Jaga Pilar

Kisah Bung Hatta dari Lapangan Bola: Seorang Bek Tangguh yang Sulit Ditembus Lawan

1 Mins read

Mohammad Hatta menghabiskan masa kecilnya di Bukit Tinggi, Sumatra Barat. Di tempat dengan nuansa sejuk karena diapit oleh Gunung Merapi dan Singgalang ini, Bung Hatta tidak hanya menghabiskan waktu untuk mencari ilmu.

Suatu hari, Bung Hatta terlambat pulang karena bermain sepakbola. Dirinya kemudian dihukum neneknya, disuruh berdiri di bawah pohon jambu. Neneknya tak mengizinkan Hatta bermain sepakbola, karena satu-satunya anak lelaki di kalangan keluarga.

“Kepada Hatta inilah tertumpah harapan seluruh keluarga,” tulis Solichin Salam dalam Bung Hatta: Profil Seorang Demokrat yang dimuat Historia.

Bung Hatta baru bisa bermain sepak bola dengan bebas ketika sekolah MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau sekolah menengah pertama). Dirinya bermain sepak bola di alun-alun kota, di depan Kantor Gemeente, Padang.

Bawa timnya juara

Hatta ketika itu masuk perkumpulan sepakbola Swallow. Keahlian olah bolanya mulai terasah karena biasa berlatih dan bermain di Plein van Rome (kini Lapangan Imam Bonjol). Teman-teman mengenal Bung Hatta sebagai pemain bertahan yang tangguh.

“Sukar dilewati pemain lawan sehingga dijuluki Onpas Serbaar (sulit ditembus).

Doesky Pandoe, seorang wartawan dari Padang menyebut Hatta cukup berbakat dalam bermain sepak bola. Bahkan dirinya pernah membawa klubnya juara Sumatera selama tiga tahun berturut-turut.

Hatta juga ditunjuk sebagai bendahara klub karena kemampuannya yang cakap dalam mengatur keuangan. Apalagi untuk bisa bermain, bolanya harus beli sendiri dari uang iran perbulan dari anggota.

“Bola harus dibeli dan uang pembeliannya harus dikumpulkan berangsur-angsur dengan jalan membayar kontribusi tiap-tiap bulan,” ujar Hatta.

Selalu bermain bola

Hatta tak melupakan kesukaannya bermain sepakbola walau sudah jadi aktivis perjuangan. Dia bermain bola bersama Sutan Sjahrir, dan beberapa tahanan politik lainnya di Boven Digul, Papua.

Mohammad Bondan dalam Memoar Seorang Eks-Diguls: Totalitas Sebuah Perjuangan masih ingat posisi para pemain yang tampil di pertandingan persahabatan itu. Ketika itu penghuni lama bisa menang dengan skor 3-1.

“Marwoto sebagai penjaga gawang, di depannya berjaga dua pemain bertahan bertahan Bung Hatta dan Burhanuddin. Tiga pemain gelandang Datuk Singo di kiri, Maskun di tengah serta Sabilal Rasad di kanan. Di depan berjejer lima penyerang yakni Suka, Bondan, Sjahrir, Lubis dan Muhidin,” tulisnya.

Seiring berjalan, Bung Hatta yang telah menjadi dwitunggal dengan Soekarno masih tetap bermain sepakbola. Walau tak lagi jadi pemain, dirinya tetap mengikuti beberapa pertandingan klub lokal maupun tim nasional.

Selengkapnya baca di sini

969 posts

About author
Pilarkebangsaan.com adalah media yang menfokuskan diri pada topik kebangsaan, keadilan, kesetaraan, kebebasan dan kemanusiaan.
Articles
Related posts
Jaga Pilar

Urgensi Peningkatan Kemampuan Da’i untuk Tangkal Radikalisme

1 Mins read
Satuan Tugas Operasi Madago Raya melalui Satgas II Preemtif baru-baru ini melaksanakan kegiatan Peningkatan Kemampuan Calon Da’i/Da’iyah di Aula Endra Dharmalaksana Polres…
Jaga Pilar

Kemanan Cyber sebagai Upaya Melindungi NKRI

2 Mins read
Keamanan cyber, juga dikenal sebagai keamanan siber, adalah upaya untuk melindungi sistem komputer dan jaringan dari berbagai ancaman atau akses ilegal. Keamanan…
Jaga Pilar

Menilik Matinya Kritisisme: Tantangan Kebangsaan Terkini

3 Mins read
Kesadaran manusia sebagai makhluk berkesadaran rupanya tidak banyak disadari oleh manusia, dengan kata lain hanya sedikit dari mereka yang sadar sebagai makhluk…
Power your team with InHype

Add some text to explain benefits of subscripton on your services.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *