Religius

Pertolongan Allah Sangat Dekat

1 Mins read

“…Kapankah datangnya pertolongan Allah? Ketahuilah olehmu, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (Q.S. Al-Baqarah: 214)

Ayat ke-214 dari Surah Al-Baqarah ini turun pada waktu perang Khandaq, dimana umat Islam ditimpa kesulitan, keletihan, kelaparan dan bermacam-macam penderitaan. Sedangkan kaum musyrikin memperlihatkan permusuhannya dengan gencar, sehingga para sahabat ada yang mengeluh. Rasul pun bertanya: Kapankah datang pertolongan Allah? Allah menjawab: “Ketahuilah olehmu, bahwa pertolongan Allah itu dekat.”

Ayat ini merupakan jawaban sekaligus janji Allah atas pertanyaan hamba-Nya tentang kapan datangnya pertolongan Allah. Kita semua tentu yakin bahwa Allah tidak akan ingkar janji. “…Sesungguhnya Allah tidak mengingkari janji.” (Q.S. Ali Imran: 9)

Ketika berbagai persoalan hidup datang silih berganti mendera seseorang. Ketika kesulitan demi kesulitan tak henti-hentinya mengiringi langkah kakinya. Ketika segala usaha untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik seolah menemui jalan buntu. Ketika itu, seseorang mungkin bertanya-tanya dalam hatinya, kenapa semua ini terjadi? Kapan pertolongan Allah akan datang?

Pertanyaan dengan nada agak ‘menggugat’ ketetapan Allah disertai rasa ragu akan datangnya pertolongan dari-Nya, pada hakekatnya menunjukkan keputusasaan serta ketidaksabaran seseorang dalam menjalani proses kehidupan.

Padahal, kehidupan ini merupakan proses perjalanan panjang manusia, lengkap dengan lika-liku serta pernak perniknya yang harus terus dijalani dengan selalu memohon bimbingan serta petunjuk dari-Nya.

Hadirnya duka, derita, kesedihan, serta segala bentuk ujian dan cobaan hanyalah sebuah cara Allah untuk mengingatkan manusia agar tidak terlena dalam buaian suka, gembira, senang, serta berbagai bentuk kebahagiaan lainnya.

Segala warna-warni kehidupan yang hadir mengiringi langkah kaki kita hanyalah peristiwa sesaat yang selalu datang silih berganti. Kesenangan hanyalah sesaat, pun kesedihan tidak akan berlangsung lama. Duka hanya sekedar mampir, suka pun datang menggantikannya. Ketika kesengsaraan menyapa kita, kebahagiaan sudah siap menjemput kita. Demikian seterusnya, tidak ada yang abadi, semua hanyalah peristiwa temporal, sesaat yang datang silih berganti, saling melengkapi.

Di sinilah letak keadilan Allah. Kebahagiaan akan terasa begitu indah, ketika sebelumnya kita mengecap rasanya kesengsaraan. Suka menjadi pelipur lara yang begitu berharga, ketika duka lebih dahulu menyapa kita. Pun kesenangan menjadi sangat berarti, ketika sebelumnya kesedihan akrab menemani kita. Manis akan terasa manis, setelah kita mengecap rasanya pahit.

Dengan demikian tidak sepatutnya lagi kita mempertanyakan kenapa ada derita ketika bahagia tercipta, kenapa ada sang hitam, jika putih menyenangkan.

Didi Junaedi

Pengajar di Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Selengkapnya baca di I

2121 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan kenegaraan
Articles
Related posts
Religius

Mengapa Moderasi Beragama?

3 Mins read
Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan prilaku beragama yang dianut dan dipraktikkan oleh sebagian besar penduduk negeri ini, dari dulu hingga…
Religius

Ekspresi Muslim Jepang dalam Lukisan Kaligrafi

3 Mins read
Jepang, seperti yang kita ketahui memiliki keyakinan tradisional yaitu Shinto. Melansir dari Japanguide.com, survei menunjukkan bahwa sebanyak 52% masyarakat menyatakan tidak memiliki…
Religius

Berkemuhammadiyahan di Lingkup TPA

2 Mins read
Pada 25-29 Desember 2024 PD IPM Kabupaten Magelang melaksanakan kegiatan Taruna Melati 2 di SMA Muhammadiyah Salaman. Dalam kegiatan tersebut, telah diikuti…
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *