Pilarkebangsaan.com. Tidak terasa pandemi Covid-19 telah lama menjangkiti orang-orang di setiap belahan dunia. Mulai menyebar dari China, sekarang virus itu telah bermutasi hingga memunculkan beberapa varian. Adanya pandemi memang memberi dampak negatif kepada setiap lini kehidupan manusia. Namun di sisi lain hadirnya pandemi membuat masyarakat menyadari akan pentingnya hidup sehat dan kemajuan teknologi.
Teknologi dari hari ke hari semakin berkembang secara pesat. Aktivitas atau setiap kegiatan menjadi lebih cepat dan efisien dengan memanfaatkan platform-platform digital yang mendukung. Selain itu, semua kegiatan yang umumnya dilakukan secara luring juga dapat diganti menjadi secara daring.
Hadirnya Augmented Reality, Virtual Reality, Internet of Things, dan Artificial Intelligence menunjukkan bahwa teknologi digital berkembang dengan pesat. Penerapannya juga sedah merebak ke berbagai sektor. Oleh karena itu, hal ini merupakan sebuah kesempatan dan juga tantangan dalam mengembangkan dakwah Islam.
Metode Dakwah Islam
Dakwah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sebuah penyiaran agama dan pengembangannya di kalangan masyarakat (seruan untu memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama). Kata dakwah sendiri sebenarya berasal dari bahasa Arab masdar (kata benda) dari kata kerja da’a yad’u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.
Rujukan atau dalil yang menjadi dasar dalam melaksanakan dakwah adalah Al-Qur’an surat An-Nahl: 125
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
Dalam ayat ini metode dakwah Islam ada tiga, yakni:
1. Al-Hikmah (berdakwah dengan bijaksana, budi mulia, benar, dan berhati bersih)
2. Al-Mau’idzah Hasanah (memberikan pengajaran, bimbingan, pendidikan serta contoh yang baik)
3. Al-Mujadalah bi Al-Lati Hiya Ahsan (berdialog atau bertukar pendapat secara baik).
Tantangan Dakwah Masa Kini
Perubahan zaman yang semakin modern dan canggih telah mempengaruhi muslim dan non-muslim secara signifikan. Perubahan zaman juga mempengaruhi cara berfikir setiap orang. Secara global perubahan zaman juga menjadi tantangan tersendiri dalam dakwah Islam.
Menurut Dr. Hj. Norma Sari, S.H., M.Hum. (Wakil Ketua MPK PP ‘Aisyiyah) dalam acara Kajian Indahnya Cahaya Islam pada tanggal 1 Oktober 2021, ada beberapa tantangan global yang harus dihadapi dalam dunia dakwah, yakni:
1. Isu Globalisasi
2. Maraknya Migrasi
3. Adanya revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Persoalan eksplorasi alam semesta
5. Munculnya kajian-kajian evolusi genetika
6. Pendidikan di ranah publik dan literasi
7. Peningkatan pemahaman harkat dan martabat manusia
8. Adanya interaksi antar keyakinan
9. Konsep kesetaraan antar bangsa
10. Kesetaraan gender.
Selain kesepuluh tantangan di atas, tantangan dakwah di Indonesia sekarang ini adalah masalah pandemi dan pasca pandemi. Para dai harus bisa menyadarkan konsep pandemi dalam Islam dan hal-hal yang berkaitan tentang kesehatan dan keselamatan bagi setiap Muslim. Selain itu juga munculnya era disrupsi dalam semua bidang baik teknologi, budaya, pendidikan, dan sosial lainnya.
Strategi Dakwah
Tantangan para dai pada modern ini memanglah banyak. Namun hal tersebut juga berbanding lurus dengan peluang atau kesempatan bagi dakwah Islam. Menjawab tantangan itu, Islam harus membuat strategi dakwah yang berbasis pada pemanfaatan teknologi modern. Seperti pemanfaatan jejaring sosial (social network), website, aplikasi-aplikasi mobile, dan sebagainya.
Pemberdayaan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, YouTube, Telegram, Instagram untuk media dakwah merupakan strategi yang harus menjadi fokus para pendakwah saat ini. Selain itu perlu juga membuat website-website yang ditujukan untuk keperluan dakwah serta penciptaan aplikasi-aplikasi melalui smartphone yang lebih mudah dan praktis.
Dakwah memang merupakan kewajiban setiap muslim dan muslimah. Di era yang serba teknologi seperti saat ini perlu adanya sinergi dan kolaborasi yang bagus antara generasi muda dan generasi tua. Dengan memadukan kemampuan dan refleksi antar generasi tersebut maka dakwah dapat berkembang dan memberikan dampak yang lebih jauh lagi
Dengan memanfaatkan media-media yang kekinian, para dai dapat melakukan aktivitas dakwahnya secara lintas sektoral dan lintas geografis. Dakwah sekarang ini dapat bersifat global, efektif, efisien, dan lebih cepat diterima oleh masyarakat. Hal itu dapat dilaksanakan dengan memberdayakan koloborasi dakwah antar generasi.
Mahasiswa Sejarah dan kebudayaan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan founder Komunitas jejak Kisah. Selengkapnya baca di sini I