Kelompok-kelompok yang ingin merusak persatuan dan kedamaian di Bumi Nusantara selalu membenturkan Pancasila dengan kitab suci Alquran. Terutama kelompok yang ingin mengganti mengganti ideologi dan dasar negara Indonesia yaitu Pancasila dengan khilafah.
Padahal sejatinya, Pancasila dan Alquran tidak bisa dibanding-bandingkan apalagi dibenturkan. Hal itu dipertegas dengan desertasi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Arif Fahruddin untuk ย meraih gelar doktor tafsir di Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta. Dalam desertasi berjudul Afirmasi Nilai-nilai Pancasila Perspektif Alquran, Kiai Arif menyampaikan, Pancasila dan Alquran tidak ada celah untuk dibenturkan.
โMeskipun sekarang ini tanda-tandanya masih terjadi. Ada yang mengatakan seolah-olah Pancasila itu masih tidak sesuai Alquran,โ kata Kiai Arif di Jakarta dikutip dari MUIDigital di Selasa (24/9/2024).
Kiai Arif menjelaskan, disertasinya tersebut menggabungkan dua diskursus terkait keislaman dan kebangsaan.
โMaka itu, penguatan-penguatan perspektif tafsir, saya berikan supaya menutup celah titik hitam yang mengatakan masih ada potensi Pancasila itu selalu dibajak,โ tegasnya.
Selain itu, Kiai Arif menyebut, disertasinya juga untuk menutup penafsiran Pancasila yang selalu dipolitisir untuk kepentingan tertentu yang seringkali dibenturkan oleh isu agama.
โAlhamdulillah berkat doa semuanya, sudah selesai sehingga saya bisa berkonsentrasi untuk berkhidmat,โ tutupnya.
Kiai Arif Fahrudin merupakan mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qurโan dan Tafsir (IAT) yang telah melaksanakan Ujian Promosi Doktor pada hari Selasa, 10 September 2024 M/06 Rabiul Awal 1446 H secara luring di bawah bimbingan Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA dan Dr. Muhammad Azizan Fitriana, MA, dan diuji dihadapan dewan penguji yang terdiri dari Prof. Dr. Wardah Nuroniyah, M.S.I, Dr. Ahmad Syukron, MA, Ph.D, dan Dr. Muhammad Ulinnuha, MA.