya berita hoaks semacam itu. Bahayanya bisa membodohi umat yang mau berjuang di jalan yang benar.

Mengenai hoaks Allah pernah berpesan: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” (QS. al-Hujurat: 6).

Ayat 6 tadi memang secara tidak langsung menyebut hoaks. Tapi, pesan yang disampaikan di dalamnya lebih menekankan untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi berita yang disampaikan oleh orang fasik. Orang fasik ini bisa dipahami dengan media yang dipertanyakan kredibilitasnya. Bisa jadi media ini terkesan subjektif, sehingga objektivitasnya tidak lagi terlihat.

Berita hoaks memang susah dihindari. Apalagi, berita ini disebarkan di media sosial yang jauh lebih cepat sampai di tangan pembaca. Maka, cara terbaik untuk mencegah berita hoaks itu adalah dimulai dari pembaca atau penerima berita sendiri. Pertama, pembaca berita harus lebih berhati-hati dengan melihat siapa yang menulis berita tersebut. Apakah dia tergolong orang yang gemar berdusta? Atau dia termasuk pelaku politik praktis yang berpikir politik soal menang-kalah, bukan benar-salah?

Kedua, pembaca berita hendaknya dibekali pengetahuan yang mendalam. Pembaca berita isu politik harus mengerti banyak tentang politik, agar dia tidak gampang terjebak dengan berita hoaks yang mencoba membodohinya. Sehingga, dengan bekal pengetahuan yang mendalam pembaca berita akan mampu memilah mana berita yang benar dan mana berita hoaks.

Ketiga, pembaca berita hendaknya tidak gampang menyebarkan berita yang belum jelas kredibilitasnya. Baca dan teliti terlebih dahulu, baru share ke beberapa media sosial yang bisa dia jangkau jika berita itu valid. Jika berita itu hoaks, sebaiknya dihapus dan jika mampu dia bisa menyampaikan kepada publik bahwa berita itu hoaks.

Sebagai penutup, mari bersama-sama mencegah hoaks dari sekeliling kita. Sebisa mungkin perangi hoaks jika mampu. Karena, perang melawan hoaks juga dapat digolongkan sebagai jihad fi sabilillah. Bukankah pada ayat tadi Allah mengajak orang yang beriman untuk melawan hoaks? Jika bukan kita yang melakukan perintah Tuhan, terus siapa lagi?

Dr. (c) Khalilullah, S.Ag., M.Ag.

Penulis kadang menjadi pengarang buku-buku keislaman,
1562 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
Jaga Pilar

Modernisasi Pertanian: Bioekonomi, Digitalisasi, dan Pemberdayaan Indonesia

3 Mins read
Sektor pertanian Indonesia sedang berada di persimpangan sejarah. Di tengah ancaman krisis iklim, tekanan populasi yang terus meningkat, serta ketidakpastian ekonomi global,…
Jaga Pilar

Jaga Bangsa: Berlatih Publikasi Academic Book Review di Jurnal Global

3 Mins read
Tuntutan bagi dosen dan mahasiswa magister dan doktor agar mempublikasi hasil risetnya di media jurnal internasional bereputasi global menjadi salah satu capaian…
Jaga Pilar

Refleksi Dies Natalis HMI, Kaderisasi dan Kesadaran Kolektif

3 Mins read
Dua tahun setelah proklamasi kemerdekaan, tepatnya pada tanggal 5 Februari, menjadi tonggak sejarah pergerakan mahasiswa Islam. Lafran Pane beserta belasan temannya di…
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *