Jaga Pilar

Sepuluh Ciri Kelompok Aliran Sesat di Indonesia yang Harus Diwaspadai

3 Mins read

Berita tentang adanya aliran sesat selalu bermunculan di media sosial, bahkan meski aliran tersebut tidak masuk diakal namun ada saja masyarakat yang mengikutinya, terlebih aliran yang mengait-ngaitkan dengan agama sehingga banyak masyarakat yang terjebak atau menjadi pengikutnya. Agar tidak mudah terkecoh dan terjangkit virus alirans sesat, berikut 10 ciri-ciri aliran sesat yang diambil dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Dilansir dari laman Detik, berdasarkan buku Multikulturalisme dalam Pendidikan Agama Islam: Analisis Pemikiran Dosen PAI di Perguruan Tinggi Umum karya Abdullah Wali, aliran sesat adalah kelompok atau gerakan yang menyimpang dari ajaran agama yang benar, baik dalam pemahaman, maupun praktik ibadahnya. Di tengah kehidupan masyarakat, aliran-aliran seperti ini sering kali muncul dan menawarkan pemahaman yang berbeda dari ajaran Islam yang sebenarnya.

Aliran-aliran tersebut biasanya memiliki ciri khas tertentu yang dapat dikenali, meskipun nama-nama gerakannya tidak selalu disebutkan secara spesifik. Untuk menjaga diri agar tidak tersesat, penting bagi umat Islam untuk berpegang teguh pada pedoman agama, yaitu Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana yang disampaikan dalam sebuah hadits,

“Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara yang kalian tidak akan pernah tersesat untuk selama-lamanya, selama kalian berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah Nabi.” (HR Bukhari dan Muslim)

Ciri-ciri Aliran Sesat Menurut MUI

Untuk membantu umat Islam mengenali dan menjauhi aliran yang menyimpang, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan beberapa ciri khas aliran sesat. Dilansir dari laman resmi MUI, berikut beberapa cirinya.
1. Mengingkari salah satu rukun iman dan rukun Islam.
2. Meyakini atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i.
3. Meyakini adanya wahyu yang turun setelah Al-Qur’an.
4. Mengingkari otentisitas dan kebenaran Al-Qur’an.
5. Melakukan penafsiran Al-Qur’an yang tidak sesuai dengan kaidah tafsir.
6. Mengingkari kedudukan hadits sebagai sumber ajaran Islam.
7. Melecehkan atau mendustakan Nabi.
8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir.
9. Mengurangi atau menambah pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah.
10. Mengkafirkan sesama muslim hanya karena perbedaan kelompok.
Pentingnya Menghindari Kesesatan
Allah SWT telah mengingatkan bahaya kesesatan melalui surah Al-A’raf ayat 186,

مَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَلَا هَادِيَ لَهٗ ۖوَيَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ

Arab latin: May yuḍlilillāhu falā hādiya lah(ū), wa yażaruhum fī ṭugyānihim ya’mahūn(a).

Artinya: “Siapa saja yang Allah sesatkan, tidak ada yang mampu memberinya petunjuk dan Dia akan membiarkannya terombang-ambing dalam kesesatan.”

Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya berpegang teguh pada ajaran Islam yang benar agar tidak terjebak dalam kesesatan.

Fenomena munculnya aliran sesat di Indonesia bukanlah hal baru. Dengan keragaman budaya dan keyakinan yang ada di Tanah Air, potensi munculnya kelompok-kelompok yang menyimpang dari ajaran agama mainstream semakin terbuka lebar. Aliran-aliran ini sering kali menyasar individu-individu yang sedang mencari makna hidup atau merasa terasing dari lingkungan sosial mereka. Penting untuk mengenali ciri-ciri kelompok aliran sesat agar masyarakat dapat melindungi diri dan keluarga dari pengaruh yang merugikan.

Salah satu ciri utama aliran sesat adalah penyimpangan ajaran dari doktrin agama yang diakui secara resmi. Kelompok ini biasanya mengajarkan interpretasi yang bertentangan dengan kitab suci atau tradisi keagamaan yang telah diterima luas oleh masyarakat. Misalnya, mereka bisa saja mengklaim memiliki wahyu baru atau mendistorsi ajaran agama demi kepentingan pemimpin kelompok.

Ciri lainnya adalah keberadaan sosok pemimpin karismatik yang sering kali dipuja secara berlebihan. Pemimpin ini biasanya mengklaim memiliki kemampuan supranatural atau hubungan langsung dengan Tuhan, sehingga ia menuntut loyalitas tanpa batas dari para pengikutnya. Dalam banyak kasus, pemimpin semacam ini memanfaatkan pengaruhnya untuk mengendalikan kehidupan pribadi dan harta benda para anggota.

Kelompok aliran sesat juga cenderung eksklusif dan menutup diri dari dunia luar. Mereka sering meminta pengikutnya untuk memutuskan hubungan dengan keluarga atau teman-teman yang tidak sejalan dengan keyakinan kelompok. Hal ini dilakukan untuk menciptakan ketergantungan penuh terhadap komunitas tersebut. Selain itu, mereka kerap menggunakan ancaman atau manipulasi psikologis untuk menjaga loyalitas anggota.

Dalam beberapa kasus, aliran sesat juga memiliki praktik ibadah atau ritual yang aneh dan tidak lazim. Ritual-ritual ini bisa melibatkan tindakan-tindakan yang melanggar norma agama maupun hukum, seperti pengorbanan manusia, penyiksaan, atau penyalahgunaan narkoba. Semua ini dilakukan dengan dalih menjalankan perintah ilahi atau mencapai tingkat spiritual tertentu.

Aliran-aliran sesat sering kali juga memiliki agenda tersembunyi yang merugikan anggotanya secara finansial. Para pengikut biasanya diwajibkan memberikan sumbangan dalam jumlah besar atau menyerahkan harta benda mereka kepada kelompok. Dalam jangka panjang, hal ini tidak hanya merugikan secara materi tetapi juga menciptakan ketergantungan ekonomi yang sulit diputuskan.

Penting bagi masyarakat untuk meningkatkan literasi agama dan membangun dialog yang sehat antarumat beragama. Edukasi tentang ajaran agama yang benar dapat menjadi tameng terhadap propaganda kelompok-kelompok yang menyimpang. Selain itu, pemerintah dan organisasi keagamaan perlu bekerja sama dalam mengawasi dan menangani keberadaan aliran sesat yang berpotensi merusak harmoni sosial.

Dengan mengenali ciri-ciri aliran sesat ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan melindungi diri serta keluarga dari pengaruh negatif yang mereka bawa. Tidak hanya itu, kesadaran kolektif ini juga dapat menjadi langkah awal dalam menjaga keutuhan dan kedamaian di tengah keberagaman Indonesia.

1562 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
Jaga Pilar

Modernisasi Pertanian: Bioekonomi, Digitalisasi, dan Pemberdayaan Indonesia

3 Mins read
Sektor pertanian Indonesia sedang berada di persimpangan sejarah. Di tengah ancaman krisis iklim, tekanan populasi yang terus meningkat, serta ketidakpastian ekonomi global,…
Jaga Pilar

Jaga Bangsa: Berlatih Publikasi Academic Book Review di Jurnal Global

3 Mins read
Tuntutan bagi dosen dan mahasiswa magister dan doktor agar mempublikasi hasil risetnya di media jurnal internasional bereputasi global menjadi salah satu capaian…
Jaga Pilar

Refleksi Dies Natalis HMI, Kaderisasi dan Kesadaran Kolektif

3 Mins read
Dua tahun setelah proklamasi kemerdekaan, tepatnya pada tanggal 5 Februari, menjadi tonggak sejarah pergerakan mahasiswa Islam. Lafran Pane beserta belasan temannya di…
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.