Pilarkebangsaan.com – Ketua Pengurus Wilayah (PW) Fatayat Nahdhatul Ulama (NU) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Khotimatul Husna mengatakan, Pancasila merupakan nilai mendasar dan sumber inspirasi untuk mewujudkan keadilan dalam relasi gender.
“Perumusan Pancasila yang melibatkan peran aktif ulama saat itu jelas bersumber dari nilai ajaran Islam juga. Jadi, kita sebagai penerus perjuangan para ulama dan pendiri bangsa punya tanggung jawab untuk melestarikan nilai-nilai Pancasila sebagai fondasi atau dasar negara” kata Nyai Khotim panggilan akrabnya saat dihubungi Mubadalahnews, Sabtu, 1 Juni 2019.
Ia menilai, di dalam nilai-nilai Pancasila juga mengandung ajaran ketauhidan, menjunjung tinggi kemanusiaan, persatuan dan taawun (tolong menolong) dalam kebaikan, keadilan dan kesetaraan, serta kesejahteraan.
“Nilai-nilai mulia itu adalah nilai-nilai mendasar ketika kita ingin mewujudkan keadilan gender. Kita tidak bisa menjalankan ajaran tauhid dengan benar kalau kita masih menghambakan dan memperbudak. Yang lain misalnya juga kita tidak berperikemanusiaan kalau masih mendiskriminasi yang lain,” jelasnya.
Oleh sebab itu, dari nilai-nilai pancasila tersebut, ujar dia, seharusnya saling tolong-menolong antara laki-laki dan perempuan atau dengan pihak lainnya untuk kemaslahatan.
“Keadilan dan kesejahteraan hanya bisa terwujud jika semua, termasuk laki-laki dan perempuan, bekerja sama,” ucapnya.
Ia pun mengingatkan, Pancasila penting diterapkan karena selain sebagai dasar negara. Pancasila juga sebagai kesepakatan bersama sebagai bangsa Indonesia.
“Dengan memahami nilai Pancasila, kita akan lebih menghargai kemanusiaan tanpa diskriminasi untuk kemaslahatan seluruh alam,” tutupnya. (RUL)