Bhinneka Tunggal Ika

Syirik? Ini Hukum Hormat Bendera dan Menyayikan Lagu Kebangsaan Pada 17 Agustus

4 Mins read

Momentum 17 Agustus merupakan hari yang amat penting bagi seluruh warga negara Indonesia, sebab hari itu diproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada peringatan hari ulang tahun kemerdekaan tersebut, biasanya dirayakan dengan upacara pengibaran Sang Saka Merah Putih yang diiringi dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya.

Sebagian kelompok Islam menilai dan menuduh bahwa hormat bendera merah putih dalam perayaan upacara serta menyanyikan lagu kebangsaanย Indonesia Rayaย termasuk hal yang dilarang dalam Islam. Menurut anggapan mereka, penghormatan terhadap bendera termasuk tindakan mengagungkan terhadap makhluk yang berlebih-lebihan sehingga perilaku demikian divonis sebagai perbuatanย syirikย (menyekutukan Allah Swt.) dan bidโ€™ah

Benarkah demikian? Tulisan ini mencoba mengupas polemik tersebut dalam sudut pandang fiqhiyyah, sebelum menjawab tuduhan miring tersebut perlu kiranya kita tinjau ulang apa substansi daripada penghormatan terhadap Sang Saka Merah Putih ini.

Pada esensinya hormat terhadap bendera bukanlah sebagai bentuk penyembahan terhadap makhluk namun sebagai ekspresi cinta kepada tanah air serta ungkapan penghargaan terhadap para pahlawan yang telah memperjuangkan negeri ini. Selain itu, dalam prosesi upacara ini secara tidak langsung telah menanamkan nilai nasionalisme di sanubari generasi para penerus bangsa.

ย 

Nasionalisme dalam Islam

Merujukย Kamus Besar Bahasa Indonesiaย (KBBI)ย nasionalisme diartikan dengan kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan sebuah bangsa, atau juga dibahasakan dengan semangat kebangsaan. Tentu, jiwa nasionalisme ini harus terpatri dalam sanubari setiap anak bangsa guna menjaga semangat mempertahankan, siap berkorban dan berjuang demi bangsa, sehingga hal demikian bisa menjadi kekuatan riil yang meperkokoh kedaulatannya.

Dalam Islam, sesungguhnya nasionalisme dan cinta tanah air telah dipraktikkan langsung oleh Rasulullah SAW. sebagaimana termaktub dalamย Sahih Bukhori:

ูƒูŽุงู†ูŽ ุฅูุฐูŽุง ู‚ูŽุฏูู…ูŽ ู…ูู†ู’ ุณูŽููŽุฑู ููŽู†ูŽุธูŽุฑูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุฌูุฏู’ุฑูŽุงู†ู ุงู„ู’ู…ูŽุฏููŠู†ูŽุฉู ุฃูŽูˆู’ุถูŽุนูŽ ุฑูŽุงุญูู„ูŽุชูŽู‡ู ูˆูŽุฅูู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฏูŽุงุจู‘ูŽุฉู ุญูŽุฑู‘ูŽูƒูŽู‡ูŽุง ู…ูู†ู’ ุญูุจู‘ูู‡ูŽุง

โ€œKetika Rasulullah Saw.ย pulang dari bepergianย dan melihat dindingย kota Madinah, beliau mempercepat lajuย untanya; dan bilaย mengendarai tungganganย (seperti kuda),ย maka beliau gerak-gerakkan karena cintanyaย padaย Madinah.โ€ (HR. Al-Bukhari)

Hadis di atas kemudian dikomentari oleh salah satu ulama yang pakar dalam bidang hadis, Syekh Ibn Hajar Al-Asqalani (w. 852 H). Beliau menyatakan dalam kitabnyaย Fath Al-Bari Syarh Sahih Al-Bukhariย bahwa dalam hadis itu terdapat petunjuk atas keutamaan Madinah dan disyariatkannya mencintai tanah air serta merindukannya.

Bukan hanya itu, bila menilikย sirahย nabiwiyyahย maka dikisahkan, di tengah perjalanan hijrah ke Madinah, Rasulullah Saw. sangat merindukan Makkah, tanah kelahirannya. Lalu malaikat Jibril datang dan bertanya: โ€œApakah Engkau merindukan negerimu?โ€ Rasulullah Saw. kemudian menjawab: โ€œYaโ€œ. Lalu turunlah ayat:

ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ููŽุฑูŽุถูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ูŽ ู„ูŽุฑูŽุงุฏู‘ููƒูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ู…ูŽุนูŽุงุฏู

โ€œSesungguhnya Allah yang mewajibkan kepadamu (melaksanakanย hukum-hukum)Al-Quran, benar-benar akan mengembalikanmuย ke tempat kembali (Makkah).โ€ย (Q.S. Al-Qashash: 85)

Menurut pandangan mufassir kontemporer Syekh Muhammad al-Amin bin Abdullah al-Harari al-Syafiโ€™i (w. 1441 H),ย pada ayat itu terdapat isyarat bahwa cinta tanah air merupakan bagian dari iman. [Al-Harari,ย Tafsir Hadaiq al-Rauh wa al-Raihan fi rawabi โ€˜Ulum al-Qurโ€™an, vol. 21, h. 309] Sehingga, nasionalisme sejatinya tidak perlu dipertentangkan dengan Islam, bahkan sebenarnya justru ia dapat menjadi media untuk mengimplementasikan ajaran-ajarannya.

ย 

Penghormatan Kepada Bendera dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan

Bendera merupakan simbol negara sebagai pemersatu bangsa, oleh karenanya tindakan penghormatan terhadap Sang Saka Merah Putih tidak lain sebagai ungkapan semangat juang untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan tanah air Indonesia. Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa hormat terhadap bendera merupakan bentuk ekspresi cinta tanah air dan nasionalisme sehingga, tindakan demikian bukanlah termasuk perkara yang diharamkan syariat.

Guru Besar Universitas Al-Azhar Kairo serta Ketua Komisi Fatwa Al-Azhar Asy-Syarifย  Syekh Athiyyah Saqr (w. 2006 M) pernah merilis fatwa bahwa hormat bendera ini bukanlah termasuk perbuatan syirik apalagi bidโ€™ah. Beliau menyatakan:

ุงู„ุณูุคูŽุงู„ู: ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ุจูŽุนู’ุถู ุงู„ู’ู†ู‘ูŽุงุณู : ุฅูู†ู‘ูŽ ุชูŽุญููŠู‘ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ุนูŽู„ูŽู…ู ุดูุฑู’ูƒูŒ ุจูุงู„ู„ู‡ู ุŒ ููŽู„ุงูŽ ูŠูุนูŽุธู‘ูŽู…ู ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ุŒ ููŽู‡ูŽู„ู’ ู‡ูู†ูŽุง ุตูŽุญููŠู’ุญูŒ ุŸ ุงู„ู’ุฌูŽูˆูŽุงุจู: ุงู„ู’ุนูŽู„ูŽู…ู ุฑูŽู…ู’ุฒูŒ ู„ูู„ู’ูˆูŽุทูŽู†ู ููู‰ู’ ุงู„ู’ุนูŽุตู’ุฑู ุงู„ู’ุญูŽุฏููŠู’ุซู ุŒ ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู’ุนูŽุฑูŽุจู ุฑูŽู…ู’ุฒู‹ุง ู„ูู„ู’ู‚ูŽุจููŠู’ู„ูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู’ุฌูŽู…ูŽุงุนูŽุฉูุŒ ูŠูŽุณููŠู’ุฑู ุฎูŽู„ู’ููŽู‡ู ูˆูŽูŠูุญูŽุงููุธู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูƒูู„ู‘ู ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽู†ู’ุชูŽุณูุจู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู‚ูŽุจููŠู’ู„ูŽุฉู ุฃูŽูˆู ุงู„ู’ุฌูŽู…ูŽุงุนูŽุฉู ุŒ ูˆูŽูƒูู„ู‘ูŽู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู’ุนูŽู„ูŽู…ู ู…ูŽุฑู’ูููˆู’ุนู‹ุง ุฏูŽู„ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุนูุฒู‘ูŽุฉู ุฃูŽู‡ู’ู„ูู‡ู ุŒ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุงู†ู’ุชูŽูƒูŽุณูŽ ุฏูŽู„ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฐูู„ู‘ูู‡ูู…ู’ ุŒ ูˆูŽูŠูุนู’ุฑูŽูู ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู’ุนูŽุฑูŽุจู ุจูุงุณู’ู…ู ุงู„ู’ุฑู‘ูŽุงูŠูŽุฉู ุฃูŽูˆู ุงู„ู’ู„ู‘ููˆูŽุงุกู

โ€œPertanyaan: Sebagian orang berkata bahwa hormat bendera ialah syirik, sebab tidak ada yang berhak diagungkan kecuali Allah Swt. Semata. Apakah itu benar? Jawab Syekh Athiyyah: Bendera ialah simbol negara di masa sekarang. Bangsa Arab juga memiliki simbol suku dan kelompok. Setiap kelompok akan berjalan di belakang bendera dan menjaganya. Setiap bendera ditinggikan, maka hal tersebut menunjukkan ketinggian bangsanya. Jika bendera tersebut jatuh, maka akan menunjukkan terhadap kehinaannya. Bagi bangsa Arab, bendera ini dikenal dengan istilah Rayah atau Liwaโ€™.โ€ย [Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah,ย Fatawa Al-Azharย vol. 10, h. 221, Maktabah Syamilah]

Selanjutnya dalam fatwa tersebut, beliau mengisahkan bahwa dalam peristiwa peperangan pada zaman Rasulullah Saw. kerap membawa Rayah atau Liwaโ€™ (bendera) seperti dalam peristiwa perang Tabuk pembawa bendera saat itu ialah Zaid bin Haritsah, kemudian di pegang oleh Jaโ€™far bin Abi Thalib, kemudian Abdulloh bin Rawahah, lantas diraih oleh Tsabit bi Aqram Al-Ajlani dan diserahkan kepada sang panglima Khalid bin Walid. Dalamย closing statemen-nya, Syekh Athiyyah Saqr menegaskan:

ููŽุชูŽุญููŠู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ุนูŽู„ูŽู…ู ุจูุงู„ู†ู‘ูŽุดููŠู’ุฏู ุฃูŽูˆู ุงู„ู’ุฅูุดูŽุงุฑูŽุฉู ุจูุงู„ู’ูŠูŽุฏู ููู‰ู’ ูˆูŽุถู’ุนู ู…ูุนูŽูŠู‘ูŽู†ู ุฅูุดู’ุนูŽุงุฑูŒ ุจูุงู„ู’ูˆูŽู„ุงูŽุกู ู„ูู„ู’ูˆูŽุทูŽู†ู ูˆูŽุงู„ู’ุงูู„ู’ุชูููŽุงูู ุญูŽูˆู’ู„ูŽ ู‚ููŠูŽุงุฏูŽุชูู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ุญูุฑู’ุตู ุนูŽู„ูŽู‰ ุญูู…ูŽุงูŠูŽุชูู‡ู ุŒ ูˆูŽุฐูŽู„ููƒูŽ ู„ุงูŽ ูŠูŽุฏู’ุฎูู„ู ููู‰ู’ ู…ูŽูู’ู‡ููˆู’ู…ู ุงู’ู„ุนูุจูŽุงุฏูŽุฉู ู„ูŽู‡ู ุŒ ููŽู„ูŽูŠู’ุณูŽ ูููŠู’ู‡ูŽุง ุตูŽู„ุงูŽุฉูŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ุฐููƒู’ุฑูŒ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูู‚ูŽุงู„ูŽ : ุฅูู†ู‘ูŽู‡ูŽุง ุจูุฏู’ุนูŽุฉูŒ ุฃูŽูˆู’ ุชูŽู‚ูŽุฑู‘ูุจูŒ ุฅูู„ูŽู‰ ุบูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู„ู‡ู

โ€œDengan demikian, penghormatan terhadap bendera diiringi lagu kebangsaan ataupun isyarat menggunakan tangan yang diletakkan di anggota tubuh tertentu (seperti kepala) adalah bentuk cinta negara, bersatu dalam kepemimpinannya dan komitmen untuk menjaganya. Sehingga, hal ini tidak termasuk dalam kategori ibadah, karena di dalamnya tidak ada pelaksanaan salat dan dzikir, sehingga dikatakan: Ini bidโ€™ah atau mendekatkan diri kepada Allah Swt.โ€ย [Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah,ย Fatawa Al-Azharย vol. 10, h. 221 CD: Maktabah Syamilah]

Perihal menyenandungkan lagu kebangsaan dalam prosesi upacara yang diklaim oleh sebagian orang sebagai sesuatu yang dilarang dalam Islam serta dilabeli bidโ€™ah, maka kita perlu menelaah ulang ungkapan yang diutarakan oleh pakar fiqh asal suriah Syekh Dr. Wahbah Az-Zuhaili dalam ensiklopedinya:

ูˆูŽุฃูŽู‚ููˆู’ู„ู: ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุบูŽุงู†ููŠู’ ุงู„ู’ูˆูŽุทูŽู†ููŠู‘ูŽุฉู ุฃูŽูˆู ุงู„ู’ุฏู‘ูŽุงุนููŠูŽุฉู ุฅูู„ูŽู‰ ููŽุถููŠู’ู„ูŽุฉูุŒ ุฃูŽูˆู’ ุฌูู‡ูŽุงุฏูุŒ ู„ุงูŽ ู…ูŽุงู†ูุนูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุงุŒ ุจูุดูŽุฑู’ุทู ุนูŽุฏูŽู… ูุงู„ู’ุงูุฎู’ุชูู„ุงูŽุทูุŒ ูˆูŽุณูŽุชู’ุฑู ุฃูŽุฌู’ุฒูŽุงุกู ุงู„ู’ู…ูŽุฑู’ุฃูŽุฉู ู…ูŽุง ุนูŽุฏูŽุง ุงู„ู’ูˆูŽุฌู’ู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูƒูŽูู‘ูŽูŠู’ู†ู. ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุงู„ู’ุฃูŽุบูŽุงู†ููŠู’ ุงู„ู’ู…ูุญู’ุฑูŽุถูŽุฉู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุฑู‘ูŽุฐููŠู’ู„ูŽุฉู ููŽู„ุงูŽ ุดูŽูƒู‘ูŽ ูููŠู’ ุญูุฑู’ู…ูŽุชูู‡ูŽุงุŒ ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุนูู†ู’ุฏูŽ ุงู„ู’ู‚ูŽุงุฆูู„ููŠู’ู†ูŽ ุจูุฅูุจูŽุงุญูŽุฉู ุงู„ู’ุบูู†ูŽุงุกูุŒ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุชู‘ูŽุฎู’ุตููŠู’ุตู ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑูŽุงุชู ุงู„ู’ุฅูุฐูŽุงุนูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุชู‘ูู„ู’ููŽุงุฒู ุงู„ู’ูƒูŽุซููŠู’ุฑูŽุฉู ูููŠู’ ูˆูŽู‚ู’ุชูŽู†ูŽุง ุงู„ู’ุญูŽุงุถูุฑู

โ€œMenurutku, lagu-lagu kebangsaan ataupun lagu-lagu yang memotivasi anak bangsa pada kemuliaan dan semangat perjuangan maka tidak ada larangan didalamnya. Selagi tidak terjadi ikhtilat (campur-baur) antara lelaki dan perempuan, serta tertutupnya tubuh perempuan selain wajah dan kedua telapak tangannya. Adapun, lagu-lagu yang mendorong seseorang pada akhlak tercela, maka hal ini jelas diharamkan sekalipun menurut ulama yang menyatakan kebolehan lagu dan nyanyian, terutama lagu-lagu yang mengandung unsur kemungkaran sebagaimana yang banyak ditayangkan oleh siaran radio dan stasiun televisi di era kini.โ€ย [Az-Zuhaili,ย Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu, (Damaskus: Dar al-Fikr, 2008 M), vol. 4, h. 2666]

Alhasil, dari berbagai keterangan diatas tampak dengan jelas bahwa penghormatan terhadap bendera merah putih bukanlah perbuatan syirik sebab tidak mengandung unsur ritual peribadatan serta aspek yang dapat menyekutukan Allah Swt. di dalam prosesinya.

Justru hormat terhadap bendera merah putih dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya merupakan ungkapan rasa cinta tanah air dan nasionalisme, selain itu juga sebagai bentuk manifestasi rasa syukur atas anugerah Allah Swt, yang telah mengaruniakan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Sehingga, pada dasarnya hukum hormat terhadap bendera merah putih dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya adalah sesuatu yangย mubahย (diperbolehkan) dalam tinjauan fiqh.ย Wallahu aโ€™lam bisshawab.

A. Zaeini Misbaahuddin Asyuari

Mahasantri Marhalah Ula Ma’had Aly Lirboyo Kediri Takhasus Fikih Kebangsaan. Pecinta Khazanah Turats dan Pegiat Literasi Pesantren.
2118 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan kenegaraan
Articles
Related posts
Bhinneka Tunggal Ika

Tokoh Agama Harus Berperan Atasi Tantangan di Era Digitalisasi

1 Mins read
Para tokoh agama harus berperan dalam mengatasi tantangan di era digitalisasi. Pasalnya, era digitalisasi tidak hanya membawa kemajuan yang positif, tetapi juga…
Bhinneka Tunggal Ika

Fenomena War Takjil: Dari Toleransi hingga Puasa Kelas Menengah

4 Mins read
Makanan, minuman, dan puasa saling bertaut. Menahan lapar dan haus adalah standar dasar orang berpuasa. Menariknya, menu sahur atau berbuka puasa adalah…
Bhinneka Tunggal Ika

Ngabuburit Zaman Now, Jalan-jalan atau Scroll Tiktok?

2 Mins read
Kita tidak dapat memungkiri adanya perubahan budaya akibat perkembangan zaman. Tak hanya mencakup budaya etnis atau tradisional, perubahan budaya yang terjadi saat…
Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *