Jaga Pilar

Raja Aisyah binti Sulaiman Menunjukkan Fakta, Perempuan Bisa Jadi Apa Saja

2 Mins read

Raja Aisyah binti Raja Sulaiman Ibni Ali Haji, lebih dikenal dengan nama Raja Aisyah Sulaiman. Dia adalah salah seorang sastrawan perempuan melayu yang diperkirakan lahir pada tahun 1869 di Pulau Penyengat, sebuah pulau kecil yang berada tak jauh dari Pulau Bintan. Pulau Penyengat berada di Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini juga dikenal sebagai pulau hadiah dari perkawinan Sultan Mahmud Syah dan Engku Putri Raja Hamidah pada tahun 1803. Sejak itu, banyak masyarakat yang mulai berdatangan sehingga Pulau Penyengat semakin ramai. Ditambah dengan keputusan Kesultanan Riau-Lingga-Johor-Pahang yang memindahkan pusat pemerintahnnya ke Pulau Penyengat sehingga menjadikan kerajaan berkembang pesat.

Pulau Penyengat sekarang dikenal dengan kawasan Kepulauan Riau. Pada akhir abad kesembilan belas di kawasan tersebut mengalami perkembangan kesusastraan yang begitu pesat ditandai dengan hadirnya budaya, sastra dan bahasa serta tradisi penyalinan naskah. Semua itu menjadi aktivitas yang telah membudaya di lingkungan Kerajaan Riau Lingga. Kehadiran Raja Aisyah Sulaiman sebagai pengarang dari generasi keempat dan juga menjadi pengarang perempuan satu-satunya dalam keluarga inti kerajaan Melayu Riau Lingga menjadi bukti yang nyata akan adanya kemajuan.

Karya-karya dari Raja Aisyah Sulaiman yang tercatat diantaranya Mulkhatul Badrul Mukmin atau Hikayat Syamsul Anuar (1890), Syair Seligi Tajam Bertimbal (1929), Hikayat Syariful Akhtar (1929) dan Syair Khadamuddin (1929). Jumlah karya yang dihasilkan perempuan seperti halnya Raja Aisyah Sulaiman, memang belum sebanding dengan banyaknya karya yang dihasilkan laki-laki. Namun melihat keberanian Raja Aisyah Sulaiman dalam menyuarakan gagasan pemikiran melalui karya-karyanya merupakan pencapaian yang gemilang bagi perempuan diawal abad duapuluh. Melihat pada zaman itu perempuan masih terbatas soal pendidikan ditambah adanya kemelut penjajahan oleh bangsa Eropa.

Raja Aisyah Sulaiman memilih menjadi seorang pengarang sebab ia memiliki pengalaman yang mendalam dalam kehidupan yang dialaminya. Dalam karya-karyanya ia berani mengungkapkan perubahan dalam masyarakat, terutama kaum perempuan dalam merobohkan tradisi yang dianggap tak lagi sesuai dengan perkembangan zaman. Keberanian itu menyatakan bahwa Raja Aisyah Sulaiman sebagai pengarang dari zaman peralihan memang berbeda dari zaman sebelumnya.

Di tengah segala keterbatasan sebagai perempuan agar menjadi terdidik, akibat adanya tekanan adat. Sosok seorang Aisyah Sulaiman hadir membawa medan keberanian untuk menunjukkan jati diri. Sebagai pengarang perempuan harus bisa memiliki tempat untuk membuktikan eksistensinya. Jika kita menilik situasi di dunia Arab, ketika Islam datang memuliakan hak-hak perempuan termasuk soal pendidikan. Kaum perempuan diberi ruang dan waktu untuk belajar sebagaimana kaum laki-laki. Sehingga terlahirlah perempuan-perempuan cendekia, intelektual, ulama, ahli hadist, seniman, budayawan, dan sebagainya.

Untuk itu perlunya pendidikan bagi perempuan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurut pendapat dari Studi Maslow bahwasanya perempuan yang memiliki keyakinan kuat bahwa dirinya berharga, cenderung memiliki sifat mandiri, asertif, dan sukses. Setiap individu, perempuan selalu berusaha memenuhi kebutuhannya secara hirarkhis, dan kebutuhan manusia yang paling tinggi adalah mampu mengaktualisasikan dirinya.

Raja Aisyah Sulaiman hanyalah salah satu contoh pengarang perempuan yang dapat kita manifestasikan segala tingkah laku, maupun keberanian dalam berpikir dan berkarya. Sejatinya dalam diri perempuan terdapat berbagai potensi yang mesti digali dan diberdayakan, bukan malah dibiarkan begitu saja bahkan dianggap tidak penting. Melalui sebuah kesadaran diri, perempuan harus mampu meningkatkan proses pendidikan agar bisa menjadi perempuan yang berintelektual, cerdas, terampil, sabar, berbudi pekerti dan tangguh baik di ruang publik maupun bagi dirinya sendiri.

Dari sosok Raja Aisyah Sulaiman kita dapat meneladani bahwa seorang perempuan bisa mewujud menjadi seorang pengarang tidak terbatas pada degradasi intelektual. Sebab pengarang perempuan adalah seorang yang begitu istimewa dapat membahasakan setiap karyanya dengan ciri atau khas bahasa perempuan. Sebagai perempuan harus bisa menunjukkan segala kemampuan diri, menyuarakan gagasan dan suara hati serta memanifestasikan dalam bentuk karya maupun dalam hal lainnya. Tetaplah menjadi perempuan yang bersinergi, belajar memperdayakan kemampuan diri dan berani untuk menunjukkannya.

Fatmi Isrotun Nafisah

Fatmi Isrotun Nafisah perempuan kelahiran Purbalingga 20 Oktober 2000 sedang menempuh pendidikan di Universitas Sains AlQur’an dengan program studi Komunikasi Penyiaran Islam. Perempuan yang akrab disapa Fatmi ini merupakan alumni women writer Wonosobo yang diadakan kerjasama antara AMAN Indonesia dan Mubadalah. Di samping itu ia juga nyantri di PPTQ Al-Asy’ariyyah Kalibeber, Wonosobo, Jawa Tengah
Selengkapnya baca di sini I
2118 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan kenegaraan
Articles
Related posts
Jaga Pilar

Serangan Moskow dan Bukti Kekejaman Teroris di Bulan Ramadan

2 Mins read
ISIS lagi-lagi diperbincangkan di dunia. Kabarnya ISIS menyarang gedung konser di utara Moskow, pada Jumat (22/03) lalu. Dalam peristiwa ini ISIS mengeklaim…
Jaga Pilar

Program AMAZING: Terobosan dalam Memperbaiki Gizi Anak

2 Mins read
RPTRA Taman Lenteng Agung, Jagakarsa, Kamis (29/02/2024), Mahasiswa kelompok 8 Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melakukan Pengalaman Belajar…
Jaga Pilar

Nonis Berburu Takjil Hingga Jihad Melawan Radikalisme

2 Mins read
Bulan Ramadhan tahun ini memiliki warna yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sekarang ada suasana baru di mana saat menjelang berbuka puasa, takjil…
Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *