Telaah

Tak Lekang di Telan Zaman: Dinamika Aboge di Antara Ajumanis, Amiswon, dan Asapon

3 Mins read

Para penganut Islam-Jawa Aboge baru merayakan lebaran kemarin pada tanggal 04 Mei 2022. Salah satu varian dari Islam-Jawa ini memang tak mendasarkan perhitungan harinya pada sistem perhitungan syamsiyah maupun qamariyah.

Aboge pada dasarnya adalah sebuah sistem penanggalan Jawa yang konon diciptakan olehĀ Sultan Agung di MataramĀ yang berupaya memadukan sistem penanggalan Islam yang mendasarkan diri pada peredaran bulan (Hijriah) dan sistem penanggalan Hindu yang mendasarkan diri pada peredaran matahari (Saka).

Menurut Lombard, sistem penanggalan Aboge diciptakan untuk menyiasati perbedaan Islam dengan Hindu-Jawa dengan cara membuat beberapa hari perayaan di antara keduanya terjadi secara bersamaan (Nusa Jawa: Silang Budaya, Jilid 2, 2005).

Pemaduan dua sistem penanggalan ini, dalam istilah M.C. Riclefs, adalah bagian dari apa yang disebutnya sebagai ā€œsintesis mistikā€ yang terjadi pada masa Sultan Agung dan Pakubuwana II di Surakarta (Mystic Synthesis in Java, 2006).

Tersebab itulah pada masa ini terdapat varian Islam-Jawa yang dikenal sebagai Islam Aboge. Sehingga, seumpamanya, tahun baru Islam yang terjadi pada bulan Muharram terjadi bersamaan dengan tahun baru Jawa Sultan Agungan yang terjadi pada bulan Suro.

Tersebab itu pula sistem penanggalan Jawa Aboge, dengan beberapa perayaan hari-hari Islamnya, tak mencerminkan Islam yang Arab-oriented dan tak pula mencerminkan Hindu yang terlebih dahulu ada di Jawa. Tak ayal lagi, dalam hal ini, Sultan Agung ikut pula membidani lahirnya varian Islam-Jawa yang sudah dimulai pada era walisongo.

Aboge sendiri pada dasarnya adalah singkatan atas tahun Alip yang jatuh pada hari Rabu Wage. Tahun-tahun lainnya adalah ā€œAkatponoā€ atau tahun Ehe yang jatuh pada hari Ahad Pon. ā€œJangahponoā€ atau tahun tahun Jim Awal yang jatuh pada hari Jumā€™at Pon. ā€œJasapaingā€ atau tahun Je yang jatuh pada hari Selasa Pahing. ā€œDaltugiā€ atau tahun Dal yang jatuh pada hari Sabtu Legi. ā€œBemisgiaā€ atau tahun Be yang jatuh pada hari Kamis Legi. ā€œWunenwonā€ atau tahun Wawu yang jatuh pada hari Senin Kliwon. Dan ā€œJangahgiaā€ atau tahun Jim Akir yang jatuh pada hari Jumā€™at Wage.

Dengan demikian, menjadi terang kenapa para penganut Islam Aboge merayakan lebaran pada hari Rabu Kliwon, 04 Mei 2022, dan bukannya pada hari Senin Pon, 02 Mei 2022. Sebab, dalam sistem penanggalan Aboge, tahun ini adalah tahun Alip yang jatuh pada hari Rabu Wage, dimana menurut rumus ā€œWaljiro,ā€ yang merupakan singkatan dari Syawal hari 1 pasaran 2, bulan Syawal jatuh pada hari Rabu Kliwon.

Namun sebenarnya, di samping Aboge, pada hari ini ternyata orang Jawa mengenal pula sistem penanggalan yang bernama Ajumanis, Amiswon, dan Asapon. Meskipun tiga dari yang terakhir tak membuahkan sebuah golongan yang kemudian memiliki tradisi sendiri seperti Aboge, namun keempatnya sebenarnya adalah fase sejarah yang pernah dilalui oleh orang Jawa.

Sebagaimana Aboge, Ajumanis merupakan singkatan dari tahun Alip yang jatuh pada hari Jumā€™at Legi. Sementara Amiswon merupakan singkatan tahun Alip yang jatuh pada hari Kamis Kliwon. Sedangkan Asapon merupakan singkatan tahun Alip yang jatuh pada hari Selasa Kliwon. Jadi seumpamanya yang dipakai adalah Ajumanis, maka tahun baru atau tanggal 1 pasti jatuh di hari Jumā€™at Legi.

Astrologi Jawa yang sampai sekarang masih dipakai kebanyakan mendasarkan diri pada rumus Aboge, meskipun sebenarnya fase sejarah di Jawa telah sampai pada fase Asapon dimana dengan tahun masehi hanya selisih 1 hari. Jadi seumpamanya idulfitri kemarin memakai rumus Asapon, maka idulfitri akan jatuh pada hari Selasa Wage, 03 Mei 2022.

Namun, bagi kebanyakan orang Jawa ternyata rumus Aboge yang tetap dipakai. Tak sekedar bagi pengikut Islam Aboge saja, bagi kebanyakan orang Jawa pun rumus Aboge tetap menjadi dasar dalam menentukan urusan pernikahan, dst.

Di sinilah saya kira apa yang disebut M.C. Ricklefs sebagai ā€œsintesis mistikā€ yang dominan sejak era Sultan Agung di Mataram dan Pakubuwana II di Surakarta seolah terkodifikasikan. Sehingga, misalnya, untuk merubah rumus penanggalan mesti pula harus merombak sufisme Jawa dan keyakinan yang selama ini menopangnya. Sebab, menurut Ricklefs, ā€œsintesis mistikā€ ini sebenarnya adalah hasil pemahaman orang Jawa atas sufisme yang seturut dengan zaman dan kebudayaan yang melingkupinya.

Ricklefs pun menegaskan pula bahwa karena spiritualitas Jawa seperti yang mendasari Islam Aboge inilah, yang sebelum Islam datang di Jawa telah terlebih dahulu ada, konon agama Islam dapat diterima secara leluasa dan berkembang biak di Jawa. Sebab, ternyata Islam dengan sufismenya sama sekali tak asing bagi orang Jawa pada masa itu.

Maka, lazim ketika waktu itu orang Jawa yang sudah memeluk agama Islam dan bahkan telah bersyariā€™at juga percaya pada keberadaan Nyi Rara Kidul, para danyang, dst., dimana kepercayaan-kepercayaan semacam ini jelas tak ada di Arab ataupun di negeri-negeri lainnya.

Penulis lepas. Mengembangkan cross-cultural journalism, menulis, menggambar, dan bermusik

2121 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada penguatan pilar-pilar kebangsaan dan kenegaraan
Articles
Related posts
Telaah

Jika Soeharto Tidak Pernah Jadi Presiden, RI Jadi Negara Apa?

2 Mins read
Benarkah ada upaya menghilangkan jejak korupsi dari Presiden RI Soeharto imbas MPR resmi mencabut dari TAP MPR Nomor 11 Tahun 1998 kemarin?…
Telaah

Hukum Mencium Tangan Menurut Empat Madzhab

2 Mins read
Mencium tangan merupakan tradisi yang sudah biasa orang Indonesia lakukan sebagai bentuk hormat. Sebenarnya di beberapa bagian negara lain bentuk penghormatan tidak…
Telaah

Siapa Sosok Guru Ranggawarsita?

3 Mins read
Mendengar nama Ranggawarsita, kilas ingatan pasti membayang gelar agung yang disandang ā€œSang Pujangga besar Kraton Surakartaā€. Begitu pula dengan nama Masjid Tegalsari,…
Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *