Telaah

Tradisi Sedekah Laut di Desa Kumpulrejo: Sebuah Telaah

3 Mins read

Desa Biru, Kendal, tradisi sedekah laut kembali digelar oleh warga Desa Kumpulrejo pada Minggu (21/07/2024), Kegiatan ini dimulai dari Jembatan Mbiru sekitar pukul 08:00 pagi. Sedekah laut merupakan tradisi tahunan yang dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk rasa syukur atas hasil laut yang melimpah.

“Sedekah laut ini merupakan cara kami untuk bersyukur kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan dari laut. Kami berharap dengan melaksanakan tradisi ini, hasil tangkapan ikan di masa depan akan semakin melimpah,” ujar salah warga Desa Kumpulrejo.

Kegiatan ini diawali dengan prau yang dinaiki oleh warga desa mulai bergerak menuju ke arah tengah laut. Setibanya di tengah laut, mereka menemukan sebuah prau kecil yang menjadi titik pusat acara. Prau yang dinaiki warga kemudian mengitari prau kecil tersebut sebagai simbol penghormatan.

Setelah itu, prau yang membawa warga kembali berjalan hingga tiba waktunya mesin prau dimatikan. Pada momen tersebut, warga Desa Kumpulrejo bersama-sama menikmati hidangan di atas prau sebagai simbol rasa syukur.

Acara ini tidak hanya dihadiri oleh warga desa, tetapi juga diikuti oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari UIN Walisongo.

“Kami sangat senang bisa ikut serta dalam acara ini. Selain mempererat hubungan dengan masyarakat, kami juga belajar banyak tentang tradisi lokal dan rasa syukur yang diwujudkan melalui sedekah laut,” kata salah satu mahasiswa KKN.

Sedekah laut merupakan bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada laut sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat pesisir. Tradisi ini menggambarkan keterikatan yang kuat antara manusia dengan alam, serta doa dan harapan agar hasil laut tetap melimpah dan berkah.

Acara ini berjalan dengan lancar dan penuh hikmat. Semangat kebersamaan dan rasa syukur yang terpancar dari setiap peserta menambah kehangatan dalam tradisi sedekah laut di Desa Kumpulrejo.

Sedekah Laut adalah sebuah tradisi yang telah lama dilestarikan oleh masyarakat pesisir di Indonesia, termasuk di Desa Kumpulrejo. Tradisi ini bukan hanya sebuah acara budaya, tetapi juga memiliki makna spiritual dan sosial yang mendalam. Dalam tradisi ini, masyarakat melakukan berbagai ritual untuk menghormati laut sebagai sumber penghidupan dan meminta berkah serta keselamatan.

Tradisi Sedekah Laut di Desa Kumpulrejo memiliki akar sejarah yang kuat, yang konon sudah ada sejak nenek moyang mereka menetap di wilayah tersebut. Ritual ini biasanya dilakukan setiap tahun, dan waktu pelaksanaannya sering kali disesuaikan dengan kondisi laut dan musim penangkapan ikan yang menguntungkan. Sejarah tradisi ini seringkali dikaitkan dengan kepercayaan lokal terhadap dewa-dewa laut dan roh leluhur yang diyakini menjaga dan memberikan berkah kepada para nelayan.

Rangkaian Acara

Sedekah Laut di Desa Kumpulrejo biasanya terdiri dari beberapa tahapan penting:

  1. Persiapan: Masyarakat mulai mempersiapkan berbagai keperluan untuk ritual, termasuk perahu-perahu yang akan digunakan, sesajen, dan perlengkapan upacara lainnya. Persiapan ini melibatkan seluruh komunitas, yang bekerja sama untuk memastikan segala sesuatunya berjalan lancar.
  2. Ritual di Laut: Puncak acara adalah pelarungan sesajen ke laut. Sesajen biasanya terdiri dari berbagai hasil bumi, makanan, dan bunga yang diletakkan di atas perahu kecil. Perahu ini kemudian dilepas ke laut sebagai simbol penghormatan dan persembahan kepada roh laut dan leluhur.
  3. Doa Bersama: Sebelum pelarungan, pemuka adat atau tokoh agama setempat memimpin doa bersama untuk memohon keselamatan, keberkahan, dan hasil tangkapan ikan yang melimpah.
  4. Perayaan: Setelah ritual pelarungan, biasanya diadakan berbagai kegiatan perayaan seperti pentas seni, musik tradisional, dan pesta rakyat. Perayaan ini tidak hanya sebagai ungkapan syukur tetapi juga sebagai ajang mempererat hubungan antarwarga.

Makna dan Fungsi Sosial

Tradisi Sedekah Laut memiliki beberapa makna dan fungsi penting bagi masyarakat Desa Kumpulrejo:

  1. Spiritual: Ritual ini mencerminkan rasa syukur dan penghormatan kepada laut sebagai sumber kehidupan. Ini juga merupakan bentuk doa dan permohonan kepada Yang Maha Kuasa untuk melindungi dan memberkati para nelayan.
  2. Sosial: Sedekah Laut mempererat hubungan sosial antarwarga. Kerja sama dalam persiapan dan pelaksanaan acara ini menciptakan rasa kebersamaan dan solidaritas. Ini juga menjadi momen untuk mempererat hubungan keluarga dan antarwarga yang mungkin jarang bertemu dalam keseharian.
  3. Budaya: Tradisi ini merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan. Melalui Sedekah Laut, generasi muda dapat belajar dan memahami nilai-nilai leluhur serta pentingnya menjaga kelestarian budaya lokal.
  4. Ekonomi: Secara tidak langsung, tradisi ini juga dapat berdampak positif terhadap ekonomi lokal. Perayaan dan keramaian yang terjadi bisa menarik pengunjung dari luar desa, yang berpotensi meningkatkan pendapatan melalui sektor pariwisata dan perdagangan lokal.

Tantangan dan Pelestarian

Seperti tradisi lainnya, Sedekah Laut di Desa Kumpulrejo menghadapi berbagai tantangan, termasuk modernisasi dan perubahan sosial. Generasi muda yang lebih terpapar budaya global mungkin kurang tertarik atau memahami pentingnya tradisi ini. Oleh karena itu, perlu ada upaya pelestarian yang melibatkan edukasi dan pengenalan tradisi kepada generasi muda.

Pemerintah dan komunitas lokal juga perlu bekerja sama untuk menjaga kelestarian lingkungan laut, mengingat laut yang bersih dan sehat adalah kunci utama untuk keberlangsungan tradisi ini.

Tradisi Sedekah Laut di Desa Kumpulrejo adalah salah satu contoh kekayaan budaya Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai spiritual, sosial, dan budaya. Pelestarian tradisi ini memerlukan dukungan dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi muda, agar warisan budaya ini tetap hidup dan dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang. Dengan menjaga dan melestarikan tradisi ini, kita tidak hanya menghormati leluhur tetapi juga memastikan bahwa nilai-nilai kebersamaan dan rasa syukur tetap terjaga dalam kehidupan bermasyarakat.

Fadia Nur

Mahasiswa UIN WALISONGO
1658 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
Telaah

Ekosistem Bisnis Car Rental di Bandara Soekarno Hatta

23 Mins read
Bandara Internasional Soekarno-Hatta merupakan gerbang utama transportasi udara Indonesia dengan jumlah penumpang yang terus meningkat setiap tahunnya. Sebagai salah satu bandara tersibuk…
Telaah

Prinsip Pareto: Strategi Cerdas Manajemen Keuangan Saat Lebaran

1 Mins read
Lebaran selalu menjadi momen yang dinanti-nanti, penuh kebahagiaan dan kebersamaan. Namun, tak bisa dimungkiri, momen ini juga identik dengan peningkatan pengeluaran. Dari…
Telaah

Ketidakpastian Opini Publik, Antara Keyakinan dan Ambivalensi

3 Mins read
“Lebih baik ragu-ragu daripada salah melangkah, atau lebih baik yakin meski tersesat?” Pernyataan ini mungkin terdengar seperti dilema filosofis yang biasa ditemukan dalam…
Power your team with InHype
[mc4wp_form id="17"]

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *