Jaga Pilar

Soedirman Selalu Hargai dan Perhatikan Pendapat Orang

3 Mins read

Sejak kecil  Soedirman mempunyai kepribadian yang kuat.  Eyang dari Soedirman ( ayah dari Raden Tjokrosoenarjo ) yang merupakan Patih di Cilacap pernah mengatakan bahwa cucunya bakal menjadi Senopatine perang . Sehingga Soedirman diberi warisan oleh eyangnya berupa iket wulung.

“Jadi sejak kecil Pak Dirman sudah digadang-gadang oleh eyang Pak Dirman dan saya mendapatkan cerita ini dari yang mengasuh Pak Dirman waktu kecil yang bernama Bu Markoyo. Saya sempat bertemu Bu Markoyo di tahun 1970 waktu saya masih mahasiswa. Bu  Markoyo juga cerita bahwa Pak Dirman putra kandung dari Tjokrosoenarjo,” ungkap putra bungsu Panglima Besar Jenderal Soedirman uola, Ir. M. Teguh Soedirman, pada Republika.co.id

Walaupun Pak Dirman anak dari seorang asisten wedana, tetapi tidak pernah mengunggul-unggulkan orangtuanya. Dia selalu rendah hati  tetapi  aktif dalam  organisasi  seperti Muhammadiyah. Ketika zaman pendudukan Jepang , Soedirman yang menikah di usia 20 tahun (1936),  bergabung dengan  PETA  (Pembela Tanah Air) di Bogor dan begitu tamat pendidikan ia langsung diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya Cilacap. Setelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran melawan pasukan Jepang, Soedirman  berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas.Ia  kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V Banyumas dengan pangkat kolonel.

Karena senang membaca sejarah, Soedirman menggunakan sistem yang digunakan oleh raja-raja seperti Sultan Agung dan Diponegoro, seperti sapit urang saat memimpin pertempuran sengit melawan tentara sekutu di Palagan Ambarawa . Sehingga mampu menggiring musuh.

Palagan Ambarawa ini merupakan peperangan terbesar di Indonesia dan diakui bangsa lain karena tidak mendapat bantuan apa-apa. Karena kepiawaiannya, Soedirman diangkat menjadi Panglima Besar Jenderal Soedirman dan pada waktu pemilihan Panglima Jenderal Soedirman secara aklamasi semua komandan divisi menerima Pak Dirman sebagai Panglima Besar Jenderal Soedirman  meskipun tidak melalui akademi militer maupun pendidikan lain.

Namun Pak Dirman saat itu tidak langsung menerima. Ia minta pendapat keluarga khususnya Bu Dirman sebagai isterinya dan Nyai Ahmad Dahlan yang waktu itu sebagai sesepuh. Hubungan keluarga Pak Dirman dengan keluarga KH Ahmad Dahlan dekat. Pak Dirman tanya kepada ibu setuju tidak, dan kalau tidak setuju pak Dirman tidak mau ditunjuk sebagai Panglima Besar Jenderal Sudirman. Jawaban ibu,  “Ya terserah kalau sudah menjadi kewajiban Mas (red. Soedirman), keluarga mendukung,” cerita Teguh.

Waktu Pak Dirman perang gerilya dalam Agresi militer II Belanda , Pak Dirman minta kerelaan Bu Dirman dan minta sangu. Padahal waktu itu Pak Dirman dalam keadaan sakit dan Presiden Soekarno meminta ia  tinggal di kota Yogyakarta.

“Ibu memberikan semua harta emasnya . Semula Pak Dirman tidak mau karena harta emas itu milik isterinya. Tetapi kata ibu, “Apa yang saya miliki juga menjadi milik Mas. Apalagi Mas dalam kondisi sakit, dan di medan perang perlu banyak kebutuhan,”” cerita Teguh.

Meskipun Pak Dirman dalam kondisi sakit parah, tetapi karena kondisi negara membutuhkan Pak Dirman ya tetap berangkat, berjuang, walaupun sudah dihalang-halangi .

Dengan tegas Pak Dirman berkata, “Tidak bisa karena Belanda sudah berulang-ulang ingkar janji. Kalau kita dijajah, tidak bisa apa-apa lagi. Ini mumpung kita masih bisa bergerak. Makanya  waktu itu Presiden Soekarno berkata, Pak Dirman kan dalam kondisi sakit, kok mau mempimpin perang gerilya?  Lalu pak Dirman menjawab, “Yang sakit itu Soedirman sedangkan Panglima Besar tidak pernah sakit. Oleh karena itu saya minta ijin Panglima tertinggi  untuk memimpin perang gerilya. Jika panglima tertinggi tidak berkenan memimpin perang gerilya,  saya bertanggungjawab dengan jabatan saya,” cerita Teguh.

Menurut Teguh, tanggungjawab Pak Dirman sebagai sebagai pemimpin  yang meskipun sakit tetap berjuang dan negara tidak punya uang, mengorbankan keluarganya, berjuang pakai uang sakunya sendiri demi bangsa dan negara dan apa yang dicita-citakan yakni tidak ingin Indonesia dijajah lagi. Selain itu, kata Teguh menambahkan, Pak dirman selalu menghargai, memperhatian dan menerima usulan atau pendapat anak buah maupun orang lain.

Setelah ditampung usulan anak buah atau orang lain, Pak Dirman yang menentukan dan memilih mana yang bisa dipakai. Teguh mengungkapkan, ayahnya pernah berkata kepada ibundanya, meski pendapat itu misalnya dari tukang sapu sekalipun, tetapi  baik dan bisa untuk mempertahankan Indonesia mengapa tidak kterima.

“Karena  sebagai seorang pimpinan bisa menentukan mana yang baik dan buruk. Tentara yang pernah ikut Pak Dirman menganggap putra-putri Pak Dirman seperti adiknya, karena mereka merasa sebagai putra Pak Dirman juga. Tetapi apakah sekarang diterapkan oleh para pimpinan?”, tanyanya.

“Saya sering menangis sendiri, kok seperti itu ya kebanyakan pemimpin sekarang  butuh menangnya sendiri untuk kepentingan sendiri. Saya rasa kalau semua menerapkan seperti  yang diarahkan Pak Dirman  negara ini bisa aman tenteran, semua bisa menghargai dan menerima pendapat orang, kecuali kalau ada yang nyleneh misalnya dalam agama, harus kita peringatkan dan kembalikan ke relnya,” ungkap Teguh yang mengaku tidak punya rumah dan sekarang tinggal bersama kakaknya di rumah tabon (red. rumah keluarga besar yang dulu ditinggali ibunya).

Neni Ridarneni

Selengkapnya baca di sini I

2121 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan kenegaraan
Articles
Related posts
Jaga Pilar

Hilangnya Demokrasi Itu Berarti Hilangnya Kemanusiaan, Benarkah?

4 Mins read
Demo dilakukan oleh sebagian besar Mahasiswa diberbagai wilayah Indonesia didepan gedung DPR. Mereka melakukan Demo atas ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan DPR yang…
Jaga Pilar

Dunia Akademis yang Sakit: Bertahan, Melawan, atau Menyerah?

4 Mins read
“There is a crack, a crack in everything, that’s how the light gets in.” Kutipan dari Leonard Cohen ini menjadi refleksi yang tepat…
Jaga Pilar

Pajak dan Generasi Muda: Mengubah Mindset, Membangun Negeri

3 Mins read
Seperti yang diketahui, pajak merupakan salah stau sumber pendapatan utama bagi Negara Indonesia yang digunakan untuk membiayai pembangunan dan layanan publik. Sudah…
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *