EditorialTelaah

Perempuan dan Pentingnya Literasi Digital yang Harus Dipahami

2 Mins read

Eksistensi perempuan di era modern semakin menempati posisi strategis dan diperhitungkan keberadaanya dalam membentuk suatu peradaban yang berkemajuan. Seperti yang kita tahu, bahwa dalam beberapa penelitian yang dilakukan oleh para akademisi, seperti Simone De Beauvoir menunjukkan bahwa perempuan selalu ditempatkan pada posisi subordinat dan keberadaanya hanya sebagai pelengkap bagi laki-laki saja.

Terbatasnya akses dan kesempatan perempuan untuk menunjukkan potensinya seringkali mendapatĀ stereotipe, deskriminasi bahkan marginalisasi dari masyarakat, karena budaya masyarakat, termasuk perempuan sendiri yang memberikan kriteria-kriteria tertentu bahwa perempuan itu harus santun, lemah lembut dan penurut.

Bagian dari sifat penurut ini bahwa dalam budaya Indonesia perempuan hanya boleh beraktivitas dan melakukan pekerjaan di ranah domestik, yaitu pekerjaan yang hanya berkutat di tiga wilayah meliputi kasur, sumur dan dapur, tidak lebih. Hal ini, menyebabkan ketimpangan pengetahuan dan keahlian antara laki-laki dan perempuan di bidang digitalisasi.

Dunia modern menempatkan teknologi digital sebagai hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat bahwa pengguna internet di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 221.563.479 juta jiwa.

Namun, peningkatan jumlah pengguna internet dan media digital ini tidak diiringi dengan meningkatnya tingkat literasi digital masyarakat, laporan dari Kementerian Komunikasi dan Informatikan serta katadata Insight Center (KIC) bahwa Indonesia memiliki skor indeks literasi digital dengan rata-rata 3,49 point. Sedangkan indeks literasi digital laki-laki mencapai 3,56 dari skala 1-5 dan perempuan 3,52 poin. Dari sini dapat diketahui bahwa terdapat kesenjangan literasi digital antara laki-laki dan perempuna.

Kesenjangan literasi digital pada diri perempuan ini dapat merembet pada kesenjangan yang lain, mulai dari kerentanan perempuan, baik dalam keluarga, ketenagakerjaan, kesehatan maupun penerimaan informasi yang disebarkan melalui media digital, termasuk konten intoleran dan radikal.

Melalui studi Brooking Institute dan Google Web yang diterbitkan oleh The New York Times mencatat bahwa media digital terdapat 46.000 akun Twitter digunakan sebagai sarana propaganda ISIS, pihak Twitter memblokir 125.000 akun terkait ISIS pada akhir tahun 2014 dengan penyebaran rata-rata lebih dari 1.000 pengikut.

Literasi Digital yang Harus Dipahami

Literasi digital seharusnya menjadi bekal utama yang harus dimiliki oleh para pengguna media digital, pasalnya tanpa literasi digital pengguna tidak dapat mencari informasi secara efektif, menyeleksi dengan cermat dan mengevaluasi pesan atau informasi secara kritis.

Buckingham menegaskan bahwa literasi digital tidak hanya kemampuan dalam menggunakanĀ browser, google dan mesin penyarian lainnya, tetapi yang lebih penting adalah kemampuan dan daya kritis dalam menyaring dan menangkap informasi yang beredar luas melalui media digital.

Di antara indikator kemampuan daya kritis ditandai dengan mempertanyakan sumber informasi, motif dibuatnya sebuah konten dan kebenaran informasi karena dunia digital erat kaitanya dengan politik, sosial, ekonomi dan idiologi Ā para pembuat konten atau informasi.

Para pengguna sudah selayaknya menyadari akan pentingnya literasi digital ini, penguasaan dan pemahaman yang kuat terhadap media digital akan memberikan dampak yang betul-betul positif bagi para pengguna termasuk para perempuan.

Selain itu, dorongan dari pemangku kebijakan secara khusus Kementerian Komunikasi dan Informasi RI sangat dibutuhksn. Literasi digital harus menjadi salah satu program prioritas, karena digitalisasi di era modern bukan hanya alat bantu bagi aktivitas manusia saja, melainkan telah menjadi bagian yang sulit untuk dipisahkan, termasuk dalam mencariĀ informasiĀ dan sumber pengetahuan.

 

 

Imam Syafi’i

Penulis Lepas
1672 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
Editorial

Konflik Maluku dan Ancaman Ekstremisme Lama dalam Wajah Baru

2 Mins read
Baru-baru ini terjadi konflik sosial antara warga Desa Sawai dan Desa Rumah Olat, di Seram Utara, Maluku. Idealnya, konflik tersebut dapat terselesaikan…
Telaah

Israel, Gaza, Indonesia

4 Mins read
Mari kita telaah lebih dalam konflik di Gaza. Sebuah narasi mengejutkan baru-baru ini mencuat: potensi relokasi warga Palestina. Bayangkan, seratus jiwa dari…
Telaah

Benarkah Idulfitri Berarti Kembali ke Fitrah?

3 Mins read
Hari raya Idulfitri di kalangan umat Islam umumnya dimaknai sebagai kembali ke fitrah atau kembali ke kesucian. Kata id diartikan ā€œkembaliā€ dan…
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.