Diplomasi tidak selalu tentang negosiasi politik yang rumit atau perjanjian ekonomi yang kompleks. Terkadang, diplomasi menemukan bentuknya dalam ikatan budaya yang mendalam, jembatan penghubung antara negara-negara yang berbeda latar belakang. Hubungan budaya ini menjadi alat yang sangat efektif dalam menumbuhkan rasa saling pengertian dan kepercayaan, bahkan ketika negara-negara tersebut memiliki sistem kepercayaan yang berbeda.
India dan Indonesia adalah contoh nyata dari kekuatan diplomasi budaya. Kedua negara ini memiliki ikatan khusus yang berakar pada warisan bersama yang kaya. Meskipun Indonesia dikenal sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, jejak-jejak Hinduisme tetap hidup dan mempengaruhi budaya dan tradisi Indonesia hingga saat ini.
Salah satu bukti pengaruh India yang paling menonjol adalah adaptasi epik Ramayana yang telah berakar di Indonesia selama berabad-abad. Kisah Ramayana telah dikisahkan ulang dalam berbagai bentuk, termasuk seni pertunjukan yang megah. Sendratari Ramayana, yang dipentaskan secara rutin di Pulau Jawa sejak tahun 1961, bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga telah menjadi bagian integral dari identitas budaya Indonesia, membentuk keyakinan dan praktik keagamaan banyak orang.
Lebih jauh lagi, pengaruh Hindu dapat ditemukan di seluruh pelosok negeri. Candi-candi Hindu kuno masih berdiri kokoh di berbagai pulau, menjadi saksi bisu dari sejarah panjang pertukaran budaya antara India dan Indonesia. Nama-nama Sanskerta masih umum ditemukan, baik sebagai nama tempat maupun nama orang, menunjukkan betapa dalam pengaruh India meresap dalam budaya Indonesia.
Bahkan, Indonesia pernah mengeluarkan seri perangko yang menggambarkan adegan-adegan dari Ramayana, menampilkan tokoh-tokoh ikonik seperti Rama, Sita, dan Hanuman. Ini adalah bukti penghormatan Indonesia terhadap warisan budaya India dan pengakuan atas pentingnya hubungan antara kedua negara.
Ikatan sejarah yang kuat antara India dan Indonesia telah membentuk landasan kokoh bagi hubungan bilateral kedua negara. Jauh sebelum Indonesia meraih kemerdekaannya, India telah menunjukkan dukungannya dengan menjadi salah satu negara besar pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia pada tahun 1946. Pengakuan ini bukan hanya sekadar formalitas diplomatik, melainkan simbol solidaritas dan kepercayaan yang menjadi titik awal bagi persahabatan kedua negara.
Tiga tahun berselang, India kembali menegaskan komitmennya untuk mempererat hubungan dengan Indonesia dengan mengundang Presiden Sukarno sebagai tamu kehormatan pada perayaan Hari Republik India yang pertama di tahun 1950. Momen bersejarah ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan diplomasi kedua negara, menandai awal dari interaksi yang lebih intensif di berbagai bidang.
Kini, Presiden Joko Widodo memiliki kesempatan berharga untuk meneruskan dan memperkuat legasi hubungan baik yang telah dirintis oleh para pendahulunya. Kehadiran beliau sebagai tamu utama pada Hari Republik India tahun ini bukan hanya sebuah kehormatan, tetapi juga momentum strategis untuk meningkatkan kerjasama bilateral ke level yang lebih tinggi.
Presiden Widodo, yang merupakan presiden Indonesia keempat yang menerima undangan prestisius ini, akan melakukan kunjungan kenegaraan selama empat hari di India. Kunjungan ini diharapkan dapat menghasilkan kemajuan signifikan dalam berbagai aspek kerjasama, khususnya di bidang pertahanan.
Salah satu agenda penting dalam kunjungan Presiden Widodo adalah pembahasan mengenai pengadaan rudal BrahMos dari India. Indonesia telah menunjukkan minat yang besar untuk mengakuisisi rudal supersonik canggih ini yang mampu diluncurkan dari berbagai platform, baik darat, laut, maupun udara.
BrahMos, yang dikembangkan bersama oleh India dan Rusia, merupakan sistem persenjataan mutakhir yang diharapkan dapat memperkuat sistem pertahanan Indonesia, khususnya kemampuan pertahanan di wilayah pesisir. Indonesia tertarik untuk memiliki versi BrahMos yang dirancang khusus untuk dipasang di kapal perang, sehingga dapat meningkatkan daya gempur armada laut Indonesia.
Kunjungan Presiden Joko Widodo ke India tidak hanya berfokus pada kerjasama di bidang pertahanan. Beliau juga memiliki ketertarikan yang kuat untuk mengeksplorasi potensi kerjasama di berbagai sektor lain, terutama di bidang teknologi digital. Indonesia menaruh perhatian khusus pada keberhasilan India dalam menerapkan sistem identitas digital Aadhaar.
Aadhaar, yang awalnya dirancang sebagai sistem untuk memberikan identitas unik bagi setiap penduduk India, telah berevolusi menjadi infrastruktur digital yang vital. Kini, Aadhaar menjadi tulang punggung dalam penyaluran berbagai layanan publik di India, mulai dari pencairan bantuan sosial hingga akses layanan kesehatan.
Indonesia melihat Aadhaar sebagai model yang dapat diadaptasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik di Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia ingin mempelajari lebih lanjut mengenai implementasi dan manajemen sistem Aadhaar dari pengalaman India.
Sementara itu, dari sudut pandang India, peningkatan konektivitas dengan Indonesia merupakan prioritas yang sangat penting. Selama bertahun-tahun, kedua negara telah mendiskusikan rencana ambisius untuk membangun koridor konektivitas yang menghubungkan Kepulauan Andaman di India dengan wilayah Aceh di Indonesia.
Proyek ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di kedua negara dengan memfasilitasi arus perdagangan barang dan jasa. Sayangnya, proyek konektivitas ini belum menunjukkan kemajuan yang signifikan. Pemerintah India berharap kunjungan Presiden Widodo dapat menjadi momentum untuk merevitalisasi proyek tersebut dan menemukan solusi atas kendala yang ada.
Meskipun kerjasama di bidang perdagangan, pertahanan, dan keamanan menjadi fokus utama dalam hubungan bilateral India dan Indonesia di era modern ini, namun penting untuk diingat bahwa fondasi dari kemitraan ini adalah ikatan historis yang telah terjalin selama berabad-abad.
Kehadiran diaspora India yang cukup besar di Indonesia semakin memperkaya dimensi hubungan kedua negara. Jalinan historis dan people-to-people connection ini akan terus menjadi modal yang tak ternilai dalam memperdalam kolaborasi dan mewujudkan potensi kemitraan strategis antara India dan Indonesia.