Telaah

Sejarah Sosialisme Islam di Indonesia, Ideologi Pembebasan Kaum Lemah

3 Mins read

Sosialisme Islam merupakan ideologi pembebasan kaum lemah pada awal abad ke-20, begitu juga di Indonesia. Pada zaman itu, Indonesia (Hindia Belanda) masih berada dalam cengkraman kolonial, banyak rakyat Indonesia yang terpenjara kebebasannya akibat aturan-aturan kolonial yang diskriminatif.

Salah satunya aturan tidak boleh satu restoran dengan orang-orang Eropa meskipun orang pribumi lebih kaya dari padanya. Selain itu orang pribumi juga tidak boleh bersekolah sama seperti orang Eropa terkecuali anak bangsawan keturunan kerajaan.

Hal ini terjadi akibat peraturan saat itu mengharuskan kaum lemah pribumi (Inlanders) lebih rendah dari pada dua golongan di atasnya (Timur Asing) dan (Eropa: Belanda, Inggris, Prancis, dst).

Dengan demikian orang-orang pribumi memberontak akibat ada pendukung di belakangnya yaitu ideologi sosialisme Islam.

Namun akhir-akhir ini ideologi tersebut jarang terungkap. Padahal sosialisme Islam mempersiapkan rakyat Indonesia keluar dari sistem penjajahan begitu besar.

Barangkali karena sosialisme Islam identik dengan ajaran komunis jadi salah satu penyebab orang jarang membahas dan mengulasnya, tak terkecuali di forum akademik perkuliahan di Indonesia.

Sejarah Kemunculan Sosialisme Islam di Indonesia

Selain muncul untuk membela kaum lemah rupanya salah satu yang mengilhami munculnya ideologi sosialisme Islam yaitu industrialisasi di Hindia Belanda yang membabi buta.

Sosialisme Islam merupakan respons terhadap kemerosotan ekonomi akibat industrialisasi besar-besaran yang terjadi pada awal abad ke-20 di Hindia Belanda.

Peristiwa ini berdampak pada berhentinya sejumlah besar pegawai di pabrik karena tenaga mereka tergantikan oleh mesin.

Kesulitan ekonomi muncul merata di lingkungan sosial masyarakat pedesaan. Peristiwa ini menarik banyak perhatian tokoh politik Islam dari golongan pribumi tidak lain adalah H.O.S. Tjokroaminoto.

Ia menggunakan corong Syarikat Islam (Sebuah partai politik yang menentang kebijakan kolonial) untuk menyebarkan ideologi sosialisme Islam. Mula-mula ia bersama kawannya bernama H. Agoes Salim mempopulerkan sosialisme Islam sejak tahun 1905.

Sosialisme Islam bagi mereka adalah cara menolak Marxisme dan Komunisme tetapi dengan menggali aspek-aspek sosial yang ada di dalam ajaran Islam. Dengan kata lain menarik yang baik dan bermanfaat, membuang yang kotor dan tak relevan.

Menurut Nor Huda dalam buku berjudul “Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia” (2015), kelompok ini mencoba memunculkan wacana sosialisme Islam yang mengarah pada ajaran-ajaran Islam tentang konsep keadilan dan pembebasan bagi kaum lemah.

Mereka berhasil menghadirkan ideologi Sosialisme Islam karena mendapatkan banyak sambutan hangat dari masyarakat Jawa.

Begitu pula dengan pengikut H. Agoes Salim di Sumatera, mereka baik sambutannya sama seperti masyarakat Jawa terhadap konsep tersebut Syarikat Islam dengan ideologi sosialisme Islam.

Wacana Sosialisme Islam Mendukung Pembebasan Kaum Lemah

H.O.S. Tjokroaminoto dengan H. Agoes Salim menerima afiliasi Marxisme dan Komunisme dengan Islam. Mereka beralasan menerima ini karena antara Islam dan Komunisme/Marxisme secara ideologis bermuara pada isu yang sama yaitu, “Pembebasan kaum yang lemah”.

Oleh karena itu wacana sosialisme Islam di kalangan petani, buruh, dan masyarakat sipil lain yang terkena dampak industrialisasi mendukung ideologi tersebut. Mereka ingin bebas dan punya pekerjaan untuk menghidupi keluarga.

Apabila industrialisasi tak bisa berhenti, setidaknya mereka ingin mendapatkan pendidikan teknologi supaya bisa bekerja berdampingan dengan mesin industrialisasi.

Selain H. Agoes Salim dan H.O.S. Tjokroaminoto terdapat dua tokoh lain yang punya pemikiran lebih radikal memandang sosialisme Islam. Mereka adalah H.M. Misbach dan Haroen Rasjidi.

Mereka mendukung ideologi sosialisme Islam tumbuh di dalam keanggotaan Syarikat Islam. Bahkan mereka mewacanakan akan memberikan dominasi ajaran komunis dalam Syarikat Islam. Akibatnya Syarikat Islam pecah menjadi dua. Ada yang bermuara pada titah Tjokro ada pula yang ikut setia pada Semaoen.

Mereka berdua adalah tokoh besar Syarikat Islam putihan dan Syarikat Islam abangan. Awal perpecahan ini tidak lain sebagai dampak dari tafsiran sosialisme Islam yang terlalu kebablasan.

Sosialisme Islam Lahir Lebih Awal di Barat

Berdasarkan pengamatan dari tulisan Nor Hoda yang menyebut Tjokroaminoto lebih sering membaca buku-buku Islam daripada literatur berbahasa Inggris, besar kemungkinan ideologi sosialisme Islam yang ada di Barat lebih awal daripada sosialisme Islam di Hindia Belanda.

Hal ini sebagaimana yang Tjokroaminoto katakan, ia belajar pemikiran sosialisme Islam dari para pemikir Islam beraliran Ahmadiyah di Barat. Karena tidak bisa memahami aksara Arab, Tjokro terpaksa membaca bahan-bahan ke-Islaman dari kitab-kitab Ahmadiyah yang berbahasa Inggris.

Antara lain seperti buku tafsiran Muhammad Ali berjudul, “The Holy Qur’an” dan Syed Ameer Ali berjudul, “The Spirit of Islam”. Buku-buku inilah yang mengilhami Tjokroaminoto memperjuangkan sosialisme Islam di Hindia Belanda (Indonesia).

Tidak seperti ulama pada umumnya yang menghabiskan waktu bertahun-tahun ke Haramayn untuk belajar pada ulama besar di Makkah, Tjokro justru mempelajari ajaran Islam secara otodidak.

Bahkan buku yang paling relevan melahirkan ideology sosialisme Islam menurut Tjokro sendiri yaitu kitab Ahmadiyah berjudul, “Islam and Socialism”.

Selain melahirkan ideologi sosialisme Islam, mempelajari Islam secara otodidak membuat Tjokroaminoto produktif menulis. Dalam sejarah Syarikat Islam, Tjokro terkenal menghasilkan beberapa tulisan Islam sebagaimana berikut di bawah ini:

“Islam dan Sosialisme, Tarich Agama Islam, Riwayat Pemandangan Atas Nabi Muhammad dan Perjalanan Nabi Muhammad SAW, Program Aasas, Program Tadhim Partai Sarekat Islam Indonesia, dan Reglement Umum bagi Umat Islam.” 

2118 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan kenegaraan
Articles
Related posts
Telaah

Konflik Kepentingan Penegakan Hukum Kecelakaan Pesawat Terbang

13 Mins read
Meskipun transportasi udara secara luas diakui sebagai moda transportasi paling selamat dan aman, komunitas penerbangan, termasuk penyelidik kecelakaan udara, terus bekerja tanpa…
Telaah

Optimasi Data Geospasial: Kunci Kelestarian Ekosistem Mangrove

3 Mins read
Indonesia memiliki sumber daya hutan mangrove sangat luas, tersebar di wilayah pesisir di berbagai provinsi. Salah satunya di Pulau Kalimantan. Pulau Kalimantan…
Telaah

Menyikapi Radikalisme dan Narasi Keislaman yang Dipolitisasi

3 Mins read
Inti dari era teknologi adalah bagaimana masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital untuk mencapai kemajuan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam perjalanan…
Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *