Banyak frasa dan kutipan bijak dari para seniman yang sering kita dengar di dunia ini, salah satunya ‘vivere pericoloso’ sebuah frasa terkenal dari Italia yang berarti hidup penuh bahaya.
Konon frasa tersebut digunakan sebagai slogan kaum Fasis oleh Benito Mussolini, dan dijadikan judul Pidato pada Hari Kemerdekaan Tahun 1964 oleh Presiden Pertama Indonesia yaitu Bung Karno. Tahun tersebut kemudian dikenal sebagai Tahun Vievere Pericoloso yang di mana dengan jelas mewakili situasi dan posisi Soekarno selaku Presiden Indonesia saat itu.
Kala itu pada masa kepemimpinan Bung Karno, Indonesia sedang gempar didera friksi antar kelompok (antara AD dan PKI), serta terjadi konfrotansi dengan Malaysia sehingga munculah istilah ‘Ganyang Malaysia’ saat itu. Seperti semangatnya yang berkobar dalam setiap penyampaian orasi, keberaniannya pun juga begitu.
Bung Karno yang pada saat itu mengidap masalah ginjal berani mengatakan ‘tidak’ kepada Amerika dan isu atas kedekatannya dengan RCC dan Unive Soviet.
Indonesia pada akhirnya mampu menumpas PKI dan berdamai dengan Malaysia, sampai pada tahun 1966 munculnya Supersemar menandakan selesainya kekuasaan Bung Karno sebagai Presiden.
Sejak saat itulah arti dari istilah ‘vivere pericoloso’ mulai berganti menjadi hidup mendekati bahaya yang dulunya kerap dikaitkan dengan kehidupan para jurnalis terutama wartawan politik. Istilah tersebut pada akhirnya mati dengan sendirinya pada sejak era Gus Dur hingga saat ini.